Part 10 Siapa Kamu

937 60 1
                                    


Intinya saat ini aku tidak suka berhadapan dengan makhluk bernama Ubel. Mereka terbagi menjadi tiga. Pertama, dia yang disebut penjemput roh ( Devosh ). Kedua, dia sering mengawasi manusia yang memiliki keanehan ( Issac ) dan terakhir ini yang tidak kusukai. Dia pengambil makhluk yang nakal dan menggiring mereka ke neraka ( Mogens ).

"Senang bertemu denganmu lagi, Nona Amari," ujarnya dengan menyeringai. Giginya tampak tajam.

"U--ntuk apa anda ke sini?" tanyaku gugup. Sesekali aku melirik ke bawah meja, berharap dia tidak menemukan Anson.

Sial. Dia seakan mengikuti pandangan mataku dan tersenyum sinis karena menemukan sesuatu yang tampak menyenangkan baginya.

"Tenanglah! Aku tidak akan menyakiti temanmu, Nona."

Huft.... setidaknya aku lega mendengarnya.

"Lalu untuk apa anda datang ke sekolah ini?"

Dia berputar-putar mengitariku dan berbisik dengan nada yang terdengar mengerikan. Dari mulutnya keluar asap.

"Menjemput makhluk yang nakal."

"Sia--pa?" Aku agak bergerak mundur saat wajahnya mendekat.

"Gadis muda bernama Coraline."

Aku mengernyitkan dahi. Kesalahan apa yang diperbuatnya sehingga Ubel ingin memusnahkan?

"Dia menyukai teman manusiamu itu dan hendak membawanya ke dunianya," ujarnya dengan menunjuk meja.

"Tidak mungkin Coraline membawa Anson ke dunianya," kataku tidak percaya.

"Karena gadis itu menyukai temanmu!" tegasnya dengan suara yang membahana.

"Kalau gadis itu tidak menyukai temanmu, dia tidak akan sampai mencelakai orang yang berada di dekatnya," timpalnya lagi.

Berada di dekatnya aku benar-benar merasakan aura yang tidak nyaman. Matanya yang merah menyala bagaikan membakar tubuhku seketika. Jika memang benar yang dikatakan Ubel, berarti selama ini Coraline sudah merencanakan. Aku langsung menghampiri Anson yang berada di bawah meja. Jangan sampai Coraline mengambil jiwanya.

"Tenanglah ... aku membuatnya tertidur sejak tadi. Ia tidak akan tahu tentang ini." Aku sedikit merasa lega mengetahui Anson tertidur pulas bagai bayi yang meringkuk.

"Bawalah temanmu sekarang. Aku akan mencari gadis itu." Setelah berucap, dia langsung melesat seperti angin. Pintu-pintu kelas saling terbuka dan tertutup sendiri saat Ubel melewatinya.

"Cepat bawa temanmu, Nona Amari!" teriaknya dari kejauhan.

Bagaimana bisa aku membawa Anson dalam keadaan tertidur? Memapahnya hingga ke rumah itu tidak mungkin. Namun, mau tidak mau aku harus melakukannya.

"Ayo, kita pulang, Anson." Aku memapahnya pelan. Ternyata ia lebih tampan jika diam seperti ini tanpa bicara dengan nada ketus.

"Ia milikku, Lean! Jangan membawanya pergi!"

Tiba-tiba saja Coraline sudah ada di depanku. Dia terlihat beringas dan licik. Rambutnya berkibar diterpa angin, wajahnya terlihat marah dan siap menerjangku.

"Kamu tidak bisa mengambilnya, Coraline! Ia bukan milikmu."

"Sejak aku bertemu dengannya di gerbang, ia sudah menjadi pasanganku!" Emosinya meluap.

"Jadi kamu sengaja mendekatiku?"

Coraline menunjukkan wajah aslinya sekarang. Dia bukan lagi gadis centil, tetapi monster yang menyeramkan. Embusan angin yang dia hentakkan membuatku dan Anson jatuh bersamaan.

Keluarga Amari ( Terbit Di Dreame/Innovel Hingga Tamat)Where stories live. Discover now