2. Cilok

6 1 0
                                    


                      SELAMAT MEMBACA^^

VOTE SEBELUM MEMBACA DAN KOMEN SETELAH MEMBACA^^

***

Orlen, Sutradara dari AZ.Media, pria itu membawa seorang gadis kecil menuju sebuah ruangan tempat para pemain berkumpul. Mendorong pintu yang tertutup, pria itu mengajak gadis yang sedari tadi mengikutinya di belakang sembari memakan camilan ringan yang baru saja dibeli dari Supermarket.

"Silahkan mbak!" dengan sedikit menunduk, Orlen mengijinkan gadis itu berjalan di depannya. Gadis itu mendelik sejenak karena tidak suka dengan sebutan 'mbak' dari pria itu. Gadis itu merasa tua jika dipanggil 'mbak' oleh orang yang sudah berumur.

"Mbak bisa ajak pemain lain kenalan dulu!"setelah berkata begitu Orlen langsung melenggang pergi tanpa menghiraukan tatapan tajam gadis itu.

Gadis itu memasuki ruangan, melihat para pemain film The Lovers, di sudut kiri, seorang cowok duduk di kursi plastic dengan earphone menyumpal kedua telinganya sambil memegang ponsel dengan kedua tangannya, dapat ditebak sedang main game.

Tidak jauh dari cowok itu ada kumpulan orang yang duduk di lantai beralaskan tikar kecil, dua cowok dan empat cewek. Gadis itu berdeham untuk mengundang perhatian, setelah misinya tercapai, ia nyengir lebar dan mendekati kumpulan orang yang duduk di lantai itu.

Sedangkan si cowok yang sedang main game terlihat tidak peduli.

"Hai!" seorang cewek menyapa, satu tangannya melambai pada gadis yang masih berdiri itu, sedangkan satu tangan yang lain sedang membuka-buka novel. "Lo Melly kah?" tanyanya sotoy, dan memang iya, gadis itu Melia Evrani. Penulis novel The Lovers dan akan menjadi salah satu pemain dari film The Lovers.

Melly mengangguk, matanya berkilat-kilat senang, "iya gue Melly. Penulis hebat yang novel-novelnya semua best seller!" ucapnya semangat.

Mereka tertawa geli, langsung dapat tertebak bahwa Melia Evrani adalah orang yang mudah bergaul. Mereka mengangguk-angguk dan dengan ramah mengajak Melly duduk, bergabung dengan mereka.

Dengan masih menggigiti camilannya tanpa berniat membagikan pada 'teman baru-nya' itu, Melly memandang mereka satu persatu, "nama lo siapa?" tanyanya pada cewek yang tadi menyapanya pertama kali.

"Pita Loka!" jawabnya membuat Melly membelalak, mulutnya ikut terbuka lebar membuat remah-remah camilan yang di mulutnya terjatuh ke tikar, mereka yang disana bergeser jijik.

"LO!" dia menunjuk orang yang mengaku bernama Pita Loka itu lama, "pemain manusia harimau?" tanyanya polos.

"Ha, nggak, gue, nama gue emang Pita Loka. Bukan Pita Loka yang itu!"

Melly manggut-manggut, dia kembali memakan camilan kerupuknya, "lo?" dia menanyai semua yang duduk di dekatnya.

Salah satu cowok yang menggunakan kacamata bernama Boy, sedangkan yang satunya lagi bernama Mora, satu cewek dengan make up menor bernama Laila, dan yang menggunakan bando kain di kepalanya bernama Gita, sedangkan yang satunya lagi bernama Natalia.

Melly menunjuk cowok yang masih bermain game di dudut itu. "Itu namanya apa?"

"Siapa." Mora melarat.

"Ha?"

"Lo penulis yang katanya semua novel lo best seller kan? Kok bisa nanya nama pake kata apa, harusnya siapa!"

Melly memicingkan matanya, dia menatap Mora sebal. "Mulut, mulut siapa? Gue nggak pinjam mulut lo buat ngomong tuh, situ sibuk amat!" tunjuknya memandang Mora tidak suka.

Mora terdiam telak, berpikir untuk membela diri, "Ya tapi kan lo penulis hebat. Masa ngomong gitu nggak becus?"

"Gue nulis minta otak lo nggak? Gue ngetik pake tangan lo nggak? Sewot amat Bambang!"

Mora mengendikkan bahu, dia memandang Melly tajam. Dari awal dia tidak suka gadis yang hyperaktif itu, sombong, SKSD, dan jorok.

Pita Loka menggaruk daun telinganya, "Mell!" panggilnya mengisyaratkan Melly mendekat. Gadis itu menuruti, lalu Pita Loka mendeatkan mulutnya ke telinga Melly, dan berbisik. "Itu actor Bayu Eldonia. Dingin banget orangnya, kata orang dia kelihatan senyum kalo pacarnya datang ke lokasi dia syuting. Dia juga jarang ngobrol sama pemain!"

Laila memandang Melly lama, dia bisa mendengar apa yang dibicarakan Pita Loka karena dia ada di samping kiri gadis itu. "Jadi jangan coba-coba SKSD sama dia Mell, gue aja pernah coba nyapa, tapi dia mandang gue tajam gitu. Hiii!" Laila bergidik seolah sosok Bayu itu merupakan seseorang yang lebih mengerikan dari Hulk, pemeran kesukaan Melly dari jaman orok.

"Jangan coba-coba, nanti lo dipandang kaya mau nerkam gitu!" Natalia menggerak-gerakkan telunjuknya ke kanan dan kiri.

Melly mengangguk, dia menoleh memandang sosok Bayu itu lama. Kemudian dia berdiri, "Hai Bayu Eldonia, mereka gosipin lo nih!" katanya menunjuk keempat gadis yang tengah mengumpat.

***

Melly memandang nanar bungkus plastic camilannya, saat ini dia ingin menangis saja. Dia ingin keluar dari tempat ini sebentar, tetapi kata Orlen tidak bisa. Dia harus make up dan berlatih dengan Orlen.

Camilannya habis, Melly mendengkus. Dia tidak bisa hidup tanpa camilan.

Seseorang duduk di sofa yang gadis itu sedang duduki. Dia tidak peduli itu siapa, yang dia pedulikan adalah bau sesuatu yang menyeruak di rongga hidungnya.

Baunya menggoda iman, dengan mata terpejam Melly mengikut-ngikut bau itu. Seperti Ipin yang mengikut-ikut bau ayam goreng, begitu pula gadis itu.

Baunya sepertinya dekat, Melly menunduk mendekati panas yang menerpa wajahnya, bau itu seperti berasal dari meja. Dan ... baunya semakin dekat.

"Ngapain lo?" seseorang mendorong wajah Melly ke belakang, gadis itu berdecak dan membuka mata.

Melly nyengir, "hai Bayu!" sapanya pada cowok yang duduk di pinggir sofa itu. "Ini apa?" tunjuknya pada sebuah wadah yang diletakkan di atas meja.

Bayu, iya yang duduk di samping Melly adalah Bayu Eldonia. Pria itu mendengus dan berdeham siap menyantap makanan dari kotak bekal berwarna kuning itu.

"Eh, eh. Itu apa?"

Sendoknya berhenti di udara, memandang tidak suka pada gadis di sampingnya sejenak. Kemudian baru menjawab pelan. Berharap setelah menjawab anak kecil itu akan pergi. "Cilok!"

Melly menangguk, diam seolah sedang berpikir. Bayu menyeringai, gadis itu tidak mengganggunya lagi. Jadi dia kembali meraih sendok dan menyuapkan ke dalam mulut.

"Cilok makanan kesukaan gue, bagi ya!" sayangnya gadis itu menarik sendok yang digenggamnya dan makan cilok itu dengan lahap. Tanpa mempedulikan cilok itu milik Bayu, dan sendok itu bekasnya Bayu.

***

HAI ZHEYENG^^ 

GIMANA SI MELLY, POLOS-POLOS TAIK AYAM KAN?

KASIH KOMENTAR SEBANYAK-BANYAKNYA DISINI.

DAN... SILAHKAN NGEBACOT SEPUASMU. BUT JANGAN BUAT SAYA YA!! :)

PILIH MANA KARAKTER YANG KAMU SUKA^^


Antara Cilok dan CinlokWhere stories live. Discover now