' A truth '

215 53 18
                                    

"Bisakah kau berhenti bersikap bodoh seperti ini?"

Mingyu melempar sebuah gelas yang sejak tadi dipegang olehnya. Merasa muak melihat sikap Sohyun yang menurutnya benar-benar gila. Bagaimana tidak, sudah hampir seminggu wanita itu tidak mau makan apa-apa.

Sohyun memandangi pecahan kaca dari sebuah gelas yang dilempar Mingyu. Beralih menatap mata kakak laki-lakinya yang terlihat begitu tajam itu.

"Kau pikir saat Jinhyuk pergi dari hidup mu, kau berakhir? Begitu?!"

"Pergilah, aku tidak mau berdebat."

"Kau menyuruh ku pergi?! Aku mencemaskan mu! Kau menyiksa dirimu sendiri Kim Sohyun!"

"Mencemaskan ku?"

Sohyun balik menatap Mingyu dengan tidak kalah tajam. Memaksa tubuhnya yang lemas itu untuk berdiri tepat di depan Mingyu.

"Kau bilang mencemaskan ku? Saat kau menyuruh ku untuk aborsi, lalu sekarang kau mencemaskan ku?"

"Kau bicara dengan nada seperti itu pada kakak mu sendiri? Kau benar-benar sudah gila hanya karena lelaki yang membuat hidupmu hancur itu!"

"Dia membuat hidupku hancur! Tapi kau justru lebih membuat ku hancur! Ku kira kau adalah satu-satunya anggota keluarga yang perduli padaku. Tapi kau bahkan menyuruhku membunuh anak ku sendiri!"

"Aku berpikir itu untuk kebaikan mu!"

"Kebaikan ku? Untuk apa aku berharap kebaikan dari kakak angkat seperti mu!"

Mingyu terdiam. Ia tidak menyangka jika Sohyun mengatakan hal itu padanya.

"Untuk apa aku berharap kau melindungi ku? Kau hanya seorang pria yang tiba-tiba masuk ke dalam keluarga ku! Bersama dengan ibu mu yang gila itu!"

"Kim Sohyun, sebaiknya tutup mulutmu. Aku tidak pernah mengatakan sepatah kata buruk pun tentang ibumu, tapi kau melecehkan ibuku?"

"Melecehkan? Kau tidak berpikir seberapa banyak ibumu itu juga melecehkan ku?!"

"Diam! Jangan sebut apapun tentang ibuku."

"Kau sama saja seperti ibumu Kim Mingyu. Orang tidak tahu diri."

Mingyu menggertakkan giginya lalu tersenyum asimetris. Melempar ponselnya ke arah cermin yang ada di kamar Sohyun itu. Sukses membuat Sohyun menatapnya terkejut.

"Kaulah yang tidak tahu diri. Seorang anak yang bahkan tidak ingin mematuhi ayahnya. Kau pikir sikap keras kepalamu ini membuat ayah senang? Bukankah sejak awal sudah kubilang ikuti saja apa yang ayah katakan, lalu hidupmu akan selamat."

"Siapa kau berani memerintahku? Ini hidupku!"

"Baiklah ini hidupmu! Kalau begitu hiduplah sendirian dan jangan membuatku gila! Selama ini aku membantu mu tapi kau melakukan ini padaku?! Kalau begitu hidup saja di Busan sendirian! Mengemis dijalan!"

"Apa katamu?"

"Saat ibuku bercerai dan memilih untuk menikah dengan ayahmu, kukira aku akhirnya memiliki seorang adik yang manis. Aku ingin selalu melindunginya, aku tidak akan membiarkannya terluka, bahkan aku selalu mendapat pukulan ayah karena melindungi nya. Tapi adik manis itu berubah menjadi iblis jahat hanya karena seorang lelaki yang bahkan tidak dikenalnya dengan baik."

Kini Sohyun lah yang terdiam. Terkejut melihat Mingyu yang mengeluarkan air matanya disana.

"Sejak dulu kau selalu berpikir untuk mati karena hidup ini tidak adil bukan? Dulu aku berpikir untuk selalu menyelamatkan mu. Tapi kini, aku tidak akan peduli lagi. Siapa aku? Bukankah aku hanya seorang kakak angkat yang tiba-tiba masuk dalam hidupmu?"

' EROS '  ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora