Akhir Cerita

26.1K 855 63
                                    

Pagi itu, mbah Tamin dan Dini sudah kembali, seseorang memanggil Sri dari dalam kamar, ia melihat mbah Krasa duduk bersama Dela, ditengah meja, Sri melihat kotak itu, lagi

lantas, Dini mulai membukanya, dari dalam, Dini mengeluarkannya, "Pasak jagor"

semua orang menatap Sri

pasak Jagor, boneka yg Sri lihat, nyaris sama persis, jadi, mbah Tamin dan Dini, semalaman mencari benda ini, di badan boneka, ada lilitan rambut kusut yang sama persis seperti Sri lihat, mengingatkannya pada Erna.

"engkok bengi, kabeh mari nang kene"
(nanti malam, kita akhiri)

Dela mendekati Sri, ia menatap Sri seakan ingin tahu, tatapanya lebih lembut, ia berucap dengan suara lirih

"matur nuwun nggih mbak, gak bakal tak lalino jasane sampeyan" (terimakasih ya kak, saya gak akan pernah lupa jasa kamu)

Sri hanya mengangguk, ia sudah tidak perduli

setelah memotong rambut Sri dan Dini, mbah Tamin, mengikat rambut itu pada boneka, di belakang rumah, ia sudah memutari 3 lubang galian itu, tempat Dela, Sri dan Dini terduduk didalamnya

mbah Tamin, duduk, menyirami boneka itu dengan air, sementara bau kemenyan semakin menyengat

tangan dan kaki mereka diikat dengan ranting muda daun kelor, sehingga ketiga-tiganya, tidak ada yg bisa bergerak, hanya pasrah di dalam setiap lubang yg sudah di gali untuk mereka semuanya,

mbah Tamin, perlahan, mencabut satu persatu rambut itu.

terdengar sebuah suara yg tidak asing, sebuah kerbau meraung, Sri yg sudah terjebak dalam lubang, tidak tahu apa yg terjadi, karena setelah suara itu hilang, ia mendengar Dela dan Dini menjerit, lalu, hening..

hening..

sesuatu baru saja membasahi tubuh Sri, baunya amis, darah

darah kental itu, membuat Sri merasa tidak nyaman, tanpa sadar, ketakutan sudah merasukinya, ia tersenggal, karena di dalam lubang itu, Sri kesulitan untuk bernafas,

tiba-tiba, Dini berteriak lagi, kali ini, ia meronta dari suaranya, seperti ia tengah disiksa

suara Dini, lalu, suara Dela, suara mereka saling bersahutan satu sama lain, Sri yg tidak bisa melihat apa yg terjadi, hanya bisa gemetar, menahan ketakutan yg semakin menguasainya, mbah Tamin, sedang membalas perbuatan si pengirim santet,

lalu, Sri merasakan tubuhnya mati rasa

rasanya, seperti terjebak dalam keadaan tidak sadar, seakan Sri tidak lagi bisa merasakan apapun, namun, rupanya, itu hanya awalnya saja, sebelum, rasa sakit seakan merobek-robek daging di tubuhnya

Sri berkelakar, itu adalah rasa sakit terhebat yg pernah ia rasakan

suara Sri menggelegar, mereka sama-sama berteriak, namun, ada suara lain yg ia dengar, suara seorang lelaki, ia tidak hanya berteriak, ia mencaci maki dengan suaranya yg gemetaran, suara asing yg tidak di ketahui darimana datangnya

suara si pengirim santet

kesakitan itu benar, membuat Sri tidak tahu seperti apa ia harus menggambarkanya, karena setelah sentakan itu, nyawanya seperti di tarik, saat itulah, Sri yakin melihatnya, Dela, selama ini, menggendong seorang wanita, ia memiliki perut buncit, hanya saja, sosok itu, tak berkaki

SEWU DINO (1000 HARI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang