Part 10

4.1K 236 17
                                    

Dua hari setelah kepergian Libby, Ose kini sedang berdiri di sebuah kebun yang sudah di sulap menjadi sebuah tempat pesta pernikahan yang sangat indah.

Pesta ini adalah pesta pernikahan Ose dan Meera. Setelah satu minggu Ose melamar Meera ia memutuskan untuk menikah dengan Meera. Kepergian Libby sama sekali tidak mengganggunya, ia tidak merasa memiliki beban apapun. Selama kurang dari 6 hari Ose mempersiapkan hari ini. Benar, hampir satu minggu ini Ose disibukkan dengan persiapan pernikahannya.

"Sayang," Ose menatap ke Meera yang sudah sangat cantik dengan gaun putih yang melekat di tubuhnya. Rambut indahnya di bentuk menjadi sanggul lalu kepalanya dihiasi dengan mahkota bunga. Malam ini Meera terlihat benar-benar cantik.

"Ada apa hm?" tanya Ose.

"Tidak ada. Hanya menyapamu saja." Meera tersenyum manis.

"Kamu sangat cantik, sayang." Ose memberikan pujian untuk Meera. Reaksi yang biasa Meera keluarkan saat ia dipuji oleh Ose adalah tersipu malu.

"Kamu juga sangat tampan, sayang." Meera membalas pujian Ose. Ose menarik Meera ke dalam pelukannya.

"Dan si tampan ini adalah milik Meera Valentine." ujar Ose semakin membuat Meera melayang terbang tinggi.

"Benar, pria tampan ini adalah milik Meera." Meera mengecup bibir Ose singkat. "Sayang, Daddyku sebentar lagi akan tiba. Aku sangat senang karena dia bisa hadir di pernikahan kita." seru Meera dengan binaran bahagianya.

"Ah, jadi Daddymu datang? Bagaimana bisa dia tahu kita akan menikah?" Selama ini Ose tidak pernah tahu kalau Meera menghubungi Jaidev.

"Kemarin Daddy menghubungiku, dan aku langsung memberitahunya." seru Meera.

"Ah begitu. Baguslah, setidaknya dia menyaksikan pernikahan kita." Ose bersuara lembut. Binaran cinta dan kelembutan terpancar jelas di mata Ose.

"Aku mencintaimu, Ose." Meera mengungkapkan perasaannya. Meera tidak bersandiwara, ia memang benar-benar mencintai Ose.

"Aku juga sangat-sangat mencintaimu, sayangku." Ose menatap sendu Meera. "Aku benar-benar tidak sabar untuk menikah denganmu. Membangun rumah tangga yang penuh cinta dan memiliki banyak anak. Aku tidak sanggup membayangkan bagaimana bahagianya pernikahan kita nanti." suara Ose pada Meera yang masih dipelukannya.

"Aku juga sudah tidak sabar untuk jadi istrimu. Memiliki suami tampan dan anak yang lucu adalah impianku." Mata bulat Meera menatap Ose sungguh-sungguh. Meera bahkan sudah membayangkan bagaimana nanti pernikahan mereka. Penuh cinta dan pastinya akan sangat bahagia.

"Sebentar lagi, sayang. Sebentar lagi kita akan menikah, kita akan bersama selama-lamanya." ujar Ose.

"Hm, sebentar lagi." Meera bersuara pelan. "Sepertinya tamu-tamu kita sudah datang." Ose melepaskan pelukannya pada tubuh Meera. Meera menatap ke belakangnya.

"Benar, mereka sudah datang." Tamu yang Ose dan Meera undang hanya beberapa orang saja, mereka tidak mengundang banyak orang.

Petugas-petugas yang bertugas untuk pernikahan Ose dan Meera juga hampir semuanya sudah datang.

50 meter dari tempat acara itu sebuah helikopter mendarat. "Sayang, itu pasti Daddyku." suara Meera bersemangat.

"Benarkah?" Ose bertanya memastikan.

"Hm, ayo kita sambut Daddyku." ujar Meera.

"Ayo," Ose menyetujui ajakan Meera.

Meera berlarian kecil, sikap anggunnya menghilang. Ia mengangkat gaunnya setinggi paha agar ia lebih leluasa melangkah. Ia sudah sangat merindukan Daddynya.

Theatrical LoveWhere stories live. Discover now