Satu

931 319 451
                                    

"Bagaimana dia bisa kecelakaan seperti ini?"

Kim Hana, ia bertanya sangat lirih kepada Park Sora, mereka berdua sama-sama melihat sahabatnya terbaring lemah di atas kasur rumah sakit.

"Aku dan Miran mau pergi makan, jadi-- waktu kita lagi jalan Miran melihat pacarnya berselingkuh di seberang jalan yang kita lalui, dan ya..., Miran mengejar si brengsek itu tanpa melihat banyak kendaraan yang berlalu lalang, akibatnya dia pun kecelakaan. Untunglah tidak terlalu parah karena yang mengendarai mobil itu melaju dengan kecepatan rendah." Jawab Sora dengan santai, sambil beranjak di samping Hana untuk pergi duduk di sofa yang tak jauh darinya.

"Ah dasar, kenapa kau tidak  memberhentikannya?"

" tidak sempat." jawab Sora sambil membaringkan tubuhnya diatas sofa tersebut dan mulai memejamkan matanya.

Hana yang mendengarnya hanya bisa mendengus.

"Ya, kau mau tidur? Jadi aku sendirian disini?" Guman Hana yang masih bisa di dengar oleh Sora. Hana kalau menyangkut rumah sakit ia takut, rumah sakit menyeramkan men, itu yang terpikirkan oleh otak kecilnya.

"Aku lelah Hana, kau kan bisa menjaganya sebentar lagi sampai orangtuanya datang, dan Miran sebentar lagi juga bangun, dia hanya tertidur, dan lagi kau tidak sendirian di sini ada aku." Jawab Sora dengan jengkel di akhir kalimatnya sambil menekankan kata 'aku'. Mana ada hantu di siang bolong seperti ini?!

Mendengar kabar anaknya kecelakaan, orangtua Miran yang tinggal di Busan pun tergesa-gesa pergi ke Seoul.

"Hm kau tidur lah" pasrah Hana, "Sora-ya, aku mau ke luar membeli makanan, kau mau titip sesuatu?" Sambung Hana karena ia merasa lapar sedari tadi.

"Tidak usah, aku tidak lapar kau pergilah, jangan lama-lama eoh?"

Hana pun mengangguk dan berlalu pergi dari ruang perawatan tersebut.

***

Setelah mengisi perutnya yang keroncongan dengan makanan yang ada di cafe seberang rumah sakit, Hana kembali menuju ke ruang rawat temannya.

Dalam perjalanan di lorong rumah sakit, Hana sesekali bersenandung kecil, yang tak mana gerak-geriknya kadang di perhatikan oleh orang yang tak sengaja berpapasan dengannya, sebenarnya hal yang di lakukan Hana lumrah–tapi karena gadis cantik itu seakan-akan me umbar kecantikannya dengan bersenandung kecil membuat kaum adam yang melihatnya takjub.

Padahal Hana sebenarnya tidak memikirkan itu, ia berjalan seperti orang pada umumnya–hanya kaum adam yang berpikiran demikian.

Brughh...,

"Aduh, joesonghabnida..." Ujar Hana merasa bersalah sambil membungkuk beberapa kali karena tidak sengaja menabrak seorang wanita di depannya yang tengah memainkan handphone. Hana mengambil ponsel yang terjatuh tak jauh dari kakinya itu dan mengembalikan ke si empu yang punya. (Sorry)

Wanita itu mengambil ponselnya dari tangan Hana. "Ahh..., seharusnya aku yang meminta maaf karena tidak melihat jalan. jeongmal, joesonghabnida," Ujar wanita di depannya tak kalah ramah.
(Really really sorry)

"Tidak-tidak aku yang salah karena tidak melihatmu," sanggah Hana.

Wanita itu pun menggeleng "Aku yang---"

"Ya! Kalian kekanakan sekali, ya ya biar aku yang salah, oke?" Potong seorang lelaki yang entah sejak kapan sudah berdiri di depan Hana–di samping wanita itu. (Hei)

Hana dan wanita tersebut pun akhirnya sadar dengan tingkah mereka berdua sedari tadi, dan mereka hanya bisa tersenyum canggung.

"Jimin-ssi? Sejak kapan kau disini?"
Tanya wanita cantik tersebut. Hana menyimpulkan kalau mereka saling mengenal.

"Sejak kalian tidak sengaja bertabrakan, mungkin." Ujar Jimin santai sambil mengedikkan bahunya. Jimin beralih melihat Hana.

"Annyeonghaseo, Jimin imnida," ucap lelaki itu tak lupa dengan senyuman di wajahnya yang tampan.

"Ah, N-ne..., Annyeong, naneun Kim Hana imnida." Balas Hana memperkenalkan diri juga.

Setelah aksi mereka bertiga saling memperkenalkan diri dan mengobrol sebentar, yang hana ketahui gadis cantik tersebut bernama Jung Sena, Hana pun kembali berjalan menyusuri koridor dan menaiki lift untuk sampai ke kamar rawat temannya.

Sesampainya Hana di dalam ruang rawat Lee Miran, ia melihat Miran yang sudah terbangun dan orangtua Miran pun sudah datang.

"Ah, Eomma..., Miran tidak apa-apa, jangan berlebihan seperti ini..." Nampak Miran yang mulai lelah melihat ibunya bertanya ini-itu tentang kecelakaan yang menimpa anaknya.

"Ya. Ibu mana yang tidak khawatir mendengar anaknya kecelakaan eoh?"
Tanpa sengaja Ibu Miran menampar tangan anaknya yang terluka.

"Aw, APPO." Miran meringis melihat tangannya dan ibunya bergantian. (Sakit)

***

Hana memutuskan untuk pulang dari rumah sakit karena hari sudah mulai malam di ikuti dengan Sora yang juga mau pulang, tidak lupa mereka berpamitan kepada orangtua Miran.

Mereka berdua akan menaiki bus yang akan mengantarkan mereka pulang, berhubung rumah mereka berdua dekat. Setelah beberapa menit menunggu di halte akhirnya bus yang akan mereka naiki pun tiba.

"Sedari tadi aku tidak melihat kekasih Miran di rumah sakit, jangan bilang dia tidak tahu?" Tanya Hana kepada Sora yang duduk di sampingnya.

"Yah..., seperti nya begitu, mungkin dia dengan selingkuhannya sekarang. Awas saja, kalau aku melihatnya akan ku cabut rambut yang ada di kepalanya sampai tak tersisa, kalau perlu aku tendang burung yang ada di celananya itu." Ucap Sora menggeram kesal.



TBC

PARK JIMIN

PARK JIMIN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
11:11 PM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang