' I'm promise '

221 53 12
                                    

Sohyun menatap jendela perpustakaan itu dengan tatapan kosong. Cahaya matahari yang masuk dan menyilaukan matanya bahkan tidak dihiraukan olehnya. Ia hanya ingin menikmati dinginnya angin musim gugur.

Manik mata Sohyun beralih ketika telinganya mendengar suara kecil di depannya. Seorang lelaki dengan perawakan tinggi itu menarik sebuah kursi dan duduk di hadapannya.

Entah perasaan apa yang dimilikinya sekarang untuk lelaki itu. Benci? Cinta? Ia sendiri bahkan tidak bisa memutuskannya.

"Bukankah terlalu dingin duduk di dekat jendela?"

Ucap Jinhyuk yang berusaha mencari bahan pembicaraan setelah seminggu lebih tidak menemui Sohyun. Setelah kejadian hari itu, ia ingin sekali memberitahu Sohyun semuanya. Tentang Mingyu, Seungwoo, dan rencana jahat mereka.

Namun entah kenapa Jinhyuk begitu takut untuk membicarakannya. Ia takut Sohyun akan terluka setelah mendengar itu. Pun setelah berpikir seminggu lebih, ia baru bisa menghubungi Sohyun sekarang dan meminta untuk bertemu.

"Cepat saja katakan apa yang ingin kau katakan. Kau tidak memakai masker atau topi. Aku tidak ingin fans mu melihatmu."

"Biarkan saja."

"Maksudmu?"

"Biarkan saja mereka tahu jika aku sedang bersamamu. Biarkan mereka tahu jika kau hanya milikku."

Mendengar itu, hati Sohyun kembali meledak dibuatnya. Haruskah wanita itu tekankan? Berapa banyak pun ia berpikir untuk membenci lelaki itu. Tetap saja lelaki itu punya celah untuk membuatnya kembali mencintainya.

"Berhenti mengatakan hal konyol."

"Menurut mu aku bercanda?"

"Ya, bukankah kau lebih menyukai karir mu dari pada diriku?"

"Jika aku katakan sekarang juga kita akan ke Seoul dan mengatakan semuanya pada ayahmu. Apa kau pikir aku masih bercanda?"

Sohyun terdiam mendengar itu. Matanya bergetar menatap Jinhyuk yang tampak tenang setelah mengatakan hal besar itu.

Mengatakan semuanya pada ayahnya? Jinhyuk benar-benar mencari jalan kematian pikir Sohyun.

"Jangan lakukan itu. Kau tidak tahu seberapa mengerikan ayahku."

"Jangan takut, aku akan selalu bersamamu."

Sohyun kembali terdiam mendengar itu. Jujur, ia benar-benar takut jika melakukan hal itu. Ayahnya benar-benar mengerikan.

"Kita tidak tahu apa yang akan terjadi jika kau mengatakan segalanya."

"Apa kau takut? Sudah kubilang aku akan selalu bersamamu."

"Lee Jinhyuk! Kau ... tidak tahu apapun."

Jinhyuk terkekeh kecil mendengar itu. Ia benar-benar muak setelah mendengar kata-kata itu berulang kali.

"Bahkan kau mengatakan hal itu padaku. Kejam sekali, "

Jinhyuk membuka tas nya. Mengambil sebuah topi dan memakainya karena melihat ada beberapa orang yang melewati meja mereka. Lalu kembali melanjutkan perkataannya.

"Seungwoo, Mingyu, dan sekarang kau. Kenapa kalian selalu mengatakan jika aku tidak tahu apapun?"

"Kau benar-benar tidak akan tahu apa yang akan ayah lakukan jika kita mengatakan ini."

"Lalu, kau berpikiran hal yang sama seperti Seungwoo dan Mingyu? Melakukan aborsi?"

"A--apa maksudmu?"

"Ah, jadi Mingyu tidak mengatakan apapun padamu? Ia ingin kau menggugurkan kandungan itu."

"Tidak mungkin Mingyu mengatakan itu."

' EROS '  ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt