-PART 10 (revisi)-

81.6K 3.4K 16
                                    

Nayara terdiam ditempatnya menatap sendu punggung Devan yang mulai menjauh darinya, Nayara terkejut ia tidak pernah mengira bahwa pertemuannya kembali dengan Devan akan seburuk ini

Ia kembali mendudukkan dirinya ditempat tidur UKS. Ia memejamkan matanya, pikirannya mengingat memori lamanya bersama Devan.

Flashback on
Kedua remaja yang masih duduk dibangku  SMP itu sedang bersantai ditaman sambil memakan ice cream vanila kesukaan mereka.

"Dev," panggil Ara pada Deva.

"Hm?"

"Em, nggak jadi deh."

"Kenapa, Ara.?" tanya Devan penasaran.

"Nggak jadi."

"Ck, Lo tuh kebiasaan benget sih. Suka banget bikin gue kepo," Ucap Devan Kesal.

Naya terkekeh melihat wajah kesal Devan sahabatnya dari kecil sampai sekarang. Saat Deva kesal, entah kenapa Ara suka melihatnya.

"Kalo misalnya gue suka sama lo gimana?"

"Hah? Maksudnya?" Devan bingung.

"Ya, gimana ya? Ya gitu."

"Kok tiba-tiba bahas gitu sih? Lo suka sama gue?" tanya Devan dengan tatapan mengintimidasi.

Nayara menjadi gelagapan dan salah tingkah mendengar pertanyaan Devan padanya.

"Ah ng-nggak gitu maksud gue. Ngaco lo! Gue kan cuma nanya, kan misalnya bukan sebenernya." elak Naya mencoba menghilangkan rasa gugupnya.

"Oh, gue kira lo suka. Ya, kalo menurut gue sih nggak papa."

"Serius?

"Iya, Ara. Masa iya nanti gue marah? Kita tuh sahabat, selama rasa suka lo nggak sampe jadi obsesi dan bakal nyakitin orang lain sih nggak papa."

Nayara tersenyum lega mendengarnya, setidaknya Devan tidak akan marah padanya ketika Nayara menyimpan perasaan lebih padanya. Persahabatn perempuan dan laki-laki itu, bukankah selalu ada salah satu dari mereka yang menyimpan rasa lebih?
Flashback off

Nayara kembali meneteskan air matanya saat mengingat kata-kata Devan dulu. Sangat berbanding terbalik dengan apa yang terjadi sekarang. Devan melupakannya dan membuatnya sangat kecewa.

"Nayara lo itu bener-bener murahan ya ya? Gue kira lo sahabat gue yang paling baik tapi ternyata lo busuk." bentak Devan pada Nayara.

"Dev, maksudnya lo apa?"

"Gk usah sok nggak tau. Gue muak sama lo!" bentak Devan pada Nayara.

"Dev, gue nggak tahu apa-apa."

"Jangan pernah lo tunjukin muka lo didepan gue lagi, Nayara. Pergi dari kehidupan gue saat ini juga. Gue benci sama lo. Gue nggak nyangka lo bisa berbuat semenjijikkan itu. Lo gila! Gue bener-bener benci sama lo." bentak Devan.

Devan melemparkan semua kenangan yang dibuat bersama Nayara. Ia melempar foto-foto mereka bersama, gelang, kalung tanda persahabatan mereka, dan semua benda-benda yang berhubungan dengan persahabatan mereka. Ia pergi meninggalkan Nayara tanpa mendengarkan atau pun memberikan Nayara kesempatan untuk menjelaskannya.

BABY KIARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang