14. Kerlap Kerlip

2.3K 265 16
                                    

Suara air mengalir dengan tenang, diiringi dengan hembusan angin malam di bulan Januari. Tak lupa juga nada yang terdengar hasil gesekan daun ulah angin yang berhembus. Hening, sunyi, gelap—agak menyeramkan. Kesannya diperkuat dengan adanya jembatan tua yang membentang di atas sungai. Berguna untuk menyebrangi sungai agar tak terkena air dan berujung basah.
Namun agaknya ragu yang ada, sebab jembatan tua itu terlalu terlihat tua. Sudah tak kokoh lagi. Reyot.

Entah apa alasannya, pria yang sejak tadi sore bersamanya ini membawanya kesini. Sekelibat prasangka buruk mampir di kepalanya.

Mungkinkah Kim Taehyung adalah seorang Psikopat? Berniat membunuhnya disini? Punya dendamkah ia sebelumnya? Karena tentu saja tempatnya memang cocok. Apa mungkin alasan sejak awal laki laki itu mendekatinya ingin membunuh? Dipotong potong kecil dan berakhir di hanyutkan di sungai?—oh ataukah langsung ditenggelamkan disini?
Sapuan lembut angin semakin membuat bulu kuduknya berdiri—merinding. “Hyemi?—“

“Akhh!” Kim Taehyung ikut kaget karena Hyemi berteriak tiba tiba, saat sebelumnya diam dengan tatapan kosong. Taehyung hanya takut ada sesuatu terjadi padanya. Pun ia memegang bahu Hyemi pelan, sebab beberapa kali ia memanggil namanya tak disaut.

“Akhh!—apa? Apa? Kau kenapa?”

“Eoh? Kak Taehyung?” Hyemi malah balik bertanya dengan wajah kebingungan dan kaget.

“Ya, aku. Ini, disini,—kau tak apa kan?”

”Eum, K-Kenapa kau membawaku kesini?” Tanyanya takut takut.
Taehyung langsung mengangkat kedua sudut bibirnya, menghasilkan senyum tipis namun tetap tak luntur ketampanannya. Mendengar pertanyaan yang dilontarkan Hyemi padanya membuat ia mengingat kembali tujuannya membawa gadis imut itu kesini.

Dengan begitu saja ia mengamit pergelangan tangan Hyemi, dengan ringannya seolah tak ada beban sama sekali. “Akan kutunjukan sesuatu.” Katanya sambil menarik Hyemi pelan, mengikuti langkah dari kaki panjangnya.

Hyemi yang sadar kemana arah Taehyung membawanya, buru buru menghentikan langkahnya. “Kenapa?” Tanya Taehyung sambil memiringkan kepalanya.

“Apa kau akan membawaku kesana?”
Taehyung mengangguk sebagai jawaban.

“T-Tapi kelihatannya Jembatan itu tak cukup kuat, aku takut roboh.”

“Jangan melihat dari Covernya, walaupun tua, Jembatan kayu itu masih kokoh untuk membuat kita berdiri disana.”

“A-aku tak yakin—“

“Percaya padaku, ku jamin kau tak akan menyesal.” Dan lagi lagi Taehyung membawa Hyemi menuju tempat yang dimaksud. Tanpa mau mendengar alasan Hyemi lagi.
Sempat ngilu memang pada saat seperempat Jembatan yang mereka pijaki, sebab terdengar suara berdecit, takut takut akan roboh karena tak kuat menanggung beban mereka berdua.

Namun nyatanya segala prasangka yang menyeramkan dan menakutkan hilang, saat tungkainya  sampai di tengah jembatan tersebut. Ia dapat melihat air sungai yang mengalir dengan tenang. Saat ia mendongak ia menemukan bulan sedang menggantung di singgasananya. Bentuknya tak sempurna, hampir setengah bulat, namun cahaya yang dipancarkan nampak indah. Memantul pada air sungai yang gelap.

“Wuahh.”

Jika dilihat dari ujungnya tadi ia berdiri, Jembatan ini terlihat menyeramkan. Namun berbanding terbalik, saat sudah berdiri diatasnya Jembatan ini tak terlalu buruk.

“Ini indah!” Ujar Hyemi antusias.
Tahyung yang berdiri di sampingnya hanya menyunggingkan senyuman sebagai respon.

Matanya sibuk memerhatikan tiap, beberapa menit telah berjalan, angin malam pun yang terkenal agak jahat sudah mulai menyelimutinya, tapi Hyemi tak terganggu sama sekali, ia masih ingin menikmati apa yang sedang ia pandangi saat ini.

GRAY PAPER - JJK Where stories live. Discover now