Damira's Wedding

1.5K 130 1
                                    

Aku enggak tahu sama sekali kalau hari ini adalah tepat hari pernikahan Damira kalau aja bukan gara-gara sebuah kotak persegi yang berisi sebuah gaun cantik berwarna soft pink.

Awalnya, saat subuh tadi Mister Scatneer mengetuk pintu kamarku dan menyerahkan kotak itu membuatku tak perlu bertanya lagi apa isinya. Pastinya sesuatu yang memang sering dia berikan padaku, sebuah gaun. Aku mengambilnya dan membukanya dengan penasaran model seperti apakah, gaun yang dia berikan kali ini karena jujur, dia sering banget beliin aku kayak beginian. Padahal kalau di pikir-pikir, aku ini cuma asisten pribadinya, bukan pacarnya.

Ah, tapi bodo amat.


Begitu aku buka, gaun cantik berwarna soft pink selutut dengan bahan tile juga ada mutiara-mutiara cantik menempel di sana yang membuat bagian pinggang sampai lutut sedikit mengembang. Hingga aku tersadar, gaun ini persis seperti gaun yang aku pilih modelnya untuk di jadikan gaun bridemaids nya di pernikahan Mira.


Juga saat beberapa hari lalu Mira mengirimi aku pesan kalau gaunnya sudah dia kirim dua minggu lalu dan harusnya sudah sampai tepat ke alamat yang di tuju. Jadi, ini bukan pemberian atau Mister Scatneer yang beli dan aku rada kesel karena dia enggak bilang apa-apa soal kotak itu.


Setelah selesai membuat sarapan pagi dan meninggalkan gaun itu di kasur. Aku langsung balik ke kamar buat pakai gaun itu karena aku udah janji sama Mira bakal pakai gaun itu di hari pernikahannya dan kami akan melakukan video call juga. Biarlah hari ini aku ikut merayakan hari kebahagiaan pengantin baru meski kami berbeda Negara.


Aku melihat pantulan diriku di cermin besar yang memperlihatkanku dari ujung kaki sampai ujung kepala. Cukup puas juga dengan hasil makeup kali ini setelah belajar lewat youtube. Biar enggak setengah-setengah. Setelah itu aku keluar dari kamar untuk menghampiri Mister Scatneer dan Angela yang berada di meja makan tanpa Pak Zay karena sahabat Mister Scatneer sekaligus kepercayaan perusahaan tengah berada di Prancis.



"Wow! Ivana, astaga kamu cantik sekali." Ucap Angela begitu matanya menangkapku yang mendekatinya.


Aku tertawa dan berucap 'terimakasih' tanpa suara. Lalu aku duduk di sebelah Angela dan menatap Mister Scatneer berharap kalau dia bakal liat aku. Aku mendengus, nyatanya laki-laki itu sibuk menikmati masakanku dan sesekali mengecek tablet abunya.


"Tumben sekali kamu pakai gaun. Mau kemana?" Tanya Angela memecahkan pikiranku.


Aku menoleh. "Hari ini sahabat aku nikah dan aku udah janji bakal rayain pernikahannya." Kataku.

Angela mengangguk. "Di mana acaranya?"

Aku meringis. "Jakarta." Jawabku.

Mata Angela membulat, lalu menatapku dengan sorot 'are you kidding me?' dan aku malah tertawa kecil. "Jakarta itu Ibu Kota Indonesia, bukan?" Tanyanya memastikan.


Aku mengangguk membuat Angela semakin shok. "Iya. Memangnya kenapa sampai kamu pasang wajah shok gitu?"


"Kamu yang bener aja! Jarak Jerman sama Jakarta itu jauh dan kamu mau datang ke sana? Aku tidak habis pikir!" Katanya menggeleng-gelengkan kepala.


Aku memutar bola mata. "Kapan aku bilang mau datang? Perasaan aku cuma bilang rayain deh."


Angela mendelik. "Ya, aku kira kamu berpakaian seperti ini mau datang langsung ke acaranya. Mana tahu kalau acaranya ternyata di Jakarta. Ya'ampun!"


Miss Red HeelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang