31- Meet again

68.6K 4.8K 71
                                    

"We're together as if we're counting down our own time apart. "

-

Ghea membuka matanya, sinar matahari berusah menyelinap masuk lewat celah-celah jendela. Mata Ghea menyipit sejenak, dia tersentak saat melirik jam yang menunjukan pukul sembilan pagi, dia terlambat bangun, tapi kenapa tak ada yang membangunkannya—ah, Ghea menunduk, baru tersentak kalau sekarang dia ... menjadi Ghia.

Gadis itu melangkah turun dari kasur, membuka jendela kamarnya yang langsung disambut dengan cahaya matahari. Ghea bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya sendiri.

Beberapa menit kemudian gadis itu keluar dengan lebih segar, Ghea bergegas keluar kamarnya dan tersentak melihat apa yang sedang dilakukan Anita.

"Mama, mama jangan," teriak Ghea sontak, dia buru-buru menghampiri dan memeluk Geze yang sedang dipukul Anita dengan sapu.

"Kamu kenapa Ghia?" Anita begitu terkejut dan juga binggung. Selama ini, Ghia juga tak menyukai kucing seperti dirinya. Kening wanita itu kian mengerut.

Ghea tersentak, dia refleks melepaskan Geze dari gendongannya. Tak tahu harus menjawab apa, begitu membingungkan.

"Kamu baik-baik, kan? Kenapa kamu jadi beda?" Anita bertanya lagi, memandang Ghea binggung.

Ghea menunduk. "Itu ... Ghia, jadi suka sama kucing, mereka lucu. Ghia mau ... mencoba suka, ma. Kenapa kita harus takut sama kucing?" Ghea tak tahu apa yang dia katakan pasti terdengar begitu aneh.

Dia bener-bener tak bisa berperan menjadi Ghia dengan sempurna. Mereka sangat-sangat berbeda.

"Oh." Anita mengercap, percaya begitu saja. "Mending kamu siap-siap Ghi, kita ke mall."

•••

"Kak?" Clea mengernyit heran melihat Zega yang duduk diruang tengah, namun tampak seperti sedang memikirkan banyak hal.

"Kakak baik-baik, kan?" ulang Clea, menyentuh pundak Zega membuat lelaki itu tersentak.

"Clea? Ngapain?"

"Kakak yang ngapain, bengong mulu. Mikirin apa, sih?" balas gadis itu ikut duduk di sofa samping Zega.

Zega tersenyum. Tak mungkin kan, jika dia bilang dia sedang memikirkan Ghea. Itu hal konyol, dan Zega tak ingin Clea menertawainya karena di campakkan.

"Kak gabut nih," ujar Clea malas. Melirik Zega dengan mata berbinar-binar.

Zega yang melihat itu meringis. Merasa tak bisa menolak apa yang akan dikatakan Clea selanjutnya.

"Kak, jalan-jalan yuk, ke mall, deh. Nonton bioskop sekaligus beli merchandise kpop dong."

Zega memanyunkan bibirnya, kemudian mengangguk mengiyakan.

Clea bersorak. "Yey, aku minta izin mama dulu, ya? Kakak juga dong, eh entar kakak yang teraktir kan??"

Zega mengangguk. "Iya."

"Gomawo oppa!"

•••

"Ini aja! Ini kan kesukaan kamu, Ghi."

Ghea mengercap ketika Anita memberikan gaun berwarna peach itu kepadanya. Ghea memandangnya lama, dia tak pernah suka gaun berwarna cerah dengan banyak hiasan seperti ini. Jika disuruh memilih, dia lebih menyukai gaun hitam polos yang panjang setumit kaki. Tapi—ya, seperti yang Anita bilang; karena ini kesukaan Ghia, dia harus mengiyakan.

"Iya Ma, cantik gaunnya," jawab Ghea pura-pura takjub.

Anita tersenyum, dia menarik tangan Ghea menuju rak-rak sepatu. Mata Ghea meneliti semua jenis sepatu disana. Jika ini adalah dirinya sendirilah, maka dengan senang, Ghea akan mengambil sepatu flat shoes yang lebih nyaman digunakannya. Namun, karena dia sekarang adalah Ghia, maka mata Ghea meneliti sepatu-sepatu tinggi disana. Memandangnya pura-pura berminat, dan meraih satu high heels hitam yang tak terlalu tinggi.

Anita tersenyum, dan mengandeng Ghea erat. Ghea diam-diam merunduk, bisakah Anita sesayang ini pada dirinya yang nyata? Tanpa berpura-pura menjadi Ghia seperti ini. Jujur, ini begitu menyakitkan, mengetahui kamu disayang dengan identitas orang lain.

"Kamu laper nggak, Ghi?" tanya Anita ketika mereka berjalan keluar dari toko tadi.

Ghea memikirkan jawaban dikepalanya, namun matanya sudah duluan menangkap figuran seseorang yang tak asing didepan sana. Sedang memandangnya juga. Pandangan mereka bertemu beberapa detik, sebelum Ghea duluan memutuskannya.

Kenapa dia selalu bertemu Zega disaat-saat seperti ini? Disaat ... dia mencoba untuk berlari menjauh dari lelaki itu, dan semesta dengan jahatnya malah menjebaknya untuk tetap bertemu lelaki itu.

•••

A/n:

hi! em, don't forget to vote and coment!

Xoxo,

Carlin.

22 Agustus 2020.

Ghea [PROSES PENERBITAN]Where stories live. Discover now