Kesalahpahaman

460 38 3
                                    

"Dia begitu karna kayaknya dia suka deh sama lo, rene."

Kalimat yang diucap Seulgi terus terngiang di pikiran Irene. Saat jam pelajaran ketiga tadi kosong, ia keluar kelas dengan alasan ingin
buang air kecil.

Setelah berada di luar kelas, Irene lalu berjalan dengan pelan sembari memikirkan kalimat itu.

"Masa, sih? Ah, palingan cuma ngebaperin doang."

Irene menepis asumsinya yang mengatakan jika Taehyung sepertinya memang tertarik padanya.

Bukan hal mudah bagi Irene membuka hatinya begitu saja untuk siapapun. Bahkan hal yang paling ia benci di dunia ini adalah, soal percintaan.

Menurutnya, kerumitan yang memusingkan pasti ada dalam persoalan itu. Entah perselingkuhan, cinta bertepuk sebelah tangan, atau yang lainnya.

Dan sendiri adalah hal yang menyenangkan bagi Irene. Walau terkadang kesepian sering sekali mendatanginya tanpa jeda. Perasaan iri saat melihat teman-temannya yang sudah memiliki kekasih jugaㅡsebenarnya dirasakan Irene selama ini.

Tapi karna ia tidak pernah mau membuka diri
soal itu, makanya orang-orang seringkali menganggapnya sombong atau terlalu pemilih.
Bahkan ada yang pernah mengatakan jika Irene itu tidak tertarik dengan lelaki. Padahal kenyataannya jauh dari itu semua.

Irene hanya sedang menjaga perasaannya sendiri. Ia tidak mau berujung sakit atau kecewa saat ia menaruh harapan pada seseorang yang belum tentu ditakdirkan untuknya.

Selang lima menit berjalan menuju toilet, Irene akhirnya sampai dan menuntaskan urusannya.

Setelah merasa cukup lega, Irene kemudian keluar dari toilet dengan pikirannya yang malah semakin kusut karna kalimat Seulgi tadi.

Padahal tadi ia sudah menepis itu sejauh mungkin, tapi kenapa rasanya seperti tidak bisa?

Irene jadi penasaran tentang apa yang menjadi alasan Taehyung seminggu lalu mengajaknya begitu saja. Bukankah itu sangat tiba-tiba? Perkenalan secara wajar saja baru terjadi saat mereka ada di Meseum 3D.

Berarti selama sebelum ke Museum, Taehyung pasti punya alasan yang lain 'kan?

Irene berhenti sejenak di bangku panjang dekat kelas XI-C IPA. Kebetulan kelas itu sedang kosong karna sedang praktek. Irene jadi lega bisa istirahat sebentar di sini sambil menormalkan pikirannya yang semakin kusut.

Ia menarik napasnya pelan sambil memandangi ujung sepatunya. "Kalo dia ga ada rasa, kenapa harus tiba-tiba ngajak gue? Padahal 'kan dia juga bisa pergi sama cewek-cewek cantik yang ada di sini. Tapi.. kenapa harus gue?"

Pertanyaan yang entah kapan akan terjawab itu adalah hal yang sudah mengusik pikiran Irene sejak di lorong tadi.

Bahkan detik ini, Irene mengacuhkan jam tangannya yang sudah menunjukan pukul dua belas siang yang berarti jam ke empat di kelasnya akan segera dimulai.

"Nunggu siapa, rene?"

Suara itu membuat tubuh Irene seketika tersentak, ia terkejut. Lalu menoleh ke arah sumber suara, dan ternyata itu Taehyung.

Lelaki aneh yang sejak tadi telah berhasil mengusik pikirannya.

Taehyung berdiri dengan santai sambil tersenyum ke arah Irene yang kini malah merasa gugup entah kenapa.

"Ga nunggu siapa-siapa." Irene mencoba menormalkan segala hal yang ada di tubuhnya terutama degup jantungnya sendiri.

Tanpa memandang Taehyung, Irene berdiri untuk kembali ke kelas. Mungkin sekarang bukan waktu yang tepat untuk bertanya soal ajakan Taehyung seminggu lalu itu, pikirnya.

✓Destiny of Dream | by thereowWhere stories live. Discover now