Part 18 : voli

19.8K 1.3K 108
                                    

Tadinya mau update besok biar dua hari sekali tapi pas buka WP kaget udah 2k pembaca aja 😍

Karena aku seneng udah 2k pembaca dalam waktu kurang dari sebulan jadi aku update hari ini sebagai tanda terimakasih aku ke kalian

Makasih banyak ya udah mau baca ceritaku sampai sejauh ini hehe

Takut kelamaan, happy reading~

💋💋

Rangga memperhatikan cewek berseragam olahraga sekolahnya yang sedang berlarian di lapangan. Bukan berlarian sih, lebih tepatnya sedang pemanasan berlari mengelilingi lapangan bersama anak-anak yang lain juga. Dari lantai dua Rangga bisa menikmati wajah cantik Ghiska yang begitu fresh. Rambut gadis itu dikuncir membuat aura kecantikannya semakin terpancar. Pantas saja banyak cowok yang klepek-klepek dan tergila-gila sama Ghiska. Rangga baru menyadari itu. Dan beruntungnya Rangga lagi jam kosong karena gurunya tidak masuk. Dan kebetulan juga hari ini kelas Ghiska ada pelajaran olahraga disaat kelas Rangga sedang jamkos.

Padahal biasanya jika jam kosong gini Rangga menghabiskan waktu dengan mengerjakan latihan-latihan soal di buku paket. Entah kenapa hari ini ia mager sekali untuk belajar dan lebih memilih memperhatikan Ghiska secara diam-diam.

"Gue cariin ga ada eh taunya disini. Malah enak-enakan nontonin bidadari." Celetuk Matteo yang berdiri disebelahnya.

Mata Rangga semakin intens memperhatikan Ghiska yang bercanda dengan Ratu dan Loli.
Geng itu memang gila. Baju olahraga saja sampe dikecilin segala. Atau memang bajunya saja ya yang kekecilan untuk mereka. Rangga merasa aneh melihat lekukan tubuh Ghiska yang tercetak begitu jelas dengan seragam olahraga itu.

"Gue mau nanya sama Lo. Gue harap Lo jawab jujur." Sahut Matteo.

Rangga hanya melirik Matteo sekilas. Hari ini Matteo lebih banyak bicara dari biasanya. Dan Rangga sebenarnya sedang tidak ingin diganggu.

"Gimana perasaan Lo pas liat cewek montok begitu?" Tanya Matteo sambil tersenyum mencurigakan.

Rangga menatap Matteo bingung.

"Aneh."

"Cuma itu? Aneh gimana? Lo merasakan hawa panas gak?"

Hawa panas? Tidak juga sih. Rangga hanya risih jika melihat cewek-cewek dengan pakaian ketat terutama Ghiska yang notabene nya sebagai pacarnya sendiri.

"Kamu ngomong apa sih Matteo? Rangga gak ngerti."

Rangga membenarkan letak kacamatanya yang sedikit melorot lalu kembali memperhatikan Ghiska.
Matteo melirik Rangga dengan bingung.

"Lo kan cowok masa Lo gak ngerasain apa-apa sih atau membayangkan sesuatu? Jangan-jangan Lo gak normal ya? Lo homo bukan sih? Heran gue."

"Aku normal kok. Buktinya pacaran sama cewek bukan sama cowok, Teo."

"Ya tapi kan itu juga dipaksa."

"Emang kalo gak homo harus kayak gimana?" Tanya Rangga.

Matteo langsung mendekat.

"Lo bayangin aja kalo Ghiska telanjang. Apa perasaan Lo?" Bisik Matteo.

Rangga mengerutkan keningnya. Apa-apaan. Membayangkan cewek itu telanjang? Bukankah sangat tidak sopan. Lagipula Rangga bukan cowok seperti itu. Ia sangat menghargai perempuan dan juga mana bisa ia membayangkan Ghiska telanjang. Rangga benar-benar tidak tahu seperti apa tubuh Ghiska jadi ia tidak bisa membayangkannya.

1. The Nerd Boy And Sexy Girl (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang