Chapter 2

2.6K 190 13
                                    

Chapter 2 : Perkara foto copy

"Taroh terus kepalanya, mau saya penggal?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Taroh terus kepalanya, mau saya
penggal?"

BRUK

Fheyla terlonjak kaget, meringis kecil langsung mengangkat kepalanya dari meja. "Ngantuk Bu," ucapnya pada Bu Amber yang sudah bersedekap di samping bangkunya.

"Ini kelas bukan kamar kamu!"

"Nggak ada yang bilang kamar gue sih," lirihnya masih sempat menggerutu.

Bu Amber berdecak, membanting setumpukan kertas di meja Fheyla. "Keluar kamu, foto copy ini di depan."

Fheyla mengerucut sebal, "Kalau mau nyuruh tuh langsung aja Bu, nggak usah basa basi marahin kepala saya," ucapnya lalu langsung ngacir keluar sebelum kena omel lagi.

Gadis itu berjalan lesu menyusuri koridor. Dia tidak berbohong, semalaman dirinya memang susah tidur. Di pikirannya terus berputar kejadian pemukulan oleh gengster yang dia temui itu. Korbannya hampir kehabisan napas dengan darah yang mengucur banyak.

Dan alasan utamanya adalah, Fheyla takut terhadap darah. Mati-matian dia menekan rasa cemasnya semalam. Sebisa mungkin tidak membuat Bunda bertambah khawatir.

Untungnya tempat foto copy-an berada tepat di seberang sekolahnya. Jadi Fheyla tidak perlu berjalan lebih jauh lagi dengan keadaannya yang mengantuk itu.

"Makasih, Bang," ucapnya sambil menerima kertas foto copy. Setelahnya gadis itu menyebrang santai hendak kembali ke sekolah.

Brmm.... Brmmm tiiinnn

Fheyla yang baru di tengah jalan jadi terlonjak kaget. Matanya membelalak melihat banyaknya motor besar melaju kencang ke arahnya.

"Ada parade ya?" lirihnya.

Motor-motor itu semakin mengganas. Suara mesin beradu, membuat berisik di sepanjang jalan. Juga membuat telinga gadis itu pengang.

"JANGAN TABRAK GUE BODOH!" pekiknya kencang. Kakinya lemas tiba-tiba, shok banget dia tuh.

Motor paling depan berhenti, membuka helm nya. Rambutnya berantakan, wajah tampan itu menaikkan alisnya melihat Fheyla. "Lo? Cewek kesasar?"

Sukses membuat Fheyla semakin lemas di tengah jalan. "NGGAK! BUKAN! GUE NGGAK KENAL LO!"

"Siapa bos?" tanya Raka. Cowok itu, Vernon, tersenyum miring sesaat. Tanpa menjawab pertanyaan temannya itu, Vernon turun dari motornya. Menghampiri Fheyla dengan langkah santai.

"Gue nggak bohong tentang urusan kita yang belum selesai," ujarnya. "Dan benar 'kan? Kita ketemu lagi, bahkan sebelum lewat 24 jam."

"GUE NGGAK PUNYA URUSAN APA-APA SAMA LO!" pekik Fheyla kencang. Gadis itu gemetar takut. Nanti kalau nasibnya sama dengan cowok korban keroyokan semalam bagaimana? Dunia 'kan tidak ada duplikat seperti dia lagi.

Fheyla : Not a bad 'home'Where stories live. Discover now