🍏05.2

9.3K 1K 77
                                    

vote dulu sebelum mulai membaca

🐝

🍍🍍🍍


"serius lo?! Wah ni orang gue dikasi taunya terakhir. Temen - temen kantor malah lo kasi tau lebih dulu."

Jaemin hanya tersenyum lalu meneguk secangkir kopinya. Ia dengan pakaian celana kain satin berwarna coklat, dan kemeja berwarna putihnya sedang berada di dapur menyiapkan segelas susu untuk Felicia. Ini sudah rutinitas.

"heh?! Mana di grup jarang nongol, sok sibuk amat lu."

Tangannya mematikan loudspeaker dan menjempit ponselnya diantara telinga dan bahu. "lo kasi tau aja ke anak - anak lain. Gue matiin dulu."

"eh bentar, kasi tau juga kalau Felicia lagi kosong. Ini, Jeni pengen main kesana. Katanya kangen mama Feli."

Kedua sudut bibir Jaemin pun tertawa mendengar kalimat sahabatnya, Lee Jeno. "iya - iya, nanti kita yang main ke rumah lo. Dah, gue tutup."

Mematikan ponselnya secara sepihak, Jaemin lalu melangkah menuju kamarnya. Baru hendak menginjak anak tangga, langkahnya terhenti karena panggilan dari ayahnya.

"apa lagi?" tanya Jaemin.

Goongmim berdehim. "kamu udah yakin sama keputusan kamu ini?"

Jaemin mengangguk, "lebih dari kata yakin."

"yaudah. Maafin papa tempo lalu, udah kasar sama kalian berdua. Papa cuma gamau menantu atau cucu papa nanti gasuka sama papa. Apalagi anaknya sendiri."

Jaemin hanya diam. Ia hanya mengangkat kedua alisnya lalu melanjutkan langkahnya itu. "tunggu, Jaem,"

Tanpa bersuara, Jaemin hanya menoleh. "siang ini, di butik tante Jessica, kamu bisa kesana untuk pilih desain pakaian kalian."

Lalu Goongmin pergi. Jaemin pun memandang punggung ayahnya yang berlangsung menghilang dari hadapannya. Baiklah, tentu ia nanti akan ke tempat yang disebut ayahnya barusan.

"Tuan, hari ini mau sarapan apa? Biar kami tinggal siapkan."

Salah satu maid bertanya pada Jaemin, dan Si tuan rumahnya hanya menggeleng. "ga perlu bi, bibi siapin aja buat mama aku sama mamanya Felicia. Kita berdua juga nanti mau pergi."

Wanita berumur itu membungkuk hormat lalu pergi. Jaemin kembali melangkah dan kini ia sudah berada didepan kamarnya.

Baru membuka pintu saja, ia sudah dapat melihat Felicia yang masih tertidur dengan pulas. Apalagi mulut perempuan itu sedikit terbuka.

Jaemin meletakkan segelas susu itu diatas nakas, kemudian beralih pada Felicia. "udah gabisa begadang, malah nungguin aku kemarin. Fel, bangun ini udah jam 9. Hei.."

Jaemin sendiri sudah bangun sedari tadi, bahkan sudah berpakaian rapi. Lihat, perempuannya, masih sama seperti dulu. Jika tidur, kaosnya selalu terangkat dan memperlihatkan perutnya yang buncit itu.

Tapi dimata Jaemin, semua itu menggemaskan.

Ia mendekat untuk mencium pipi Felicia. "sayang, bangun."

[2]I Love You 3000; forever | Na Jaemin✔️Where stories live. Discover now