24. Lie

1K 54 3
                                    

"Yeoboseyo?"

"Aku tidak bisa."

"Tapi--baiklah, tunggu aku lima belas menit lagi akan sampai."

Aku menolehkan kepalaku menghadap Jimin yang sudah memakai jaketnya dan mengambil kunci mobil.

"Oppa ingin kemana?" tanyaku padanya saat ia menghampiriku dan memelukku sebentar lalu mencium kening serta bibirku sekilas.

"Aku hanya sebentar. Kamu jangan kemana-mana." ucapnya memperingati.

"Aku ingin ikut." rengek ku padanya. Jimin menggelengkan kepalanya nya.

"Aku hanya sebentar." ucapnya dan kemudian benar-benar meninggalkan ku. Aku memincingkan mataku.

Aku memutuskan untuk mengambil jaketku serta ponsel dan juga kunci mobil. Setelahnya mengendap-endap turun kelantai bawah. Setelah melihat mobil Jimin sudah keluar dari perkarangan, aku segera masuk kedalam mobilku dan mengikuti mobil Jimin dari jarak yang lumayan jauh agar Jimin tidak menyadari nya.

Aku sadar bahwa tempat ini tidak jauh dari Sungai Han. Mobil Jimin terparkir di depan taman. Aku memutuskan untuk turun dari mobil mengikuti Jimin pergi. Aku memakai topi jaketku untuk menutupi kepalaku agar tidak terlalu terlihat. Setelahnya dapat aku lihat Jimin menemui Yuki yang sedang duduk seorang diri dibangku taman. Jimin segera duduk disampingnya. Aku memutuskan untuk bersembunyi disalah satu pohon besar yang tidak jauh dari mereka agar bisa mendengar ucapan mereka.

"Maaf menunggu lama."

Itulah kalimat pertama yang Jimin lontarkan saat duduk disebelah Yuki. Wanita itu sedikit menggeser duduknya menjauh dari Jimin.

"Tidak apa-apa."

Aku masih berusaha untuk mendengarkan percakapan mereka.

"Ada apa? Aku tidak bisa berlama-lama." ujar Jimin. Aku sedikit mengintip untuk melihat apa yang sedang mereka lakukan. Ternyata belum ada perubahan, keduanya masih duduk dengan jarak yang berjauhan.

"Aku hanya ingin menanyakan masalah kerja sama."

"Apa? Bukan kah aku--"

"Kenapa kamu memutuskan nya begitu saja? Apa karena pembicaraan kita waktu itu dimobil?"

"Aku sudah tidak ingin berhubungan apapun lagi denganmu sekalipun itu menyangkut pekerjaan."

"Tapi kenapa? Apa kamu belum bisa memaafkanku?"

Untuk kali ini aku tidak mendengar suara Jimin. Aku memutuskan untuk mengintip sekali memastikan Jimin. Pria itu hanya menundukkan kepalanya.

"Ayolah Jim. Jangan kekanakan! Hanya karena aku mantanmu kamu tidak ingin berhubungan lagi dengan ku walaupun itu masalah kerja sama."

Aku terkejut mendengar pernyataan Yuki. Jadi, dia adalah mantan Jimin? Tapi--apa yang sebenarnya Jimin sembunyikan? Dia hanya berkata padaku bahwa dia hanya pernah berpacaran sekali dan juga mantannya telah tewas tertembak saat Jimin ingin melamarnya. Ada apa sebenarnya? Apa Jimin membohongiku?

"Aku tidak bisa. Aku minta maaf. Mulai sekarang, jangan pernah menghubungiku lagi. Aku tidak ingin Jae Hwa tahu mengenai ini."

Aku segera berlari saat melihat Jimin sudah bangkit dari duduknya. Berlari secepat mungkin kedalam mobil. Bersyukur aku sudah bisa masuk kedalam mobil. Ah aku harus pergi dari sini sekarang juga sebelum Jimin menyadari kehadiranku. Tapi, jika menggunakan logika, pasti aku akan ketahuan mengingat bahwa Jimin juga sudah mulai menjalankan mobilnya juga saat ini. Aku harus apa agar aku bisa sampai rumah lebih dulu tanpa ketahuan ataupun dicurigai olehnya?

My Little Wife | Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang