PROLOG

29 0 0
                                    

Tenggelam.
Jingga telah tenggelam di ufuk barat. Siluet gedung-gedung kukuh yang ikut tenggelam menjadi hitam pekat meninggalkan lelah pada mereka yang bekerja di bawah terik matahari seharian penuh.

Namun, taman kota masih tetap ramai oleh anak-anak yang berlarian menuju Masjid Raya. Ada yang sekadar duduk beristirahat di perjalanan menuju rumah, dengan earphone di telinga dan smartphone yang tak henti-hentinya digenggam. Ada juga komunitas skateboard yang tak kenal waktu meski adzan berkumandang nyaring, tepat di samping taman kota tempat mereka bermain.

Tetapi, ada satu kursi di ujung taman yang tampak sepi. Di sana seorang perempuan dengan dress putih tulang yang tampak lusuh terbaring lemas tak berdaya. Di kepalanya masih terdapat rangkaian bunga yang dililitkan menjadi lingkaran cantik menghiasi rambutnya. Bibirnya pucat pasi. Nafasnya lemah. Ia sekarat.

PetrikorWhere stories live. Discover now