' His Voice '

256 61 17
                                    

"Sohyun-ah~~~~~"

"Apa??"

"Kau dimana??"

"Aku? Aku di rumah."

"Tidak ke kampus?"

"Tidak, aku libur hari ini."

"Kenapa, kau sakit?"

"Tidaakk, hanya sedang malas untuk belajar ㅠㅠ"

"Hahahaha, jadi kau sedang bermalas-malasan sekarang???"

"Tepat sasaran."

"Hhh, aku mau kesana dan memelukmu."

"Kalau begitu kemarilah~"

"Jika aku tidak sedang latihan vocal sekarang, aku pasti sudah berlari ke rumahmu."

"Kau sedang latihan vocal? Kenapa kau mengirimi ku pesan, kau harus fokus dengan latihanmu!"

"Tidak bisa, aku merindukanmu~"

"Aku tidak akan membalas pesanmu lagi!!"

"Tapi kau masih membalasnya~"

"Letakkan ponselmu dan latihan sekarang!"

"Baik sayang, aku akan latihan lagi. Aku mencintaimu~"




Sohyun tersenyum. Pesan-pesan itu benar-benar membuat suasana hatinya kembali membaik. Sangat baik, bahkan benar-benar baik. Jinhyuk memang tahu bagaimana caranya bersikap manis pada wanita, Sohyun akui hal itu.

Dan ya, pesan-pesan itu sukses membuat pipi Sohyun bersemu merah sekarang.

Pun dirinya dengan cepat menutupi wajah penuh senyumannya itu di balik balutan hoodie hitam. Menunduk agar tidak menjadi sasaran percakapan orang-orang di sekitarnya.

"Hah...aku lelah harus ke tempat ini setiap hari."

Sohyun memandangi atap rumah sakit yang hampir dua tahun belakangan ini menjadi rumah kedua baginya. Tempat yang sangat sering dikunjunginya, bukan karena ingin, tapi karena terpaksa.

Ya, semua itu karena penyakit leukemia nya.

Sohyun membuang nafas kasar, sudah hampir satu jam dirinya menunggu di lorong rumah sakit itu menunggu dokternya datang. Jika saja dia pergi ke kampus, mungkin dia sudah selesai berlatih lagu Four Season oleh Vivaldi.

Ya, dirinya lebih memilih duduk berjam-jam di depan piano dibandingkan menunggu seorang dokter yang sialnya entah kapan akan datang.

"Apa Jinhyuk kembali latihan? Atau dia masih bermain dengan ponselnya?"

Sohyun mengecek ponselnya, melihat roomchat dirinya dan Jinhyuk, tidak ada pesan lagi yang di kirim lelaki itu.

"Dia benar-benar latihan lagi."

Sohyun tersenyum tipis. Membayangkan bagaimana reaksi Jinhyuk yang sangat patuh padanya benar-benar lucu bagi Sohyun. Bagaimana tidak, Jinhyuk bukanlah tipe seseorang yang patuh, Sohyun tahu itu, baginya Jinhyuk adalah orang yang sembrono. Tapi di depannya, Jinhyuk benar-benar berbeda. Menjadi seorang lelaki yang patuh dan lembut.

Ya, Sohyun merasa seperti membesarkan seorang anak.

"Hahh, berapa jam lagi aku harus menunggu?"

Sohyun melirik jam tangannya, sudah hampir pukul tiga sore. Berjam-jam menunggu di sana tidak membuahkan hasil. Dia benar-benar lelah dan bosan sekarang.

' EROS '  ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora