sick.

3.7K 141 1
                                    

Sorry for typo and enjoy.

———

Sei masih setia menunggu. jujur ia mulai merasa bosan, ini sudah sekitar satu jam ia menunggu namun leon tak kunjung datang.

Di mana? Jadi jemput gak?

Tak ada respon dari Leon. Ia mendesah pelan saat hujan mulai turun secara deras.

" ya ampun udah jam segini." ia melihat jam di ponsel nya.

Sudah pukul enam dan Sei masih terjebak hujan. Merasa kesal ia terus menerus mengubungi leon.

Sekitar 20 panggilan telpon tak terjawab. Sei yang muak pun memutus kan untuk naik kendaraan umum. Walau ia tau saat seperti ini angkot-angkot akan sengaja melaju dengan cepat melewati nya.

Dengan tekat bulat gadis itu sengaja keluar dari tempat ia berteduh dan berdiri di samping jalan. Harap-harap ada angkot yang berhenti.

" bang... Bang.." teriak Sei.

Berulang kali hal yang sama ia lakukan namun tak ada satu angkot pun yang berhenti.

Seragam sekolah gadis itu mulai basah, merasa tak perduli dengan kondisi nya esok sei masih bersih keras menghentikan angkot yang lewat.

Naas, ini sudah berkali-kali dan tak ada satu angkot pun yang berhenti. " astaga.. Capek banget gue.. " kata Sei.

Entah dari mana, tiba-tiba sebuah angkot berhenti di hadapan nya.

" neng? Angkot?" tawar sang supir.

Sei tersenyum sumringah. " hehe iya bang."

Gadis itu masuk ke dalam angkot, penumpang lain menatap Sei jijik, seolah berharap agar Sei menjaga jarak dari mereka. Sei faham, seragam nya basah mungkin karena itu.

Sengaja gadis itu duduk dekat pintu kepala nya ia sandar kan ke jendela. udara serasa makin dingin bagi sei, tubuh gadis itu mulai menggil.

Mata nya mulai terasa berat, gigi nya juga mulai bergemeletuk. Ia memeluk tubuh nya sendiri berharap hawa dingin yang ia rasa kan berkurang.

🍁🍁🍁

" Sei sayang.. Mau masuk sekolah gak hm? Kamu ke siangan loh.." ujar mama Sei sambil masuk ke dalam kamar anak nya.

" hm.."

" Sei?" mama Sei duduk di samping ranjang gadis itu.

" ma.. Sei gak enak badan.." gumam gadis itu.

mama sei memegang kening putri nya. " loh Sei kamu demam nak. Gak usah masuk kelas dulu ya. Mama kabarin lucy nanti."

Sei hanya mengangguk pasrah. Kepala nya terasa berat, mungkin akibat kemarin. Setelah mama nya Keluar.

Sei mendudukan diri nya. Mengingat-ingat kejadian kemarin, gadis itu tersenyum hambar.

Flashback

Sei berusaha Menahan hawa dingin yang tengah ia rasa kan. angkot yang ia tumpangi tiba-tiba berhenti.

" kenapa bang?" tanya nya.

" lampu merah neng."

Sei mengangguk faham, kemudian teringat akan Leon. " aduhh kenapa lupa gak ngabarin dia sih.."

Sei mencari ponsel nya kemudian mengbungi Leon. Seolah memberi tahu kalau dia akan pulang lebih dulu. Berjaga-jaga takut Leon mencari nya nanti.

Satu notif pesan yang belum terbaca.

Leon😈

Maaf gak bisa jemput, gua mau anter anjani soal nya.

Sei mendengus, sedikit kesal karena merasa di beri harapan palsu.

Iya gapapa.

Gadis itu menatap keluar jendela. Ia melihat jelas kalau laki-laki yang mengendarai motor hitam di sebelah nya itu adalah Leon.












Dan ada seorang gadis di belakang nya, tengah memeluk Leon erat. Sei melihat nya, ia meremas rok nya.

Buat apa ngabarin dia kalau bukti nya dia gak akan nyariin gue, dia kan sibuk sama gebetan nya -fikir Sei.

Meskipun Sei tak suka Leon,tapi. mungkin wanita mana yang mau di bohongi seperti Sei. Menunggu lama tanpa hasil yang jelas.

Flashback of

Sei menghapus air mata nya. " ih.. Kenapa nangis sih, ngapain nangisin leon coba.."

Sei menghapus air mata nya secara paksa. ".. Dia cuma bikin lo sakit kaya gini doang sei. Cepet-cepet minta putus deh." kata nya pada diri nya sendiri.

Bad boyfriend [END]Where stories live. Discover now