Part 12 : terima atau tidak?

19.8K 1.2K 17
                                    

mohon dukungannya :)

💋💋💋

Ghiska berjalan melewati sepanjang koridor dengan tergesa-gesa. Hatinya panas dan ia marah. Sangat marah. Beberapa menit yang lalu ia baru saja mendengar obrolan yang seharusnya tidak ia dengar. Tapi beruntung Ghiska mendengarnya. Karena jika tidak, entah akan seperti apa nasib hidup Ghiska berikutnya.

"Oke gue setuju. Gue pasti berhasil kok. Ghiska tuh apa-apa udah bergantung sama gue juga jadi mudah lah."

Itulah kalimat dari Raskal yang terakhir didengar oleh Ghiska. Dan tentunya Ghiska tahu persis seperti apa Raskal menjadi manusia di bumi ini. Raskal akan mengejar apapun yang menjadi tujuannya, entah dengan cara halal atau haram. Sama seperti Raskal mengejar Ghiska dulu. Pria itu bahkan pernah nekat mau loncat dari lantai dua sekolah hanya demi Ghiska mau menerimanya sebagai pacar. Alhasil Ghiska yang semula hanya ingin menganggap Raskal teman pun terpaksa menerima. Tapi saat itu, Raskal melakukannya murni karena menyukai Ghiska. Tidak seperti sekarang yang hanya demi uang.

Persetan dengan uang. Ghiska yakin Raskal tidak seburuk itu. Sekarang Ghiska benar-benar merasa marah. Kalian pasti tahu jika emosi perempuan saat datang bulan itu tidak stabil. Hal yang sepele saja bisa membuat emosi cewek itu naik, apalagi jika ada hal yang serius seperti yang baru saja Ghiska dengar?

Jelas sekali Ghiska teramat sangat marah dan ingin melampiaskan emosinya. Perutnya juga sakit lagi. Akh, sialan.

BRUK



Ghiska menggeram. Ia baru saja menabrak seseorang. Dan orang itu adalah Rangga.
Ghiska langsung menampar Rangga.

"Brengsek! Kalo jalan bisa bener dikit gak!" Teriak Ghiska murka.

Rangga meringis memegangi pipinya. Padahal kan Rangga tidak salah. Dari jauh Rangga sudah melihat Ghiska dan berniat menyingkir memberikan jalan. Tapi Ghiska nya saja yang jalan tapi pikirannya kemana. Tatapan gadis itu kedepan tapi Rangga saja tidak terlihat. Tapi sekarang malah Rangga yang disalahin.

Cewek PMS memang beda.

"Maaf." Hanya itu yang bisa Rangga ungkapkan.

"Ck! Lo tuh brengsek!"

Ghiska tiba-tiba mendorong Rangga dan menghimpitnya ke tembok. Dan seperti biasa, koridor dalam keadaan sepi. Rangga memejamkan matanya saat Ghiska terlihat ingin menonjok wajahnya.

"Ampunnn." Lirih Rangga.

"Gue masih marah sama Lo! Lo gak pernah ngehargain gue sebagai cewek! Kurang ajar Lo beliin gue pembalut! Lo pikir gue cewek apaan? Gue jadi malu kalo ketemu Lo! Dan Lo juga udah berani-beraninya nganterin gue sampe rumah! Gue gak suka ada cowok yang nganterin ke rumah! berani-beraninya Lo ngeliat darah haid gue pas gue tembus! Gue benci sama Lo!" Ghiska membentak Rangga habis-habisan.

Dan Rangga hanya bisa diam. Matanya mengerjap beberapa kali karena teriakan Ghiska. Rangga tidak mengerti maksud dari semua ucapan Ghiska tapi dia merasa takut.

PLAK

"Semua cowok sama aja! Gue jijik dipegang sama Lo! Gue jijik digendong sama Lo! Kenapa sih harus elo orangnya?! Kenapa gue gak dibiarin aja di lapangan?! Kenapa?!! Semua cowok sama aja!! Isinya cuma paha sama dada!"

PLAK

Gila. Ghiska gila. Entah apa yang merasuki Ghiska sampai menampar cowok itu tiga kali. Tak hanya itu, Ghiska juga menendang tulang kering Rangga.
Membuat Rangga memekik. Ingat, Ghiska itu pemegang sabuk hitam taekwondo saat SMP. Jangan ditanya lagi keahlian cewek itu dalam urusan bela diri.

1. The Nerd Boy And Sexy Girl (Complete)Where stories live. Discover now