Bandung; ice cream

648 78 1
                                    

"Aku baru tahu kalau kau seorang barista juga, ku kira kau hanya berjaga di kasir" ucap lelaki yang mengaku bernama Johnny. Ia sedang duduk di meja bar menghadap dapur barista

"Profesi sampingan" jawabku yang sempat menengok kearahnya

"Ku kira kau tidak bekerja hari ini" ucap Jonny dan aku hanya menanggapinya dengan senyuman

Ddrrrtt drrttt

"Itu milikku" Johnny memamerkan alarm yang dia sodorkan padaku

"Ah, tentu saja tuan espresso" ucapku lalu memberikan segelas kopi padanya

"Kudengar kau selesai pukul tiga sore?" Johnny menengok jam tangannya beberapa detik "20 menit lagi kau sudah selesai, bukan?"

Aku masih sibuk membuat kopi ketika Johnny terus-menerus mengajakku berbicara

"Apakah Riko baru saja memberitahumu?" Riko adalah penjaga kasir yang menggantikanku ketika aku menjadi barista

"Entahlah aku tidak tahu namanya, tapi ia yang berjaga di kasir sekarang" jawab Johnny

20 menit terasa sangat cepat ketika kau melakukan hal yang menyenangkan—maksudku membuat kopi, bukan berbicara dengan Johnny

Selesai bekerja, Johnny masih mamaksaku untuk membelikan segelas kopi. Ia bilang, ia sangat berterima kasih padaku, dan aku bilang aku sedang tak ingin meminum kopi, aku bekerja di cafe yang menjual berbagai macam kopi, jadi sudah terlalu bosan untuk meminum kopi

Setelah 10 menit berjalan dari cafe tempatku bekerja, akhirnya aku dan Johnny sudah sampai di salah satu cafe ice cream kesukaanku

"Aku baru tahu ada yang seperti ini di Bandung" ucap Johnny yang baru saja mamasuki cafe ice cream

"Tempatnya memang tak terlalu kelihatan, tapi ice cream disini cukup enak" ucapku

"Apakah kau sangat suka ice cream?" Aku mengangguk "Pesanlah apapun yang kau mau, sebagai ucapan terima kasih" Jonny memberikan daftar menu padaku

Entah sudah berapa kali aku mendengar ia mengucapkan kalimat 'sebagai ucapan terima kasih' hingga bosan telingaku mendengarnya

Aku hanya memesan 3 scoops ice cream rasa vanilla, coklat, dan strawberry yang sebelumnya sudah kuucapkan pada Johnny

"Hanya itu?" Aku mengangguk

"Baiklah, kami pesan 3 scoops ice cream vanilla, coklat, strawberry. 2 waffle float, dan—" Johnny menatapku "kau mau minum apa?" Tanyanya padaku

"Tidak, ice cream saja" jawabku

"Ck! Satu milkshake vanilla, satu milkshake coklat, dan french fries. Itu saja" lanjut Jonny

"Baiklah, silahkan duduk dan tunggu sebentar" ucap sang pelayan

Johnny memilih untuk duduk di lantai atas, jika sore seperti ini suasananya memang sangat sejuk dari atas. Bisa melihat jalanan kota Bandung yang tidak terlalu ramai karena seperti yang kubilang sebelumnya, tempat ini tidak berada di jalanan utama, jadi cukup sepi

"Kutebak kau pasti sedang liburan di Bandung, kan?" Aku membuka suara setelah duduk di kursi diluar ruangan lantai atas

"Gotcha! Benar. Bisa kau tebak lagi dari mana asalku?"

"Jakarta? Orang sepertimu sudah sering kulihat di cafe"

"Ah, aku hampir lupa kalau kau bekerja di cafe dan bertemu banyak orang baru" ucapnya "apa kau juga pernah pergi bersama pelanggan di cafemu?—maksudku seperti aku. Apa kau berteman juga dengan pelangganmu hingga pergi berdua seperti ini?" Lanjutnya

"Tidak. Kau yang pertama, itupun karena kau memaksa" Johnny hanya tersenyum "apa kau mahasiswa yang sedang berlibur?" Tanyaku lagi

"Ya, benar. Aku seorang mahasiswa yang sedang liburan di Bandung" jawabnya "kali ini biar kutebak, kau pasti mahasiswi yang sedang mengisi liburan dengan bekerja di cafe, kan?"

Aku tersenyum "semudah itukah menebak profesiku?" Johnny malah tertawa

"Benarkah? Kutebak lagi kau pasti bukan mahasiswi jurusan sains atau pendidikan. Wajahmu tak menunjukkan mahasiswi yang senang berfikir" Johnny tertawa

Aku menganggukkan kepala sambil tersenyum "dan kau pasti mahasiswa fakultas kedokteran. Aku benar, kan?"

Seperti sebuah panah yang menusuk dadanya. Johnny langsung diam membeku "darimana kau tahu? Apakah kau sudah mencari tahu tentangku sebelumnya?"

Aku tertawa melihat ekspresi Johnny "Tidak usah terlalu percaya diri, kau kira ada berapa banyak nama Johnny di negara ini sampai aku bisa menemukanmu hanya dalam satu malam? Tuh" aku menunjuk stiker dibelakang ponsel Johnny yang memamerkan logo fakultas kedokteran salah satu kampus ternama di Jakarta—atau mungkin lebih tepatnya di Depok, bukan Jakarta

Johnny langsung membalikkan ponselnya "ah, ku kira kau seorang stalker" lelaki itu malah ikut tertawa

Setelah perkenalan yang cukup mengundang banyak tawa, makanan yang kami pesan pun datang

"Coklat atau vanilla?" Johnny menunjuk dua milkshake di meja "coklat. Kau harus mencoba rasa vanilla, itu sangat enak" jawabku

"Kenapa kau memilih coklat kalau vanilla lebih enak?" Tanyanya lagi

"Karena aku sudah sering mencobanya"

"Lalu kenapa kau bekerja di coffee shop dan menjadi barista jika kau sangat suka ice cream?" Tanya Johnny lagi

"Aku tidak akan kuat menahannya jika harus melihat ice cream terlalu sering. Aku benar-benar sangat menyukainya"

Banyak perbincangan yang kita bicarakan sore itu. Entah mengapa aku seperti sudah mengenal Johnny bertahun-tahun lamanya. Ia lelaki yang cukup asik untuk diajak berbincang

Aku menengok jam tangan yang kupakai "sudah jam enam sore, sepertinya aku harus pulang jika tak mau ketinggalan bus kota"

"Biar aku mengantarmu pulang" Johnny bangkit dari duduknya "ayo"

"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri" aku ikut bangkit dari duduk

"Jangan seperti itu, aku yang sudah mengajakmu keluar hingga pulang terlambat seperti ini. Aku akan mengantarmu"




To be continued....

Bandung [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang