Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Let's Votes Guys⭐
Enjoy Be Reading!
🍁🍁🍁🍁
...
Sudah berapa kali Ahra jatuh, dan sampai di tempat asing ini? Oke ini bukan tempat asing, ini halte bis! Ahra tau itu. Tapi, jalanan ini asing untuknya, Ahra mengutuk dirinya sendiri karena memakai hills di tengah lebatnya salju yang turun. Sedikit menyesal, karena tidak mendengarkan saran Ahjussi Hwang,
Ahra hanya takut seluruh kulit badannya membeku, dan memerah karena alergi. Dia tidak bisa menghadapi suhu dingin ini, lebih lama lagi.
Baiklah, di halte bis ini Ahra akan menunggu orang suruhan ayahnya, atau menunggu Ahjussi Hwang datang menjemput.
Tapi kenapa tidak ada yang datang? Apa Ahra benar-benar akan dibuang, karena bersikap tidak sopan, pada keluarga Sehun? Tapi itu bukan sepenuhnya salah Ahra, Sehun juga harus bertanggung jawab. Ya, Ahra tersinggung, karena Sehun kentara sekali tidak menyukai calon tunangannya.
Kemudian perlahan tapi pasti, Ahra mengangkat naik pandangannya. Sudut bibirnya terangkat naik, dia hampir menangis melihat lelaki tampan dengan mantel panjang yang baru saja turun dari mobilnya.
"Hey! Sedang apa disini?" Ahra ingin menangis, sekarang juga.
"Wonwoo." Ahra menatapi pria tinggi itu, merasa senang seolah baru saja kedatangan pahlawan.
"Apa yang kau lakukan disini? Astaga Ahra kemana pikiranmu, kenapa pergi dengan pakaian tipis di musim dingin begini. Apa kau bisa berjalan di atas salju, menggunakan hills ini?" Omel wonwoo menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir.
"Kenapa tidak menelpon ayahku untuk menjemput, atau menelpon taxi?"
"Batrai ponselku habis." Ini yang membuat Ahra bertambah kesal, padahal dia sedang tidak syuting drama. Tapi keadaannya, kenapa dramatis begini?
Tanpa banyak bicara, Wonwoo membuka mantel yang dia kenakan, memakaikannya pada Ahra. Gadis itu bergeming, bibirnya seolah dibekukan suhu dingin disekitarnya. Kemudian Wonwoo mengulurkan tangannya, sambil tersenyum manis.
"Mari, aku antar pulang. Pegang tanganku, aku takut kamu terjatuh." Wonwoo memang pria baik dan manis, Ahra ikut tersenyum setiap kali melihat Wonwoo tersenyum.
Dia Hwang Wonwoo, anak Mr. Hwang sekertaris ayahnya. Ahra dan Wonwoo memang dekat, mereka berteman sejak kecil. Ahra sering sendirian di rumah, tapi dia tidak merasa benar-benar sendiri karena Wonwoo selalu menemaninya.
"Tunggu!" Intrupsi seseorang di belakang sana, membuat kedua langkah manusia yang sedang bergandengan itu terhenti.
"Bisa lepaskan tanganmu dari gadis itu?" Netra Ahra membola, menatap lekat dan tajam tanpa sedikitpun berkedip.
