I'm Back, Honey!

4K 260 3
                                    

Pria itu menatap bangunan di depannya dengan perasaan rindu. Rindu kepada pemilik hatinya yang kini sudah berbahagia dengan laki-laki pilihannya. Tak ada lagi tempat untuknya bisa singgah di hati wanita itu.

Ia telah di kalahkan dua kali.

Jerry tertawa sinis. Dalam hidupnya, tak pernah Jerry se-kalut ini demi mendapatkan apa yang ia inginkan, terlebih sebuah tender besar sekalipun. Kecuali wanita itu. Sulit sekali rasanya.

Berkali-kali pula ia merasakan patah hati luar biasa. Tapi Jerry tak bisa bersikap egois, ini tentang kebahagian wanita yang di cintainya. Mungkin saat ini Jerry belum menerima apa yang memang tak akan menjadi miliknya, tapi Jerry berusaha keras untuk mengikhlaskannya. Jerry tahu diri.


"Jerry..."


Tubuhnya seketika menegang. Suara lembut yang memanggil namanya dan yang sangat ia rindukan terdengar jelas di telinganya. Wanita itu, Alula, yang sukses memporak-porandakan hati dan pikirannya berjalan mendekat kearahnya. Senyumannya terlihat begitu manis dan candu untuknya meskipun Jerry sering melihatnya dulu.

"Kapan datang? Aku terkejut melihat kamu di sini," ucap wanita di hadapannya.

Jerry menatapnya dengan senyum kecil. Lalu secepat mungkin merengkuh wanita itu dengan erat menyalurkan rasa rindunya selama ini. Biarkan saja jika si brengsek Arga--suami Alula--melihatnya. Yang ia inginkan adalah pelukan wanita itu.

Ada respon terkejut dari Alula mendapatkan perlakuan tiba-tiba dari Jerry. Tapi tak lama wanita itu menyadarinya maksud Jerry melakukan hal ini hingga membalas pelukan itu.

Wanita cantik yang baru saja melahirkan anak ketiganya itu mengelus punggung lemah Jerry. Mencoba menenangkan apapun yang membuat sahabatnya seperti ini.

"It's okay, Jer. Aku disini," katanya semakin membuat Jerry muak.

Bagaimana bisa melupakannya, jika hal sekecil ini saja Jerry selalu lemah. Jerry menguraikan pelukannya, menatap wajah cemas itu dengan tatapan luka.

"Jerry, masuklah kedalam. Aku akan membuatkan makan siang. Ada Elsya dan Jevien juga, kamu belum melihat putraku itu kan? Tapi kalau Mas Arga dia sedang di kantor."

Jerry tak bertanya di mana si brengsek itu berada, tak peduli juga. Tapi mengingat bocah kecil bernama Elsya rasanya Jerry ingin segera menemui bocah imut itu. Dan juga penasaran dengan bayi mungil bernama Jevien. Akan mirip siapa bayi itu, tapi semoga tak mirip dengan ayah brengseknya.

Jerry berjalan masuk kedalam rumah langsung di sambut oleh bocah imut yang tengah tersenyum lebar kearahnya. Sontak Jerry merentangkan kedua tangannya menerima sambutannya.

"Daddy!! Elsya kangen, tau. Daddy sibuk terus ya?!" ucap bocah imut itu dengan suara khasnya membuat Jerry terkekeh.

"I'm back, little girl. Maafkan daddy, ya sayang." ucap Jerry sembari mengelus puncak kepala Elsya.

Elsya tampak mengerjapkan matanya lucu, lalu tangannya menunjuk sebuah kamar. "Daddy, ada Jevien."


Pria itu menaikkan sebelah alisnya. "Jevien? Dimana?" tanyanya.

Tangan kecil Elsya menariknya masuk ke kamar yang di tunjuk bocah imut itu membuat Jerry mengikuti langkah kecilnya. Sebuah ruangan yang tak begitu luas di dominasi cat berwarna biru oleh rangkaian gambar binatang dengan awan-awan yang mengantung di langit kamar. Di sudut kanan terdapat satu baby box membuat Jerry maju penasaran. Lalu tatapannya terpaku pada sosok bayi mungil yang tengah tertidur lelap. Mata tajam pria itu mengamati setiap detail wajah lucunya.


Miss Red HeelsWhere stories live. Discover now