Satu

19 1 0
                                    

_SalamPanda

_

Vasya melangkahkan kakinya kesekolah dengan gontai. Pagi-pagi sekali hatinya sudah merasa gerah body karena telah di selipkan dengan cacian Mamanya yang sangat panas.

Sangat menyakitkan?

Vasya merasa kata-kata Mamanya itu sama seperti tamparan yang bertubi-tubi tiada henti yang di lampiaskan kepadanya.

Kalau mencoba untuk mengingat kata-kata Mamanya itu kembali, rasa sakit itu kembali muncul kepermukaan. Mungkin tetesan air mata gadis itu kembali terjatuh. Tanpa disangka-sangka sekalipun.

Vasya menyipitkan matanya yang dibantu dengan telapak tangannya untuk mengeringkan air matanya.

"Lo bisa, Sya. Lo pasti kuat?" dorongan Vasya kepada dirinya untuk semakin memperkuat dirinya.

Tak cukup lama Vasya berjalan menuju sekolah, akhirnya dia sampai di depan gerbang. Vasya di hadiahkan dengan suara-suara yang tidak enak didengar oleh telinga Vasya dikala itu ia melalui gerbang.

Karena hampir setiap hari Vasya menerima perlakuan seperti itu disekolahnya. Baik dari teman-teman seangkatan serta kakak senior. Mereka semua merasa karena Vasya berasal dari keluarga yang tidak benar.

Kalau Vasya dibilang seorang gadis broken home, pikiran seperti itu ternyata salah besar. Jelas-jelas Vasya merupakan seorang gadis introvert yang pendiam dan jarang ngomong.

Sebelum sampai di kelasnya, Vasya dihadang oleh seorang cewek yang tidak asing lagi baginya di sekolah ini. Seorang cewek yang sangat populer dan juga di masukan ke dalam kategori siswa cewek yang paling cantik seantero sekolah ini. Pernah sekali pada tahun lalu ia pernah menduduki peringkat teratas pada kontes kecantikan. Lalu mengangkat namanya semakin terkenal hingga diluar kawasan sekolah.

Namanya-Intan. Kelas XI Ipa 1, sekaligus kelas Vasya. Vasya dan Intan memang dari kelas X sekelas. Hingga Intan mengetahui kalau Vasya memang saingannya yang paling ketat.

Dengan kepopulerannya dan paras cantiknya, Intan sangat mudah mempermainkan Vasya dengan mengerjakan semua tugasnya. Mulai dari Pe-er hingga latihan. Intan hanya tinggal menyuruh Vasya untuk mengerjakan semuanya. Tanpa susah payah sekalipun.

"Vasya Dessyana? Cewek pintar dikelas XI Ipa 1, tolongin gue dong buatin Pe-er kimia. Gue nggak sempat ngerjain, karena gue sibuk sama teman-teman gue" ucap Intan angkuh sembari mengeluarkan buku kimianya dari dalam tas.

Hening. Vasya terdiam tanpa menyahut ucapan dari Intan.

"Ck, Nih!" lanjut Intan dengan menyodorkan buku kimianya kepada Vasya yang terdiam menatapnya.

Vasya masih terdiam. Mendengus pelan sambil meraih buku kimia Intan dari tangannya. Tapi tiba-tiba Intan tanpa salahnya langsung menjatuhkan bukunya itu sendiri kebawah lantai koridor sekolah dengan sengaja.

"Upss, gue nggak sengaja, Sya. Sorry, gue minta lo ambilin buku gue itu ya, soalnya gue mau jalan dulu ke kantin. Kerjain Pe-er gue semua ya, daah" seru Intan dengan berjalan menuju kantin dengan mendorong tubuh Vasya.

Intan merasa kalau Vasya memang benar-benar menghalangi langkahnya dari arah depan.

Hening. Selepas kepergian Intan dari hadapannya. Vasya dengan berat hati langsung meraih buku yang saat ini masih tergeletak diatas lantai koridor sekolahnya. Lalu melanjutkan langkahnya menuju kelas dan langsung berkutat pada Pe-er kimia Intan diatas meja belajarnya.

SILENCEWhere stories live. Discover now