Bad Couple - 3 (Terulang Kembali)

11.3K 656 6
                                    

"Hal yang membuatku ingin terus bertahan adalah karena kesabaranmu menghadapiku"
-
{Elfran Gian Angkasa}

"Panas banget El" Evelyn menggerutu diparkiran. Saat ini, jam pelajaran sudah berakhir dan kini siswa siswi banyak berlalu lalang diparkiran untuk mengambil kendaraan dan pulang, termasuk sepasang kekasih yang orang orang sebut dengan pasangan yang buruk.

"Lebay banget lo" balas Elfran.

"Ih, ga peka banget sih lo jadi cowok" gumam Evelyn.

Elfran yang mengerti, langsung meraih pundak Evelyn untuk berhenti sejenak. Detik selanjutnya, Evelyn tersenyum menerima tindakan Elfran. Elfran mengelap keringat yang mengucur dipelipis Evelyn dengan tangannya tanpa rasa jijik.

"Makin cinta deh sama El" ujar Evelyn

"Alay"

"Yaudah yuk, gue panas nih pengen cepet balik" ucap Eve sambil mengipasi wajahnya dengan tangannya.

Kini pasangan itu sudah sampai didepan kediaman bapak Belvan yang terhormat.

"Nge date yuk" ajak El. Eve mengernyit heran, tak biasanya Elfran mengajak kencan berbicara terlebih dahulu. Biasanya ia selalu mengajak Evelyn tanpa memberitahu.

"Tumben ngasih tau, biasanya juga kagak. Lo dateng kerumah pas gue lagi gak siap" ucap Eve

"Ini kan beda sayang, ini spesial" jawabnya. Evelyn hanya tersenyum dan mengangguk.

"Yaudah gue masuk dulu, lo hati hati dijalan ya" Evelyn keluar dari mobil Elfran. Sebelum keluar, Elfran menahan lengan Evelyn.

"Dandannya gausah cantik cantik. Oh iya, pake sweater ya" ujar El dibalas anggukan oleh Evelyn.

_______________________

Chat El dan Eve

Evelyn
Lo dimana El?
Jadi jemput?
Gue udah siap nih

Tidak ada balasan dari Elfran.

El?
P
P
Sayang
Woi
Curut
Aish
Lo kemana siii

Tetap tak ada balasan dari Elfran. Sudah 2 jam Evelyn menunggu, tapi tak ada tanda tanda Elfran akan menjemput. Evelyn bersyukur karena Elfran tak menyuruhnya memakai dress. Jika iya, mungkin dandanannya sekarang amat sangat berantakan.

"Elfrannya udah jemput belum kak?" Tanya Dea pada putrinya.

"Belum bun, di chat juga ga dibales bales. Kenapa ya?"

"Mungkin El ada urusan mendadak kali kak" ujar Dea.

Tiba tiba ponselnya berdering tanda panggilan masuk. Nomor tak dikenal? Buru buru Evelyn mengangkatnya.

"Halo assalamu'alaikum" ucap seseorang diseberang sana. Suaranya sedikit bergetar.

"Iya waalaikumsalam. Ini siapa ya?"

"Ini bi Sari non."

"Oh bibi, kenapa bibi telpon, tumben?"

"Ini non, den Elfran jerit jerit dikamar. Bibi mau masuk tapi pintunya dikunci. Bibi takut den Elfran kenapa napa non." Ucap bi Sari sedikit tersendat sendat.

Mata Evelyn membulat. Kejadian ini terulang kembali setelah 2 tahun. Evelyn sangat tau apa yang terjadi pada kekasihnya itu. Air mata lolos melewati pipi bulat nya.

"Kenapa sayang?" Dea bertanya.

"Bun, Eve harus kerumah El bun. Eve pamit ya bun. Assalamu'alaikum"

"Iya hati hati sayang. Waalaikumsalam"

Evelyn mengendarai mobilnya menuju rumah Elfran dengan kecepatan tinggi. Setelah sampai dipekarangan rumah Elfran, dengan tergesa gesa ia masuk kedalam tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Non Evelyn, den Elfran makin histeris, gimana ini non" ucap bi Sari saat Evelyn sampai didepan pintu kamar Elfran.

"Bibi tenang ya, Eve bakal coba bujuk El"

Tok tok tok

"El? Buka pintunya dong. Eve pengen masuk, pengen ketemu sama El" ucap Evelyn lembut. Tiba tiba jeritan histeris Elfran terhenti, disusul dengan terbukanya pintu kamar.

Evelyn tersenyum miris melihat kekasih yang sangat ia cintai begitu tersiksa. Penampilannya jauh dari kata rapi. Evelyn masuk dan menutup pintu kamar Elfran, meninggalkan bi Sari yang hendak turun untuk membuat minuman.

Evelyn mengajak Elfran untuk duduk.

"El kenapa? Ada yang ganggu?" Elfran tak menjawab, tetapi langsung menubruk tubuh Evelyn. Memeluknya erat dan kembali mengeluarkan air mata. Evelyn semakin pedih melihatnya. Ditambah lagi saat melihat banyaknya goresan di tangan dan kaki Elfran.

"Kamu keinget lagi?" Tanya Evelyn lembut. Elfran mengangguk mengiyakan. Elfran melepaskan pelukannya pada Evelyn. Kemudian ia mengambil sebuah kotak hitam. Evelyn menerimanya dan langsung membukanya. Rupanya Elfran diteror oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Udah ya, ini bukan salah kamu, ini udah takdir dari Allah. Kamu jangan terus terusan merasa bersalah apalagi sampai menyakiti diri sendiri. Aku sakit liat kamu kayak gini. Kamu gamau kan liat aku sakit?"

"Engga" lirih Elfran. "Tapi aku penyebab meninggalnya mama, aku penyebabnya. Ini semua salah aku." Tambahnya.

"Syutt.. engga, ini bukan salah El. Ini takdir. Meskipun saat itu mama gak nolongin El, mama pasti bakal meninggal karena udah waktunya. Allah udah nentuin kapan mama meninggal. Kita gak bisa menolak itu" ucap Evelyn memenangkan. Elfran hanya menggeleng tidak setuju. Kemudian kembali mengambil pisau kecil yang tergeletak diatas nakas. Dan kembali menggoreskannya pada lengan nya.

Evelyn berusaha untuk merebut pisau itu dari tangan Elfran, tetapi naasnya, pisau itu menggores tangan Evelyn. Elfran yang melihat itu refleks menjatuhkan pisaunya.

"Eve, maafin El" gumam Elfran sambil memegang tangan Evelyn yang terkena goresan. Evelyn meringis tetapi tetap tersenyum. Ia rela terluka asalkan Elfran berhenti melukai dirinya.

"Eve gak apa apa kok. Yang ada apa apa itu El. Tuh tangannya sama kakinya banyak goresan gitu. Gak sakit apa?" Elfran mengangguk polos.

"Kita obatin luka kamu dulu ya" ucap Evelyn.

"Engga kamu dulu yang diobatin" tolak Elfran.

"Eve gak apa apa El. Ini cuma sedikit aja"

"Tetep aja evelyn terluka. Aku gamau liat kamu terluka." Ujar Elfran.

"Kalo gak mau liat aku terluka, kamu jangan lukain diri kamu sendiri El. Liatnya aja udah bikin aku sakit.  Jangan diulang lagi. Ngerti?" Tanya Evelyn

"Iya ngerti"


NEXT?

Bad Couple (END)Where stories live. Discover now