for who?

3.3K 124 1
                                    

Sorry for typo and enjoy.

———

Sudah sekitar seminggu Sei dan Leon bertengkar karena Anjani. Semua seolah kembali normal saat akan pekan semester.

Itu karena Sei yang semangat untuk mengajari Leon belajar. Namun lagi-lagi niat Sei di tolak laki-laki itu. Wajah Sei pun kembali masam.

Sudah banyak sekali alasan yang di berikan.

" mau kemana?" tanya Sei saat mereka sedang di dalam cafe.

Sesuai janji leon mengajak sei untuk sarapan di cafe. Namun saat mengungkit-ungkit masalah belajar laki-laki itu malah menolak.

" pening." kata nya asal.

" ayo.. Ini kerjain." Sei menyodorkan buku matematika nya.

" Sei.. Aku bisa belajar sendiri." kata nya mematap sei tajam.

" ya lebih sering aku bawel gini kan kamu jadi rajin belajar.. Ya kan?" sahut Sei santai.

" tenangin aja. Ngapain di ribetin, cuma ulangan doang." balas Leon jauh lebih santai.

Sei mendelik, gadis itu sudah ancang-ancang ingin menampar leon dengan buku di tangan nya. Namun sayang laki-laki itu malah menahan lengan nya.

" jangan kasar sama pacar sendiri.." ujar Leon kemudian.

Sei mengerucutkan bibir nya kemudian menarik lengan nya paksa. Ia membuka buku nya kasar kemudian mencoret-cotekan buku itu dengan rumus-rumus yang harus dia hafal.

" kita.. Bisa gak ya, bertahan lama?" kata Leon tiba-tiba.

Sei mendongak menatap Leon akhir nya. Laki-laki itu menatap Sei nanar.

" maksud kamu?" tanya Sei bingung.

" udah lah. Aku emang lagi suka ngelantur, sarapan dulu aja sana." titah nya.

" heem.." angguk Sei.

Jujur hati Sei masih di banjiri rasa penasaran. Ia bertanya-tanya apa kah tanda kalau Leon akan memutuskan hubungan nya? Apakah dia akan pisah dengan leon?

Drtttt~~

Ponsel Sei berbunyi. Cepat-cepat gadis itu menggapai benda persegi panjang itu dalam genggaman. Mengangkat sebuah panggilan masuk dari sana.

" halo, assalamualaikum? Seina?"

" wa'alaikumsalam. Ada apa ma?" tanya Sei sambil menatap Leon yang seolah sedang bertanya 'siapa?' tanpa bersuara.

" mama.." kata Sei.

" nak, kamu di mana? Bisa pulang? Papa udah sampai rumah loh.."

Senyum gadis itu mengembang. Akhir yang selama ini dia tunggu pun akhir nya tercapai. Kepulangan ayah nya, beliau selalu sibuk dinas hingga harus meninggalkan anak istri.

" ya, udah ma.. Aku pulang sekarang."

" memang lagi sama siapa?"  tanya mama Sei tiba-tiba.

Gadis itu tersenyum canggung. " sama Leon.."

" cepat pulang."

Setelah itu panggilan telephone benar-benar di tutup. Sei manatap Leon dengan tatapan mata berbinar.

" mama nyuruh pulang, anter aku pulang yuk.." seru sei semangat.

" kenapa emang nya? Tadi pas aku izin jemput mama mu bilang boleh sampai Sore." balas Leon.

" papa ku pulang.."

🍁🍁🍁

Leon prov

Aku melangkah dengan langkah gontai, mengingat semua kejadian yang barusan aku lihat. Mendengar dengan jelas setiap kata perempuan yang dulu sangat amat aku cintai.

Anjani, gadis itu lemah untuk saat ini. Mata ku berhasil menatap mata nya saat kami berhenti di salah sebuah rumah yang tadi ia maksud kan.

Kami bertemu di jalan saat pulang sekolah. Selesai dari acara bicang-bincang soal rapat pemimpin tim futsal untuk ke juaraan seusai semester nanti, tak sengaja aku bertemu Anjani.

Dia yang minta di antar, tapi tak mau naik kendaraan apa pun. Alasan nya, jarak nya tidak jauh. Dan.. Dia bilang ingin lebih lama dengan ku.

" makasih sudah mau ngatar aku pulang.." ujar nya lembut.

Tak ada sahutan dari bibir ku, sadar kalau rasa sakit ku masih menyisa. Akibat ulah nya yang tega meninggalkan ku hanya karena terpaksa mendekati ku untuk uang yang kakek iming-imingi.

Dan tempo hari lalu, dia menampar ku saat aku mengantar nya di deras nya hujan hari itu.

" jangan marah sama aku.."

Aku enggan menjawab ucapan Anjani. Hendak meninggalkan gadis itu namun tangan ku di tahan. Pada hal posisi ku sudah memunggungi nya.

Tanpa di duga dia memeluk ku dari belakang.

" makasih udah selalu ada buat aku, selalu bisa bikin aku senyum, selalu percaya aku.." anjani menangis sambil memeluk ku erat.

" gak apa.. Anggap aja perasaan bodoh yang besok bakal hilang, karena.."

" karena sudah punya pemilik hati yang baru?" potong Anjani cepat.

Hati ku teriris kala gadis itu mengucap kan kalimat tersebut. Pemilik apa?

Aku menghembuskan nafas ku pelan. Berbalik menatap nya kemudian menggenggam bahu nya kuat.

" kamu salah. Kalau kamu fikir aku udah lupain kamu. Kamu tuh salah An, di hati aku. Sampai kapan pun cuma ada kamu. Baik-buruk nya kamu aku selalu terima itu.."

Dia tersenyum kemudian memeluk ku erat. Tapi maaf An, belum bisa aku melepas Sei.

Bad boyfriend [END]Where stories live. Discover now