SPECIAL PART RIFY - 3/3 (END)

7.5K 370 93
                                        

Ify memainkan jari-jarinya diatas tuts hitam putih piano sambil menunggu Rio yang tengah jogging mengelilingi komplek perumahan mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ify memainkan jari-jarinya diatas tuts hitam putih piano sambil menunggu Rio yang tengah jogging mengelilingi komplek perumahan mereka. Ia baru saja selesai menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

Ify mendengar suara pintu dibuka diikuti salam dengan suara familiar yang sudah mengisi separuh kehidupannya. Namun ia tetap melanjutkan permainan piano dari lagu ciptaannya sendiri yang berjudul “Wind” tanpa terganggu.

Rio muncul dari ruang depan dan langsung menuju dapur untuk mencuci tangan dan mukanya. Setelah mengeringkan wajahnya dengan handuk kecil yang sudah disiapkan Ify di kursi tempat makannya, ia duduk dan meneguk segelas air putih yang sudah dipersiapkan untuknya juga.

Ify masih asik memainkan pianonya tanpa terganggu oleh kehadiran Rio yang sekarang tengah menatapnya intens dari meja makan sambil tersenyum. Ify menyelesaikan permainan pianonya sampai lagu berakhir dan menemukan Rio masih belum mengalihkan pandangannya.

“Terusin dong. Rasanya kayak lagi sarapan di kafe-kafe sambil diiringi live music.” Ucap Rio sambil menggigit sandwich yang sudah dibuat oleh Ify.

Ify tertawa sambil menghampiri Rio di meja makan dan duduk ditempatnya biasa, lalu memakan sandwichnya sendiri.

“Sarapan aja di kafe kalo gitu.” Tanggap Ify disela-sela kunyahannya.

“Loh mana ada kafe yang nyiapin sarapan sekaligus menghibur dengan live music dari orang yang sama?”

Ify tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

Rio menghabiskan sandwichnya lalu meminum segelas susu, meneguknya pelan sampai habis. Ify mengikuti hal yang sama.

“Kayak begini aja hidup aku udah tenang banget. Rasanya nggak pantes minta sesuatu yang lebih lagi.” Rio menatap Ify lekat.

Ify menghela nafasnya pelan. “Untuk segala hal yang kamu lakukan dan perjuangkan, kamu layak menerima lebih juga kok.” Ucapnya sambil tersenyum menatap Rio balik.

Rio menopang dagu dengan salah satu tangannya dan menatap Ify lebih dekat. “Misalnya ditemenin lari pagi dari subuh di setiap hari libur?” Godanya.

Ify tertawa lebih keras dari sebelumnya sambil menggeleng.

“Kamu tau dari banyak hal yang aku bisa lakukan, bangun pagi bener-bener buka keahlian aku dari dulu.”

“Tapi dulu kamu kan kapten basket putri.” Protes Rio.

“Ayey kapten. Bukan pelari ekskul atletik.” Ify ngeles.

Rio pura-pura merengut. “Kamu tega apa aku jadi sasaran godaan ibu-ibu komplek yang lagi senam?”

Ify tertawa. “Aku cuma bisa jamin kamu nggak akan tergoda sama mereka.” Tanggapnya santai.

“Kalo tergoda mamah muda gimana?”

Ify mengeskpresikan wajahnya nampak lebih serius. Ia mengetuk-ngetukkan telunjuknya ke dagu, mencoba mengingat-ngingat.

That's All Cause IFY (END) - RevisiWhere stories live. Discover now