Perubahan yang mencurigakan

153 5 0
                                    

Siang merangkak naik. Panas semakin terasa menusuk sampai ke tulang. Di jalanan uang lengang itu, terlihat seorang gadis cantik sedang berjalan sambil tak hentinya tersenyum membuat orang-orang yang berpapasan dengannya meliriknya heran. Bagaimana bisa di cuaca yang seterik ini ia terus tersenyum. Padahal jangankan tersenyum, keluar ruangan saja mereka sungkan.

Tentu saja gadis cantik ini sedang berbahagia. Gadis itu hanya tak habis pikir. Bagaimana bisa di era modern ini ia seperti berada di negeri dongeng. Ia menemukan botol ajaib yang membuatnya bisa berubah kurus dan cantik seperti ini. Tidakkah ia merasa hidupnya terberkati?

Gadis itu, selama dua puluh tahun hidupnya selalu berada dalam kemalangan. Dibully karena tubuh besarnya atau karena wajahnya yang berbeda, tidak secantik teman-temannya?

Dan sekarang dalam sekejap ia berubah seperti putri negeri dongeng yang cantik rupawan. Gadis itu mengira akan mendapatkan semua pria yang ia inginkan.

Gadis itu terlalu bahagia hingga lupa bahwa dirinya telah berjalan lebih dari 500 meter menuju rumahnya, karena ojek online yang ditumpanginya mogok di jalan. Hingga kemudian.

Brakk..

Ah, sial. Ia menabrak seorang lelaki yang berpakaian serba hitam. Namun wajahnya tak terlihat karena tertutupi hoodie dan masker.

"Hei, jalan lihat-lihat dong." Makinya kesal.

Bukannya menyahut, laki-laki beraura dingin itu mencondongkan tubuhnya ke depan wajahnya, memperlihatkan netra matanya yang berwarna coklat yang indah. Jangan salahkan dadanya yang mendadak berdebar kencang karena keintiman diantara mereka. Salahkan mata itu yang terlalu mempesonanya.

Sesaat angan gadis itu melayang di angkasa. Membayangkan jemarinya membuka masker yang menutupi wajah tampan pria itu. Kemudian mereka akan saling menempelkan bibir dengan mesra.

"Hei, gadis mesum! Kenapa senyum-senyum sendiri?" Teriak laki-laki itu.

Gadis cantik itu terlihat kaget. Seketika senyumnya lenyap berganti raut ketua. Buru-buru ia menarik tubuhnya menjauh dari pria itu.

"Kamu tuh mesum. Ngapain dekat-dekat? Jauh-jauh sana." Teriaknya sok galak. Ayolah, ia mana bisa galak. Bicara pun ia selalu gugup sampai gagap.

"Kau yang terus mendekatiku, bahkan meraba maskerku. Kau mau apa, ha?"

"Aku hanya ingin tahu siapa dirimu. Berani sekali nabrak aku. Ayo, minta maaf!"

Laki-laki itu mengabaikan perkataannya. Netra coklatnya menatap gadis di depannya.

"Kau? Bukankah kita pernah bertemu di taman belakang kampus waktu itu? Apa kau melihat botol itu?"

"Botol apa?"

"Botol hijau dengan ukiran ular."

"Botol apa itu? Aku baru tahu ada botol berukir ular." Gadis itu berpura-pura tak mengerti. Tanpa sadar jemarinya menekan botol yang berada di saku celananya. Laki-laki itu terlihat menyipitkan matanya seakan sedang menilai apakah gadis di hadapannya itu berbohong atau tidak.

"Ah sudahlah. Kalau kau menemukan botol itu, buang sejauh mungkin dan jangan pernah sekali pun kau membukanya. Botol itu sangat berbahaya."

Lalu lelaki berhoodie itu pergi terburu-buru. Nina menghembuskan nafasnya yang sejak tadi ditahannya karena tegang. Ia lega, karena laki-laki itu tak menyadari keberadaan botol itu.

"Untung saja dia tak tahu aku berbohong!"

Teringat ucapan pria tadi, gadis beraurai pirang itu tercenung. Benaknya tak berhenti memikirkan ucapan laki-laki aneh tadi. Botol itu berbahaya? Bahaya seperti apa? Ah, dia pasti berbohong. Dia pasti mengincar botol itu agar bisa mendapatkan semua keinginannya, kan?

Kesempatan KeduaWhere stories live. Discover now