[32]

880 182 29
                                    

Berkat wejangan yang diberikan Namjoon hingga menjadi topik inti di kegiatan makan siang mereka, Yoongi tidak bisa raih kefokusan paripurna. Kendati mampu, tidak lebih dari sekian menit karena lagi-lagi Yoongi dibuat memeras otak.

Rasanya mau berlagak masa bodoh saja, toh, Namjoon sendiri bilang belum terbukti, ditambah tidak ada laporan dari Reiha pasal perilaku Jihoon yang menyimpang. Akan tetapi, di satu sisi, Yoongi yang dengan ringan mengaku ia menyayangi Reiha dan enggan gadis polos serta berhati jelita itu mendapat kemalangan alih-alih memperoleh pilihan terbaik karena ulahnya. Membikin ia tak ayal terombang-ambing.

Sialnya Yoongi tidak diizinkan meraih kesempatan menetralisir kekacauan. Tidak, manakala Yoongi hendak menjemput Jimin beriring harapan bertemu Reiha, tetapi kalah gesit dengan adik ipar, Park Jimin. Yoongi lupa, jika hari ini Jimin ada jadwal temu-kangen dengan Kakek dan Nenek Park-nya yang baru kembali dari Wina. Tidak pula, sewaktu Yoongi berulang kali mengirim pesan, bahkan membikin sambungan telepon maupun video.

Konklusinya, Reiha tak dapat Yoongi temui, hari ini.

Alhasil, Yoongi hanya mampu menghela panjang kemudian membuang muka tepat ke presensi Jimin. Sekarang, tantangan berat lainnya mendera Yoongi. Antara membiarkan Jimin tetap tidur dan mengabaikan oleh-oleh martuanya, atau membangunkan Jimin dan mengangkut oleh-oleh tersebut ke dalam rumah.

Lagi-lagi, lelaki Min dilema. Jika mengabaikan oleh-oleh, maka dipastikan keadaan mobilnya akan mengganggu di hari esok. Lalu, kalau membangunkan Jimin, maka Yoongi mesti siap diamuk, sementara kepalanya pun sudah berdenyut-denyut.

Memberi ruang singkat pada kognisi dan psikis mengambil keputusan, keluarlah membangunkan Jimin sebagai jawaban. Sebab, astaga, Yoongi tidak punya waktu berleha-leha di awal esok hari. Ia memiliki jadwal yang dimulai dengan menemui Reiha sedini mungkin.

Semoga Min Jimin masih menjadi anak baik setelah dibangunkan.

"Jimin, ayo bangun, Sayang. Kita sudah sampai di rumah," kata Yoongi pelan disertai usapan lembut di pipi gembil Jimin. Konstan Yoongi lakukan teknik serupa, sayangnya jagoan kecil itu tidak membikin pergerakan signifikan. Hanya menggeliat, mengerang kemudian jatuh ke pelukan bunga tidur, lagi.

Sekonyong-konyong opsi ketiga menyeruak ke permukaan, yang begitu ribet, melelahkan sekaligus membikin Yoongi sadar, Reiha menjelma menjadi esensi yang sangat penting di kehidupan keluarga kecil Min. Salah satunya, memboyong Jimin ke kamar ketika Yoongi sibuk membawa masuk tumpukan belanjaan di mobil.[]

hampir ajah lupa apdet. Tapi nanti nungguin, eh tapi ada yang nungguin ga? ⊙﹏⊙

sérendipitéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang