5

490 73 1
                                    

(Name) yang tertidur tampak bergerak gelisah ketika ia merasakan ada sesuatu yang menyentuh permukaan lehernya. "Engh~ gelii~" igau (Name) yang kembali tertidur sebelum rasa sakit dan panas mulai menjalar di sekitar lehernya.

"Wadaw! Sakit!" (Name) mulai membuka kelopak matanya dan menampilkan iris (eyes color) yang tampak kebingungan. Rasa sakit masih ia rasakan, dan entah kenapa ia juga merasa bahwa darahnya kini tengah di serap.

Mencoba menggerakkan kepalanya, ia merasakan ada sesuatu yang kini tengah menghisap lehernya, sontak tangan (Name) langsung bergerak menepuk siapa dalang yang membuat lehernya sakit.

Plak

"Ouch!" (Name) meringis sakit kala tangannya malah menampar dirinya sendiri. Ia pikir ia berhasil memukul si pelaku tapi ternyata ia memukul pipinya sendiri.

"Kau sudah bangun ternyata."

Suara bariton terdengar di telinga (Name) sontak (Name) mengalihkan tatapannya hingga tatapan mereka bertemu. Heterocrom bertemu (eyes color). (Name) mengerjap bingung sejak kapan ada seorang pria setampan itu di rumahnya.

"Apa kau baru sadar aku tampan?" Sang pria tiba-tiba saja berbicara membuat wajah (Name) merona malu karena ketahuan apa yang baru saja ia pikirkan.

"T-tidak juga. Siapa bilang kau tampan?" elak (Name). "Hanya saja kenapa kau bisa ada di kamarku?" tanya (Name) bingung.

"Perhatikan lagi yang ada di sekitarmu," ucap pria bersurai crimson itu yang mau tidak mau membuat (Name) memperhatikan sekelilingnya.

(Name) terkejut kala ia ternyata tidak berada di kamarnya melainkan di kamar orang lain. Lihat saja kamar besar nan mewah ini. Ini sangat berbeda dengan kamar yang ia tempati sebelumnya.

"H-hei, kenapa Aku bisa ada di sini dan juga siapa kau?" tanya (Name) lalu pandangannya tertuju pada bibir tipis milik pria itu yang terdapat noda berwarna merah dan tanpa sadar tangan (Name) mengusap-usap permukaan lehernya.

"Dan, itu ... warna merah di dekat bibirmu itu apa?" tanya (Name) takut-takut.

Pria crimson itu tersenyum. "Memangnya menurutmu apa?" tanya pria itu balik.

"D-darah? Tapi itu tidak mungkinkan? Mana ada vampir zaman sekarang," jawab (Name) dengan gugup. Ya, tidak mungkin masih ada vampir di zaman yang serba canggih saat ini.

"Kalau itu benar, bagaimana?"

"Maksudnya?"

"Bagaimana jika Aku memanglah seorang vampir. Apa yang akan kau lakukan?" tanya pria itu lagi.

"Aku akan memberimu bawang putih yang banyak lalu menusuk jantungmu menggunakan pisau silver dan mengikatmu dibawah sinar matahari dan setelah itu kabur," jawab (Name) polos yang mengundang kekehan ringan dari pria itu.

"Tentu saja aku berani. Jangan kau pikir mentang-mentang kau tampan aku tidak berani, ya~"

Pria crimson itu masih menatap (Name) dengan tatapan intens dan tak lupa dengan senyumannya yang terlihat sangat menawan membuat (Name) jadi salah tingkah.

"Ah~ tadi kau bilang Aku tidak tampan ~" goda pria itu membuat wajah (Name) merona malu.

"Kau memang tidak tampan. Lagipula siapa kau?" tanya (Name) kesal karena sedari tadi ia dipermainkan.

Pria itu kembali tersenyum membuat perasaan (Name) jadi tidak nyaman.

"Bagaimana jika Aku mengatakan bahwa Aku adalah calon suamimu, (Name)?" tanya Pria itu yang membuat (Name) hanya bisa menganga lantaran terkejut.

"Hah?!"

Orange Magic || Akashi SeijuroWhere stories live. Discover now