PM - 2

444 5 0
                                    

"Bi, Sara nya ada?" Tanya Sam kepada Bi Narsih.

"Udah gue bilang lo gak perlu jemput gue ko." Ucap Sara yang tiba-tiba datang dari belakang Bi Narsih.

"Bi, jalan dulu ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, hati-hati ya non." Jawab Bibi yang langsung menutup gerbang kembali.

Saat diperjalanan menuju kampus, Sam tidak melalui rute biasa mereka lewati. Sedikit memutar tapi bisa lah menuju kampus lewat jalan ini. Tidak ada pikiran negative sedikitpun pada Sam. Sara fikir, Sam sudah menganggap hubungan mereka menjadi hanya sekedar teman dekat.

Sampai Sam menghentikan mobilnya di depan sebuah tempat yang menjual bensin eceran. Ia mengambil sebuah botol air mineral berukuran 1lt. Sebelumnya Sara tidak memperdulikan apa yang di lakukan Sam. Ia hanya terfokus pada ponsel di genggamannya.

"Sam? are you okey?" Tanya Sara.

"I'm good--"

"But, can you tell me where ur boyfriend parked his car?"

"What?! mau apa ni orang bawa-bawa bensin eceran nanya dimana Ben markir?!!"

"Sorry Sam, gue gatau dia biasa parkir dimana. Em-emangnya lo mau apa?" Tanya Sara mendadak gugup berada satu mobil dengan Sam.

"Gue mau bakar mobilnya Sar. Gue ga suka sama cowo baru lo." Ucap Sam.

"Tapi Sam."

"Sam, I'm so sorry. Can we let it be easier than yesterday? Gue ninggalin lo bukan gara-gara Ben. Harusnya lo tau, dengan sikap lo yang kaya gini selalu bikin gue takut." Ucap Sara serius dengan nada lemah.

Tanpa memperdulikan, Sam hanya terus melajukan mobilnya dengan cepat.

"Gue turun disini aja Sam." Ucap Sara saat mau memasuki portal tiket.

"Kenapa Sar? lo takut?" Tanya Sam memandang dalam kedua mata Sara.

Hellooow, siapa yang ga takut sih?apa yang kalian rasain kalau punya mantan kayak gini?semua terasa rumit. Perkuliahan Sara dan Sam pun berantakan karna Sara selalu menghindari kelas perkuliahaan umum yang di dalamnya mereka bertiga berada dalam satu kelas itu.

"Enggak ko Sam. Gue lagi buru-buru udah telat." Jawab Sara yang langsung membuang pandangannya dari Sam dan membuka pintu mobil.

Pukul 05.00pm

Saat itu kelas mereka selesai bersamaan. Sara yang satu kelas dengan Sam langsung bergegas memasukan not dan tempat pensilnya. Terlambat. Sam sudah lebih dulu memalang di depan pintu kelas. Berkali-kali ia mengajak untuk pulang bersama, namun berkali-kali pula Sara menolaknya dengan lembut.

"Sar, lo ga bisa kaya gini."

"Sar!" Teriak  Sam mengejar Sara yang sudah lebih dulu di depannya.

"Aww! sakit Sam, lepasin. Gue mau pulang sendiri!" Rintih Sara yang tangannya kini mulai me-merah karna genggaman Sam yang sangat keras.

"Iya gue lepasin asal lo balik sama gue."

"Gue malu Sam jadi tontonan orang-orang! Tolong lepasin!" Ucap Sara lagi dengan nada yang ingin menangis menahan malu.

Memang sakitnya tidak seberapa dibanding rasa malu menjadi tontonan  banyak mahasiswa di tengah-tengah halaman kampus. Saat itu, rasa benci dan takut Sara pada Sam makin besar. Ia bahkan sudah memblock semua akun sosial media Sam. Selama berhari-hari Sara berusaha untuk menganggap tidak mengenal Sam.

Namun hari itu, menjadi hari yang benar-benar terakhir Sara melihat Sam.

Saat itu perkuliahan dilakukan dalam Lab. Sara yang sudah ditunggu oleh Ben di parkiran terlihat sangat buru-buru untuk keluar kelas. Namun di baris depan, tepat di depan pintu terlihat Sam dan 2 orang temannya berdiri seperti sedang membicarainya dengan teman wanita Sara, ia adalah Mona dan Nita.

Perfect ManWhere stories live. Discover now