Murid Pindahan

839 73 1
                                    

Suara nyaring yang dihasilkan bel sekolah itu membuat sekolah ter-elit di Jakarta Selatan membeludakkan ribuan siswa dan siswi yang keluar dari masing-masing kelas. Entah ke kantin atau sekedar bermain-main di halaman.

Detik berikutnya dua gadis muncul. Paras mereka sama-sama cantik, tapi yang satu sedikit tomboy. 

Irene dan Seulgi berjalan menuju kantin. Mengisi perut adalah hal terpenting setelah tadi belajar Fisika begitu menguras energi mereka.

Awalnya mereka terlihat santai. Tapi saat melihat banyak siswi berkerumun tepat beberapa langkah di depan mereka, langkah kaki keduanya menjadi terhenti.

Seulgi menahan lengan Irene. "Tunggu, deh. Itu ada apaan, sih?"

Irene menoleh singkat. "Ga tau." Kemudian berjalan meninggalkan Seulgi yang masih penasaran.

"Eh, Tungguin!"

Setelah berhasil mensejajarkan langkahnya, diam-diam Seulgi mencuri pandang pada satu orang yang kini kepalanya terlihat menyembul  di antara para siswi. Seulgi mulai paham jika sepertinya ada murid baru atau pindahan yang sedang jadi bahan tontonan sekarang.

Tapi ia bingung, sehebat atau sekeren apa orang itu sampai membuat para siswi di sini berteriak seperti orang tak waras?

Saat berada dijangkauan yang cukup dekat, Seulgi menghentikan langkahnya kemudian sedikit menjinjitkan kakinya agar dapat melihat lebih jelas.

Irene menarik lengannya. "Duh, seul! Ga perlu diliat juga kali. Gue udah laper."

Seulgi menghiraukan omelan Irene dan malah menarik tangan salah satu siswi yang ada di depannya.

"Itu siapa, sih?" tanya Seulgi heran.

Mata siswi itu sedikit melebar. "Lu ga tau? Itu tuh cowok ganteng yang jadi murid pindahan di sekolah kita!"

.
.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.

Semasa hidup, Taehyung belum pernah merasakan hal semacam ini. Menjadi bahan tontonan hampir seluruh siswi. Bahkan saat di Korea dulu, ia hampir tidak pernah dielu-elukan begini. Karna siswa siswi di sana lebih dituntut mementingkan nilai tinggi dibandingkan eksistensi.

Dan detik ini ia benar-benar dibuat pusing. Pekikan demi pekikan terus menggema di telinga.

"UCUL BANGET!"

"MIRIP OPPA-OPPA KOREAAA!"

"NAMANYA SIAPA?"

✓Destiny of Dream | by thereowWhere stories live. Discover now