Chapter 1. Perubahan Dunia

278 16 2
                                    

Seekor kadal gurun berdiam diri di atas bebatuan, berusaha untuk menyamarkan diri dengan alam. Di dekatnya, sebuah lubang besar menganga menuju ke jantung bumi.

Sekelompok orang tengah berjaga di dekat lubang itu. Beberapa peralatan katrol dan mesin mesin canggih berdiri tegap di pinggir lubang. Terlihat pula beberapa truk berat dan tenda tenda dijajarkan di padang berbatu itu.

Di dalam sebuah tenda, beberapa orang dari berbagai ras tengah duduk menghadap komputer masing masing. Dari sebuah layar besar menampakkan proses lima orang tengah menuruni sebuah lubang gelap, menuju ke suatu tempat antah berantah.

Disini terdengar suara dari kelima penjelajah tersebut. Mereka sudah berada 300 meter di bawah permukaan tanah.

Kira kira lima belas menit kemudian, terdengar suara dari salah satu penjelajah. "Kami sudah sampai di dasar lubang. Di bawah kami, tampaknya berupa batu solid padat. Owh, lihat ini! Aku melihat ada ukiran di permukaan yang kami injak."

Seorang di dalam tenda berucap, "Mulai proses scanning."

Mereka yang di dalam tenda pun melihat kelima orang yang memakai pakaian putih anti radiasi tengah mengeluarkan sebuah alat canggih. Senter di kepala mereka menyenter permukaan tanah, sementara alat alat canggih mereka melakukan scanning terhadap ukiran di permukaan tersebut.

Hasil scan segera terlihat di sebuah monitor komputer, ukiran tersebut berasal dari bangsa Sumeria 3000 tahun sebelum masehi.

"Coba terjemahkan apa maksud dari ukiran ini?" Salah satu orang bercakap.

Seorang di depan komputer segera mengetik dengan cekatan. Dia berusaha menerjemahkan arti dari ukiran ukiran itu.

"Jackpot! Coba lihat ini!"

"Anunnaki. Apa maksudnya?" Tanya seorang lainnya.

"Apa mungkin yang kita temukan ini adalah salah satu altar pemujaan bangsa Sumeria kepada dewa dewa anunnaki?"

"Hmm... Bisa jadi demikian. Coba, tim penjelajah! Kalian gali permukaan tersebut, siapa tahu kita menemukan sesuatu di dalamnya."

Mendengar perintah dari atas, kelima orang penjelajah mengeluarkan sebuah alat pengebor. Mereka mencari sebuah permukaan yang bersih dari ukiran. Tak lama, suara mesin pun menderu deru di dalam lubang.

Lima jam berselang, lubang kecil pun menganga, semakin ke dalam. Kini lubang yang baru saja dibuat itu cukup untuk dimasuki manusia.

"Wow, wow! Radiasi tingkat tinggi terdeteksi." Ujar salah satu peneliti di dalam tenda.

"Kalian berlima hati hati! Kami mendeteksi ada suatu radiasi keluar dari balik lubang."

"Apa?! Radiasi? Yang benar saja."

"Baik, laporan diterima."

Kelima penjelajah saling pandang di depan lubang. Mereka pun memutuskan melanjutkan masuk ke dalam lubang yang baru saja dibuat.

Di balik lubang, sebuah ruangan raksasa menjumpai para penjelajah. Dengan sebuah alat pendeteksi canggih, mereka bisa mengetahui kalau ruangan itu berbentuk kubus dengan diameter sekitar 100 meter.

Di tengah ruangan, sebuah benda aneh besar tergeletak. Benda itu menyerupai pesawat aneh berbentuk lonjong. Di ujung ujungnya, terlihat kerlip kerlip cahaya redup berwarna biru.

Kelima penjelajah itu segera saja menghampiri benda tersebut. Dari balik pakaian anti radiasi mereka, kelimanya melihat pemandangan menakjubkan. Sebuah mesin aneh berbentuk lonjong dengan ujung runcing dan mengeluarkan cahaya biru terlihat dari kegelapan.

"Hati hati! Radiasi semakin tinggi di dekat kalian! Aku menduga itu dari mesin yang ada di depan kalian."

Salah satu penjelajah merasa penasaran. Sementara yang lainnya mengeluarkan alat scan dan foto, dia mendekati benda tersebut. Tangannya menjulur ke depan, berusaha memegang benda yang seperti mesin itu.

"Booomm!!!"

Ledakan pun terjadi, hanya berselang sepersekian detik sejak si penjelajah menjulurkan tangannya.

Di permukaan, layar monitor langsung mati. Belum ada satu detik, tanah berguncang dengan dahsyat.

Baru saja para ilmuwan di atas sana menoleh kaget, ledakan raksasa dengan cepat melahap mereka. Ledakan itu tampak dari satelit, seperti ledakan bom nuklir, namun dalam skala kecil.

××××××××××

21 September 2020

'Berita terkini, ledakan raksasa muncul di berbagai belahan bumi. Ada 5 titik ledakan, di wilayah Irak, Mesir, China, Peru, dan India. Ledakan pertama muncul di wilayah Irak, lalu perkiraan satu jam kemudian 4 ledakan terjadi secara bersamaan. Ledakan ini belum diketahui penyebabnya, namun dikonfirmasi bahwa ledakan ini mengandung radiasi tinggi yang menyebar ke segala penjuru bumi.'

Hampir semua berita baik lokal maupun internasional mengabarkan kejadian ledakan besar tersebut. Berbagai pakar diundang menjadi bintang tamu di berbagai talkshow untuk membahas hal tersebut. Disini banyak terjadi spekulasi spekulasi tentang penyebab ledakan tersebut.

Di sebuah rumah petak kecil, seorang anak berusia 5 tahun berusaha menggedor pintu masuk rumahnya. Masih dengan seragam TK nya, anak itu menangis sambil memanggil ayah ibunya. Dari dalam rumah terdengar suara televisi sedang menyiarkan berita tentang kejadian ledakan besar itu.

Seorang kakek, tetangga sebelah rumah, tidak tahan mendengar teriakan si bocah. Dia pun keluar rumah, menghampiri anak tersebut.

"Adam, kenapa cu?" Tanya si kakek.

"Pintunya terkunci kek! Huhuhu... Bapak sama ibu enggak mau bukain pintu buat Adam." Sambil menangis sesenggukan, bocah kecil itu menjawab polos.

"Ya sudah, Kakek panggil om Yono. Sebentar, nanti kita bantu bukain pintu." Si Kakek pun berjalan balik memanggil anaknya.

Tak berselang lama, seorang pria paruh baya muncul bersama si kakek.

"Kenapa Dam? Bapak ibu mu kemana?" Tanya si pria paruh baya.

"Adam enggak tahu. Tadi Adam ikut piknik sama teman teman sekolah. Waktu Adam pulang, bapak sama ibu enggak ada." Jawab si anak.

"Wah kok aneh ya? Biasanya mas Yunus sama mbak Sri jam segini sudah ada di rumah. Kok tumben nggak ada ya pak?" Bisik si pria paruh baya kepada si kakek.

"Iya tuh, kasian Adam, enggak dijemput lagi dia pulangnya."

Keduanya pun segera mengambil peralatan seadanya. Mereka iba dengan Adam, keduanya pun lantas mencongkel pintu depan rumahnya.

Tak berselang lama, pintu depan pun terbuka dengan paksa. Ketiganya masuk ke dalam.

Betapa terkejutnya si kakek dan pria paruh baya melihat apa yang ada di hadapan mereka. Si kakek segera sigap menutup muka Adam si bocah kecil dengan kedua tangannya. Si pria paruh baya menjerit kecil saking kagetnya.

Dua sosok menggantung di ruangan kecil depan televisi. Keduanya sudah kaku tak bernyawa dengan mata melotot dan lidah menjulur menatap pintu depan. Di atas meja di bawah mereka, sebuah kertas kecil penuh tulisan tergeletak dengan nyaman. Di sampingnya, sebuah amplop dan kertas kertas tagihan berserakan di atas meja.

TOTEMWhere stories live. Discover now