Bumi S2| 18

355 18 1
                                    

Moon melihat keatas setelah merasa ada yang menggenggam pergelangan tangannya, dia melihat Aslan yang tengah bergelantungan pada sebuah ranting untuk menolongnya. Moon melihat kebawah dan terdiam, wajahnya shock dan pucat.

"Moon?" Panggil Aslan, Antares diatas juga berteriak-teriak untuk memanggil Moon. Air mata menggenang di sudit mata gadis itu, pertama kalinya merasa sangat tidak berguna. Selain itu, ia juga merasa sangat putus asa.

"Moon, lihat aku." Moon mendongak, melihat kearah Aslan yang menatapnya serius. Kedua manik biru Aslan menatapnya lekat. "Sekarang ber-teleportasi keatas. Tak usah pedulikan aku."

"Ta-tapi, bagaimana denganmu?" Tanya Moon, merasa terharu dengan kepedulian Aslan.

"Ya, kau dan Semut itu yang harus membantuku naik." Kata Aslan enteng, membuat Moon sedikit menyesal sudah terharu dengan perhatian Aslan yang ternyata ada maunya. Ternyata memang ada udang dibalik batu.

"Tapi—"

Krakkk!!!

"Kyaaa!!!" Pekik Moon kaget saat batang tumbuhan itu sedikit patah dan membuat mereka hampir saja terjatuh.

"Lepaskan aku, Aslan...." Kata Moon dengan air mata, dia tidak melakukan teleportasi karena dia tau apa yang akan terjadi. Aslan dipastikan akan jatuh, dan dia tak bisa menolongnya. Moon memberontak dari tangan Aslan, membuat batang kayu itu semakin retak.

"MOON!!! JANGAN LEPASKAN TANGANKU!!!" Seru Aslan berusaha untuk tetap memegangi Moon.

"MOON!!! DENGARKAN DIA MOON!!! JANGAN LEPASKAN!!!" Teriak Antares dari atas.

"BIARKAN AKU JATUH—!"

Moon terdiam, terisak dan menunduk. Moon merasakan sesuatu, perasaan sesak dari orang lain yang ada disana. Sesak sekali, menyedihkan, membuat Moon ingin terus menangis. Pertanyaannya, perasaan siapakah ini? Moon menangis lagi, tepat disaat suara batang kayu patah mengganggu tangisannya.

KRAAAKK!!!

Kayu itu patah, membuat Aslan dan Moon jatuh kebawah jurung tersebut. Dan, Moon melihat seseorang diatas menyerukan namanya, dia adalah seorang lelaki yang ia temui di perpustakaan.

Vers.

Dia melihat kearah Moon dengan khawatir, berteriak dan bahkan hampir meloncat.

BYUUURRRRR!!!!!

Tubuh Moon mengenai air dingin dan terasa begitu nyeri, tapi matanya tetap bergerak untuk mencari sosok lainnya. Tubuhnya terbawa arus, membuat Moon merasa semuanya berakhir saat itu. Kemudian, semuanya gelap. Dan, hal terakhir yang dilihatnya adalah air yang berwarna merah.

* * * * *

Ily's PoV (apakah kalian menyangka ini akan ada? fufu)

"Ra! Penduduk itu sudah berperilaku sangat buruk pada kita! Kenapa kau memberikan mereka obat itu?!" Tanya Ali dengan kesal.

"Kita tak bisa membawanya Ali. Ini asalnya dari sini."

"Lagipula penduduk mereka tak banyak, hanya ratusan! Dan, di Klan Bumi ada ribuan atau jutaan yang memerlukannya! Dan, kita bisa menjualnya. Harganya pasti mahal!"

"Aduuuhhh! Ali! Kau diam saja deh!" Ujar Seli sambil memelototi Ali, aku hanya diam saja mendengar keributan mereka. Jauh dalam hatiku, aku merasa takut.

Walau ini sejujurnya bukanlah perjalanan pertamaku, yah ini tetap perjalanan pertamaku di Klan lain sih, tapi biasanya aku akan ditemani Kakaknya Antares dan Antares. Dan mereka sangatlah berpengalaman, mengingat keluarga Antares dididik dengan sangat keras. Desas desus bilang mereka adalah bangsawan dari dunia lain, tapi mana mungkin?

BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang