Maafkan author yang lama up nya..
.
.
.
Happy reading....
.
.
Mendengar perintah sang ayah Namjoon seketika tak terima.
"Ayah... Mengapa Taehyung harus disuntik? Aku bisa membujuknya" ucap Namjoon sembari terus memeluk Taehyung yang meronta.
"Tidak... Hiks.. Taetae tak ingin....rumah sakit.... Hiks.. Tidak mau! " teriak Taehyung yang masih meronta dipelukan hyungnya.
Sang ibu yang melihat anaknya itu terus meronta merasa kasihan secara bersamaan. Beliau tau anak bungsunya tak akan mau ke rumah sakit. Tapi jika tidak segera mendapat penanganan cepat, justru akan menjadi berbahaya.
"Sayang.. Taehyung" ucap sang Ibu Kim pada tuan Kim.
"Tuan.. " panggil Seokjin yang sebenarnya ragu untuk melakukan perintah dari Tuan Kim itu.
Tuan Kim masih terdiam memandang sang anak. Dia sudah bertekad dan tak boleh ada yang menentangnya.
" Suntikkan sekarang juga Seokjin. " perintah Tuan Kim dengan tegas.
Yang mendapat anggukan kecil dari sang dokter muda itu.
"Tidak.. Ayah.. Taetae tidak mau... Ayah... Hiks... Hiks.. Ibu... Tolong Taetae" Taehyung semakin menggila di pelukan Namjoon.
Namjoon pun mau tidak mau harus menurut pada keputusan sang kepala keluarga.
Dengan segera Seokjin membuka tas miliknya dan mengambil sebuah suntikan dan sebotol cairan. Dimasukkannya cairan itu ke dalam suntikan. Mengetuknya pelan agar aliran dalam suntikan itu tak terhambat.
Setelah dirasa cukup, Seokjin mendekati sisi ranjang Taehyung yang masih meronta hebat itu.
"Tidak.. Seokjin hyung.. Taetae... Tidak... Hiks.. Jangan rumah sakit... Tae mohon... Hiks... Tidak!... "
Tepat diteriakan terakhir suntikan itu menembus kulit pucatnya.
" Maafkan Seokjin hyung ya Tae" gumamnya disela-sela mendorong cairan pada suntikan itu masuk ke dalam tubuh Taehyung.
"Hiks.. Hiks... Namjoon hyung... Hiks..." Taehyung masih menangis setelah suntikan itu keluar dari kulit kakinya.
Namjoon menggumamkan kata penenang pada sang adik. Meskipun amukannya sudah mulai berkurang namun Taehyung masih memberontak.
"Hiks... Tae.. Tae....tak mau....rumah saki.... " saat itu pula kesadaran Taehyung direnggut.
Namjoon menghela napas jengah.
Sang ayah dan ibunya entah sejak kapan sudah tak ada di kamar itu. Tersisa hanya Seokjin, dirinya dan juga sang adik yang sudah terkena bius itu.
" Hyung.. " panggil Namjoon pada Seokjij yang tengah membereskan peralatannya.
" Hmm? " gumamnya.
"Kau memberi Taehyung dosis seperti biasanya?" tanyanya
"Kau pastinya sudah tau Joon" jawab Seokjin seadanya.
"Cih.. Menyebalkan sekali. " kesalnya sembari menatap sang adik kasihan.
" Mengapa kau mau melakukan itu lagi hyung? "
" Untuk kebaikannya Joon"
"Berhenti membicarakan 'untuk kebaikan' saat ini! " Namjoon berteriak.
Dia sudah terlalu kesal dengan sikap sang ayah yang selalu mendidik adiknya sangat keras hingga berakhir seperti saat ini.
Namjoon dan Seokjin sama-sama terdiam. Seokjin paham, Namjoon hanya tak khawatir dan tak ingin adiknya kenapa-napa. Seokjin menghela napas pelan dan mendekati Namjoon.
"Ayo bawa Taehyung ke rumah sakit Joon. Adik kita butuh penanganan segera" ajaknya lirih sembari menepuk bahu Namjoon.
.
.
.
.
.
.

YOU ARE READING
I want (Complete)
Short Story"Pulanglah bersamaku, Tae." Kim Namjoon. "Aku menemukan diriku disini, hyung." Taehyung. "Terimakasih untuk tetap tinggal, Vi " Hoseok Namjoon itu kakak yang baik, hanya saja dia tak tahu bagaimana memberikan rasa perhatiannya pada sang adik. ...