11:11 PM

Tiga

Setelah berpikir-yang tak juga membuahkan hasil kenapa ponselnya yang berada di atas nakas, Hana mengabaikan itu dan menghubungi Sora untuk pergi bersama ke rumah sakit tempat Miran di rawat, setelah mengobrol menentukan jam yang tepat untuk mereka pergi Hana pun memutuskan panggilannya.

Hana beranjak dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi. Setelah selesai, Hana berjalan menuju kamarnya dan melihat Dobong yang masih tertidur di atas ranjang.

Hana tersenyum, "Hey, bangun kucing pemalas." Hana menggendong Dobong membawa kucing itu ke dapur bersamanya. Sesaat Dobong membuka mata dirasakan tubuhnya melayang-setelah tahu Hana yang menggendongnya kucing itu tertidur lagi dalam pangkuan Hana.

"Kenapa setiap hari aku merasakan kau bertambah gemuk?" Hana terkekeh melihat Dobong yang tertidur.

Hana meletakkan Dobong di atas meja pantry, Hana mulai mengeluarkan bahan-bahan dari dalam kulkas untuk ia masak pagi ini. Setelah beberapa menit masakannya pun jadi. Hana melihat ke meja pantry, melihat Dobong yang duduk sambil kucing itu membersihkan dirinya dengan menjilati tangannya. Sesekali tangan kucing itu mengusap-usap ke wajahnya.

Hana mengambil tempat makan Dobong dan mengisinya dengan makanan kucing itu, setelah itu mengangkat kucing gembil tersebut ke depan tempat makanannya. Hana melihat beberapa detik Dobong yang makan dengan lahapnya. Setelah memberi makan Dobong ia pun duduk di meja makan dan mulai sarapan.

Sunyi.

Seperti kebanyakan keluarga lain yang akan sarapan bersama di pagi hari-berbeda dengan Hana yang makan sendirian. Tidak ada sosok ayah yang meminum kopi sambil membaca koran, tidak ada juga sosok Ibu yang akan memasakan makanan untuknya. Ini semua sudah Hana jalani dari ia duduk di bangku Sekolah Menengah. Waktu ia berumur 9 tahun Hana masih tinggal bersama dengan neneknya. Tapi beberapa tahun kemudian setelah nenek Hana wafat, Hana memutuskan untuk pergi dari Daegu dan pindah ke Seoul.

Kemana perginya ibu dan ayah Hana? Ibu Hana-Kim Lea, sudah lama meninggal sejak Hana masih kecil. Kim Lea yang waktu itu mengandung anak keduanya-adik Hana, kandungan yang sudah menginjak delapan bulan.

Lea mengalami kecelakaan-dimana Lea yang waktu itu lagi jalan setelah mengantarkan Hana ke sekolah, melihat seorang anak kecil yang berlari ke tengah-tengah jalan. Di waktu bersamaan dari arah kanannya seorang pemuda melaju kan motornya dengan kencang.

Kecelakaan pun terjadi, anak itu di dorong oleh Lea ke tepi jalan dengan sekuat tenaga, sebelum Lea beranjak motor itu sudah lebih dulu menghantam badannya. Ia terlempar dalam kondisi tengkurap yang mengakibatkan perutnya juga menghantam kerasnya aspal. Setelah dibawa ke rumah sakit nyawa ibu dan anak dalam kandunganya itu akhirnya tak bisa tertolong, anak Lea yang sudah di keluarkan dari perutnya sudah tidak bernapas lagi-menyusul ibunya yang pergi beberapa detik yang lalu.

Bagaimana dengan bocah lelaki yang di tolongnya? Anak itu hanya mengalami luka kecil di bagian kaki dan tangannya.

Beberapa bulan sejak kematian istri dan bayinya, ayah Hana-Kim Daniel menikah lagi dengan wanita yang lebih muda darinya. Hana yang merasa ayahnya mengkhianati ibunya itu pun merasa marah, lalu Hana memutuskan tinggal bersama dengan neneknya. Walaupun sebenarnya ayahnya enggan tapi Hana terus membujuk ayahnya sampai di bolehkan tinggal dengan neneknya. Jarak rumah neneknya dan ayahnya yang tak terlampau jauh membuat ayahnya bisa melihat kondisi Hana, kadang ayahnya juga menyempatkan waktu untuk mampir ke sana.

Hana merasa tidak diperhatikan lagi oleh ayahnya semenjak adik tirinya-Kim Junho lahir. Ayahnya sangat jarang ke rumah neneknya. Apalagi waktu kematian neneknya tidak ada ayah dan ibu tirinya yang datang-mereka sekeluarga sibuk berlibur keluar negeri. Dua hari setelah nenek Hana wafat baru mereka pulang.
Hana yang merasa tidak mempunyai siapapun lagi memutuskan untuk pindah ke Seoul dan melanjutkan sekolahnya disana. Setiap bulan ayahnya akan mengirimkan uang saku kepadanya walaupun sebenarnya Hana tidak meminta.