ᴡᴀᴛᴀsʜɪɴᴏʜɪᴍɪᴛsᴜ [21+]

42 = Hana ( 花 )

Watashinohimitsu [ Konoha Gakure Hiden ]

________

Chapter 42 : Bunga.

________

Rambutnya panjang dan lurus, berwarna biru jika diterpa cahaya dan berwarna gelap ketika dinaungi. Harum rambutnya membuat hayalku seperti berada di hamparan bunga lavender di tengah-tengah musim semi dan musim gugur.

Aroma ini... sangat kusukai, lebih dari aroma apapun yang pernah ada.

"Dia Hyuuga Hinata...."

"Aku menyebutnya sebagai 'THE LAVENDER OF SHINOBI'."

"Byakugan-nya berbeda. Seperti tangkai mawar putih saat urat-urat disekitar matanya bangkit, merambat ke titik mata-- laksana mawar putih merekah yang begitu mempesona."

"Namanya seperti bunga matahari, bunga keindahan yang sesungguhnya."

"Dia bunga lavender-- yang cantik."

"Dia bunga Lily-- yang segar."

"Dia bunga Wisteria-- yang terjuntai begitu indah mengalahkan Sakura."

"Dia bunga mawar putih-- yang indah."

"Sulit sekali digapai, karena memiliki duri-duri yang melindunginya. Duri yang sangat menyayanginya."

"Namun, dia juga bunga matahari..."

"Dia menerangi, dia hangat, dia tegar, dia cahaya, dia keindahan, dia kecantikan yang sesungguhnya, dia selalu berharap, tapi tak pernah meminta lebih."

"Dia Hyuuga, tapi dia akan menjadi seorang Uchiha."

"Dia gadis yang kusukai, tapi aku tak bisa menggapainya."

"Jaga dia, Sasuke. Jangan membuatnya menangis ataupun bersedia."

"Air matanya adalah air mataku juga."

"Dan maaf... aku menghapus ingatannya tentang dirimu dan juga tentang kita."

"Karena... Aku takut dia membenciku."

"Sekarang... Aku menyerahkannya padamu!"

Aku masih bisa mengingat ucapan terakhir kakakku, sebelum mati dihadapanku. Sangat jelas dan padat-- Itachi Uchiha menyukai Hyuuga Hinata.

He? Padahal, usianya sepuluh tahun lebih tua dari Hinata.

Ternyata kakakku itu pedofil. 'THE GENIUS OF UCHIHA KLAN', Itachi ternyata memiliki sisi pedofil.

Ck, pantas saja. Mengapa Hinata tak pernah bertegur sapa denganku dulu, ternyata Itachi menghapus ingatannya.

Itu berlebihan! Itachi benar-benar membuatku hancur tanpa sisa.