41. Sekolah St.paolo

84 9 0
                                    


Sebelum tangan itu bisa mencapai saku mantel Kieran, Kieran menangkap dan memutarnya dengan kuat. 

Terdengar suara tulang bergeser dari sendinya. 

[Grapsing: Target Ditaklukkan, Menimbulkan 20 Kerusakan pada HP Target, lengan Target terkilir ...] 

"Lepaskan! Lepaskan! TANGAN SAYA!" pencuri itu berteriak kesakitan. 

Dalam menghadapi rasa sakit, pencuri itu tidak ingat untuk menyembunyikan wajahnya. Dia hanya berteriak sekuat tenaga, tubuhnya berlutut karena rasa sakit, ingus dan air mata menutupi wajahnya dalam sekejap. 

Teriakan tiba-tiba dan perubahan situasi menarik perhatian. 

bahkan menarik perhatian si pembunuh yang menahan sandera dan juga Carl, yang sudah berhadapan dengan pembunuh itu. 

Reaksi siPembunuh itu lebih cepat daripada Carl.

Dia mendorong sandera langsung ke wdepan Carl, mencegahnya bergerak maju, dan kemudian mengayunkan belati dengan murka, mendorong bwrusaha melewati kerumunan. 

Kerumunan melihat pembunuh gila dengan belati berayun, dan dengan cepat menghindar. 

Dalam sekejap, jalan yang aman tercipta melalui kerumunan itu. 

Tapi Di ujung jalan itu, berdiri Kieran. 

"Sial!" Si pembunuh menerjang ke arah Kieran dengan belati. 

Kieran adalah satu-satunya orang yang menghalangi jalan kaburnya, jadi dia tidak punya pilihan lain selain membunuh Kieran. 

Belati bergerak cepat menuju sasarannya, sayangnya itu mekeset. Serangan itu tanpa rekhnik,hanya serangan biasa . 

Dengan keterampilan [Sharp weapon (dagger)] di level Master, Kieran bisa mengatakan bahwa teknik penikaman si pembunuh itu cacat.

Hanya kekuatan kasar si pembunuh,yah... tidak ada yang perlu ditakutkan. 

Kekuatan tusukan itu tidak lebih kuat dari orang biasa. 

Kieran berdiri di sana, menghitung serangan, tanpa niat untuk menghindar. 

Kejadian itu terlalu banyak untuk ditangani oleh kerumunan massa. Seolah-olag Kieran terdiam oleh serangan yang datang dan tidak bisa bergerak sama sekali. 

Pria yang malang. 

Kerumunan merasa kasihan pada Kieran. 

Tentu saja hanya itu yang bisa dilakukan oleh mereka pada saat itu. 

Mereka tidak bisa menyelamatkan Kieran dari serangan itu. 

Mereka menjauh dari si pembunuh, takut menumpahkan darah ke pakaian mereka. Itulah satu-satunya alasan yang bisa menjelaskan pilihan yang mereka buat. 

Namun, tidak semua orang adalah pengecut.

"Awas!" Carl tidak bisa membantu tetapi berteriak pada Kieran. 

Dia mendorong sandera menjauh sementara dia berjuang untuk bangun dan berlari menuju Kieran. 

Ketika polisi muda itu berdiri, pembunuh gila yang berlaru menyerang terlempar mundur. Pria itu jatuh ke tanah, darah mengalir keluar dari mulutnya. 

Apa yang baru saja terjadi? 

Carl berdiri di sana dengan ekspresi bingung di wajahnya. 

Kerumunan berbagi ekspresi yang sama dengannya. 

Semuanya terjadi dalam sekejap. Tidak ada yang melihat apa yang sebenarnya terjadi. 

Satu-satunya orang yang tahu apa yang terjadi adalah Kieran.

THE DEVIL'S CAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang