💚04

12.6K 2.2K 133
                                    

Tekan tombol bintang ga susah kok ✨🌙
.
.







"beres kan. Kalo sama gue gamungkin nih lo salah salah lagi." kata Jaemin kembali memeriksa tugas Siyeon yang sudah ia print.

Siyeon tersenyum lebar, "kenapa ga dari dulu aja nugas sama lo sih."

"orang ketutupan Jeno mulu, mana pernah lo kepikiran mau sama gue"

Mendengar itu, Siyeon langsung cemberut. "gausah diungkit lagi kali Jaem. Lo mah"

Jaemin melihat wajah Siyeon yang terlihat kesal. Ia lalu mengusak rambut Siyeon sambil terkekeh. "iya kan bercanda. Tapi, beneran lo belum move on sama Jeno?"

Sebelum menjawab, Siyeon mengambil tugasnya yang berada ditangan Jaemin dan ia masukkan kedalam map.

"gatau, tapi gue biasa aja kok. Cuma kalo ketemu, ya masih rada, hm, gitu."

"itu artinya belum move on sepenuhnya." singkat Jaemin.

Siyeon menunduk sambil membuka tas laptopnya. "iya sih, tapi— hhh gatau deh, males aja gue mikirin. Kadang masih ga nyangka aja gitu, Jeno udah punya anak."

Jaemin kemudian menoleh kearah kamarnya yang memang tak terlihat dari lantai bawah.

Ini sudah jam 7 malam, tapi tidak ada suara dari Felicia maupun, Jeni. Dan ia baru ingat, Jeno belum juga menjemput anaknya sendiri.

"yaudah, Jaem, gue balik kalo gitu."

"iya sama - sama." kata Jaemin menyindir Siyeon.

"eh belum gue bilang makasih heheh, Makasih Jaemin."

Jaemin tersenyum lalu mengangguk. "mau gue anter?"

"ngga usah, gue kesini sama supir kok, udah didepan kali supir gue."

"yaudah, suruh hati hati supir lo nyetir. Nanti lo kenapa - kenapa lagi."

Siyeon menahan malunya saat Jaemin mengeluarkan kalimat itu dari bibirnya. Cukup membuat Siyeon baper.

Setelah Siyeon pergi, Jaemin kemudian menelepon Jeno. Dan untungnya segera diangkat.

"woe, dimana lo? Ga jemput Jeni?"

"Anjir, lupa gue bro. Ntar lagi balik. Keenakan pacaran gue sama Jisa."

Jaemin mendecih, ia berjalan menuju kamarnya sekarang.

"anak sendiri lo lupain, bangsat ga nih? Anak lo gue aja yang ambil."

"mulut lo gajah. Gue enak enak buat sama Jisa masa lo yang ngambil hasilnya."

Jaemin menahan tawanya. "berengsek banget bahasa lo. Yaudah ni anak lo tidur sih, ga rewel. Inget nanti bayarannya—"

Ucapan Jaemin terpotong saat melihat dua makhluk yang tertidur dengan sangat lelap. Siapa lagi kalau bukan Jeni, dan juga, Felicia.

"halo? Bayaran apaan monyet?"

Jaemin tak menjawab, ia malah mematikan ponselnya dan ia masukkan kedalam saku celana belakangnya.

[2]I Love You 3000; forever | Na Jaemin✔️Where stories live. Discover now