✔️Scholar Advanced Technology System

Bab 129: Terima Kasih Telah Memberi Saya Keberanian

Penerjemah: Terjemahan Henyee Editor: Terjemahan Henyee

Sementara Lu Zhou sedang menulis tesis, dia tidak tahu bahwa video dia menulis di papan tulis sedang tren di Twitter di antara siswa Ivy League.

Namun, itu juga menjadi tren di kalangan "kutu buku" SMA.

"Penyembahan pengetahuan" tidak ada dalam budaya Amerika. Sikap kebanyakan orang terhadap pengetahuan berbeda.

Jika seseorang berkata "Saya tidak ingin berpesta, saya harus mengerjakan pekerjaan rumah", seseorang akan dilabeli sebagai "kutu buku".

Para kutu buku berada di bagian bawah rantai makanan di kampus. Mereka akan diintimidasi oleh siswa yang berolahraga. Bahkan para guru tidak akan menyukai siswa yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Karena inilah mereka dipengaruhi oleh Lu Zhou.

Padahal itu hanya satu pena.

Meskipun tidak ada penampilan yang indah.

Meski dia tidak mencetak gol.

Lu Zhou masih mendapat kehormatan di medan perang.

Baris terakhir yang dia tulis di papan tulis ...

Dan…

Gelombang tepuk tangan meriah dari penonton.

Hanya orang yang sama yang akan saling menghargai karena mereka dapat merasakan resonansi satu sama lain.

Youtube, bagian komentar ...

[Yesus Kristus! Ini terlihat seperti pertandingan basket!]

[Ya, ini terlihat lebih menarik daripada lol Super Bowl ...]

[Saya seorang siswa sekolah menengah, tetapi karena warna kulit, jenis kelamin, dan akademisi, saya diabaikan oleh klik-klik di sekolah saya. Saya ingin menjadi seperti mereka, saya ingin minum alkohol dan mendapatkan tato, tetapi saya tidak pernah berhasil. Jadi terima kasih, terima kasih telah menginspirasi saya dan memberi saya keberanian untuk belajar ketika saya hampir menyerah.]

[Aku tidak percaya aku hanya menonton seseorang memecahkan masalah matematika di Youtube, aku pasti sudah gila.]

[Aku hanya bisa bertepuk tangan.]

[Harap tambahkan musik latar belakang ke video ini.]

Tentu saja, ini adalah bagian komentar, jadi tentu saja, akan ada suara kebencian dan ejekan.

[Bukankah dia dari negara yang memblokir Google?]

[Mengapa semua orang bertepuk tangan? Dia orang Asia, jadi jelas dia jago matematika.]

Di Amerika, adalah rasis untuk mengatakan bahwa orang Asia pandai matematika.

Tentu saja, ada serangan balik.

[Bagaimana kalau kamu mencoba menyelesaikannya ?!]

[Ya, tolol!]

[Dia lebih pintar dari yang seharusnya!]

[F * ck kamu!]

[...]

Bagian komentar meledak, yang pada gilirannya, meledakkan video juga. Namun, kualitas videonya terlalu rendah untuk melihat apa yang tertulis di papan tulis, sehingga orang tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Tidak ada yang tahu siapa pria dalam video itu.

Di sisi lain, Lu Zhou sedang menulis tesisnya di kamar hotelnya, jadi dia tidak tahu bahwa dia sedang tren di Youtube.

Keesokan harinya, begitu Lu Zhou memformat tesisnya yang lengkap, dia melampirkannya di email dan mengirimkannya ke Profesor Deligne.

Karena Profesor Deligne sendiri juga editor untuk Matematika Tahunan, proses peninjauan akan jauh lebih cepat daripada melalui saluran resmi.

Lu Zhou tiba-tiba memperhatikan empat email yang belum dibaca di kotak masuknya.

Mereka semua dari Molina.

[Aku menduga kamu tidak pergi ke pesta ... Apakah kamu ingin minum?]

[Baik, Anda mungkin sedang menulis tesis Anda. Balas ke saya ketika Anda melihat ini.]

[Hei, apa kamu sudah tidur? Tahukah Anda bahwa presentasi Anda diunggah ke Youtube! Ini tren! Cepat dan dapatkan akun twitter.]

[... Oke oke, saya mengunduh WeChat. Berikan nomor WeChat Anda ketika Anda melihat email ini.]

F * ck!

Lu Zhou tidak punya kebiasaan memeriksa emailnya secara teratur.

Dia membalas email-email itu sebelum mematikan laptopnya. Dia kemudian berdiri dan berencana untuk makan di Palmer Square.

Dia hidup dengan sandwich dari hotel beberapa hari terakhir. Sandwich isi daging dan mentega terasa enak untuk beberapa kali pertama, tetapi Lu Zhou cepat bosan dengan mereka.

Konferensi akademik sudah berakhir, dan staf dari Masyarakat Matematika Federal sudah pergi. Sebaliknya, banyak turis yang tiba di hotel.

Lu Zhou bertemu Luo Wenxuan di pintu masuk hotel.

Ketika Luo Wenxuan melihat Lu Zhou, wajahnya bersinar. Dia dengan cepat berjalan dan mengulurkan tangannya.

"Selamat!" Kata Luo Wenxuan sambil menjabat tangan Lu Zhou dengan penuh semangat. Dia menambahkan, “Saya sekarang tahu mengapa Old Tang sangat memuji Anda. Kamu jenius!"

Lu Zhou terbatuk dan berkata, "Berhenti melebih-lebihkan, aku hanya membuktikan satu dugaan ..."

Luo Wenxuan menjawab, "Berhentilah bersikap rendah hati, aku merasa sangat tidak berguna!"

Dia jelas melebih-lebihkan. Dia sedang mengambil PhD di Princeton, jadi dia sendiri yang jenius juga.

Lu Zhou tersenyum canggung dan berkata, "Ngomong-ngomong, kemana kamu pergi? Saya tidak melihat Anda di upacara penutupan. "

Luo Wenxuan menghela nafas dan berkata, “Kami mencapai hambatan dalam penelitian kami. Karena penyelia saya pergi ke Berkeley untuk konferensi, saya pergi ke New York untuk menonton pertandingan sepak bola. ”

Lu Zhou tidak memahami mekanika kuantum dengan sangat baik.

Jadi tidak ada yang bisa dia lakukan untuk membantu.

Namun…

Lu Zhou tiba-tiba memikirkan sesuatu dan dia berkata, "Oh ya."

Luo Wenxuan menjawab, "Apa?"

Lu Zhou, "Aku ingat kamu mengatakan bahwa bagaimana mungkin ada tujuh hasil yang berbeda dari dadu enam sisi milik Tuhan. Sudahkah Anda memikirkan kemungkinan pendaratan dadu di dua sisi? ”

"Mendarat di dua sisi? Maksudmu…"

Luo Wenxuan tiba-tiba mengerutkan kening dan mulai berpikir dalam-dalam.

Lu Zhou tidak ingin mengganggu dia, jadi dia diam-diam pergi.

Inspirasi sulit untuk dijelaskan secara terperinci.

Jika seseorang tidak menangkapnya tepat waktu, itu akan hilang.

Ini adalah hadiah terakhir Lu Zhou untuk Luo Wenxuan karena dia akan pergi dalam dua hari.