Kematian Erna

21K 803 22
                                    

Malam sudah datang, Sri ada di dapur, ia barusaja melihat Dini mengambil air, malam ini, tugasnya membasuh Dela di kamar, sedangkan Sri memasak untuk esok hari.

Erna ada di dalam kamar, sendirian, ketika tugas Sri selesai, ia berniat pergi ke kamar, firastnya tiba2 memburuk

saat ia menuju ke kamar, Sri berhenti sejenak, melihat Dini yg membilas Dela, ia melihatnya membilas tubuh anak malang itu dengan telaten.

kemudian, ia lanjut ke kamarnya, disana, Sri tercekat, melihat Erna memegang boneka itu, tanganya, tengah melepas rambut hitam itu.

saat Erna sudah melepaskan rambut yg melilit boneka, tiba2 terdengar suara Dini berteriak yg spontan mengejutkan Sri dan Erna, mereka segera melihat apa yg terjadi.

belum sampai ke kamar Dela, tiba2 sesosok merangkak keluar, menatap Sri dengan senyuman menyeringai,

Dela. pekik Sri dan Erna berbarengan.

sosok Dela melihat mereka sejenak, sebelum memuntahkan sesuatu di depan Sri dan Erna.

"telinga yg terpotong" kata Sri tidak percaya, ia melihat Dini menangis di kamar, memegang salah satu daun telinganya. sosok Dela kemudian pergi, keluar

sebelum Dela pergi keluar rumah, Sri sepintas melihat di salah satu kaki Dela, masih ada satu ikatan tali hitam, apa yg membuat Dela bisa lepas dari ikatan itu.

Dini masih menangis, sementara Erna cuma bisa diam tidak mengerti, kini, mereka menatap hutan gelap itu darisana,

mereka harus bertanggung jawab, mencari Dela di tengah hutan ini, atau orang tua itu akan membunuh mereka bertiga saat ia kembali esok hari.

Sri melangkah masuk ke dalam kamar, dimana, ia melihat Dini masih menangis, menutupi salah satu daun telinganya, ia hanya terduduk

"Din" tanya Sri, yg hanya di jawab tangisan penuh ketakutan, Sri mendekat, melihat lebih jelas, apa yg terjadi. disana, ia melihatnya, telinganya-

telinga Dini, benar-benar tampak robek dengan darah segar masih mengalir, Dini kehilangan satu daun telinganya.

ketegangan semakin membuncah, manakala Dini tiba-tiba berujar sebuah kalimat, yg Sri yakini sebuah pesan "Sewu dinone cah ki, kari ngitung areng"

(sisa waktu seribu hari anak ini hanya tinggal menunggu bara api padam/ kiasan hitungan jawa : waktu)

Sri bangkit dari tempatnya, lantas, melihat Erna yg masih tampak shock, "ayok di goleki cah kui, pumpung rung adoh"
(ayo kita cari anak itu, mumpung belum jauh)

Erna yg mendengar itu lantas langsung sadar dengan lamunanya, "he, golek cah iku, bengi ndedet ngene, gendeng koen" (apa, cari anak itu, malam petang seperti ini, gila ya kamu)

Sri yg mendengar itu, mendekati Erna, "awakmu gak paham ta posisine, yo opo nek wong tuwek iku eroh"

(kamu itu masih belum paham posisi kita ya, gimana kalau orang itu tahu)

sebelum Erna menjawab pertanyaan itu, ia membanting boneka itu, kemudian bertanya dengan nada keras

"TEROS IKI OPO, SOPO SING NDUWE BARANG NGENE, AWAKMU KAN"
(LALU INI PUNYA SIAPA, SIAPA YG PUNYA)

SEWU DINO (1000 HARI)Where stories live. Discover now