3. Takut Baper

8 2 0
                                    

Happy reading^^

Rijal nyiumnya pake cinta-- Melly.

Heh, cinta, Gue nyium pake bibir bukan pake cinta-- Rijal.

***

Proses syuting film The Lovers episode ketiga, lokasi syuting kali ini di adakan di sebuah SMA di Jakarta Utara.

Di novelnya, bercerita tentang Rijal yang di-prank oleh teman-temannya dan bilang kalau Sinta pacarnya jatuh dari lantai dua SMA-nya. Dan dengan kelajuan tinggi, Rijal membawa motor berbodi besarnya, sesampainya di sekolah Sinta, Rijal langsung mencarinya dan ketika menemukan Sinta di depan toilet wanita yang sepi karena sedang berlangsung jam belajar mengajar, Rijal langsung memeluknya dengan gemetar kemudian mendorong Sinta hingga menabrak pintu toilet, lalu mencium wanita itu dengan gemetar.

Melly memandang Orlen lama. "Ini beneran?" tanyanya membelalakkan mata. Membayangkan dirinya akan dicium? Dan ..., first kiss-nya akan hilang karena syuting. Tidak-tidak, Melly menggelengkan kepala. Dia tidak rela, sama sekali tidak rela.

Bayu memandangnya sinis, "lo yang nulis!" katanya ketus.

"Heh, gue menulis ini berdasarkan isi khayalan gue ya!" decak Melly, meletakkan kedua tangan di pinggang dan menatap Bayu tajam.

"Ya udah sih, khayalan lo akan terwujud hari ini!"

"Nggak mau, Rijal nyiumnya pake cinta!" sergah Melly melotot.

"Heh, cinta. Gue nyium pake bibir bukan pake cinta!"

Tak berguna, Melly memandang Orlen lama, meminta penjelasan. Bagaimana pun Melly tidak semurah itu memberikan first kiss-nya pada orang asing, temenan aja nggak apalagi pacaran.

"Mbak ...,"

"Apa mbak-mbak?!" Melly melotot membuat Orlen meringis.

"Melly?" tanyanya, Melly mengangguk setuju. "Ini Indonesia dan kita punya peraturan dalam membuat adegan seperti itu, jadi biasanya kalau ada adegan yang sama seperti ini. Si cowok akan nyium cewek, tapi disini!" Orlen menunjuk wajahnya yang tidak jauh dari bibir. "Di sudut bibir!"

"Oke, kita mulai ya!" Orlen menepuk tangannya dua kali, membuat para kru bersiap-siap. "Rolling camera, ACTION!"

Bayu-yang saat ini menjadi Rijal muncul dengan napas terengah-engah. Di wajah tegasnya terpampang kekkhawatiran secara nyata. Rijal meremas rambutnya cemas, dia menatap sekitar kemudian melangkah lagi dengan kaki gemetar.

Sampai akhirnya cowok itu sampai di depan toilet wanita, entah apa yang membuatnya kesana. Mungkin hubungan batin karena Rijal tersentak saat seseorang keluar dari toilet dan itu adalah Sinta-yang dimainkan oleh Melly.

Dengan tubuh yang masih bergetar, Rijal mendekati Sinta dan menelisik tubuh gadis itu seksama. Mencari apakah ada luka disana. Dan hasilnya nihil, tetapi pria itu menghela napas lega. Tangan kokohnya yang bergetar menarik Sinta dan menyandarkan kepala gadis itu di dadanya.

"Syukurlah," desahnya lega. "Aku takut kamu kenapa-napa Sin?" ucapnya lirih meletakkan dagunya di atas kepala Sinta. Beberapa detik kemudian dia mengangkat kepala Sinta dan memandang mata gadis itu lama, Rijal masih gemetar, jantungnya masih berdegup kencang.

Pria itu mendorong Sinta pelan, sehingga punggung gadis itu menabrak pintu toilet. Rijal mengangkat wajah sinta yang terkejut dengan ujung jari telunjuknya, kemudian mendekatkan wajahnya untuk-

"TUNGGU! Kalau gue baper gimana?"

"CUT, CUT!" Orlen berteriak sedikit kesal. Dari awal sudah bagus dan Melly menghentikannya hanya dengan alasan takut baper?

Bayu berdecak, juga kesal kepada gadis di depannya. Padahal tadi fell-nya sudah dapat dan hanya tinggal satu-"Arrghh, kesal gue. Lo pikir nggak capek apa? Gue lari-lari dulu, lompat-lompat di tempat biar bisa ni napas naik turun, ni keringat bisa tambah banyak, ni muka bisa merah? Lo tahu nggak segimana capeknya?" tanyanya beruntun.

Melly cemberut, "ya kan gue takut baper!" cicitnya.

"Heh, hanya dengan alasan takut baper." Bayu mendelik sinis, "itu resiko lo sebagai pemain film!"

"Melly!" Laila yang duduk tidak jauh dari mereka memanggil. "Kalau gue di posisi lo pasti rezeki baget tuh, secara kan..., hehe!" gadis itu terkekeh canggung saat Bayu menatapnya tajam.

Orlen menutup mata, mencoba memahami bahwa Melly masih baru di dunia per-film-an. "Oke kita ulang ya Bro!" ujarnya membuat Bayu yang walaupun mendengkus tidak suka tetap mengangguk dan segera berlari.

"Tapi kalau gue baper giamana?"

Langkah Bayu terhenti ketika mendengar suara yang membuatnya muak itu. "Terserah lo!" katanya mendengkus sebelum kembali berlari.

Sampai akhirnya pria itu kembali-sebagai Rijal. Melakukan seperti halnya tadi, dan ketika Sinta keluar dari toilet. Memandang lama, menariknya ke dalam pelukan, mendorong gadis itu sampai punggungnya menubruk pintu toilet.

Bayu tersenyum geli melihat Melly yang memejamkan matanya gugup, tangan gadis itu yang disentuh Bayu terasa dingin. Sekali lagi hati Bayu menyeringai, merasa menang banyak saat cowok itu berhasil mendaratkan bibirnya di sudut bibir gadis itu.

***

Melly melangkah memasuki rumah yang tiga tahun ini di kontrak bersama dengan Ibunya, sesekali gadis itu mengacak rambutnya, wajahnya merah padam menahan sesuatu yang bergejolak di dadanya.

"Argghh!" gadis itu mengumpat meningat kejadian saat syuting. Ini pertama kali baginya, berpacaran dengan Mody sejak masa SMA tidak membuatnya terbiasa berdekatan dengan lawan jenis karena Mody seorang cewek-eitt.

Sampai di dalam ruang keluarga gadis itu melemparkan tas selempangnya begitu saja. "Argghhh. Iisssh, kok gini sih!"

"Kenapa Mell?" teriak Ibunya dari dapur.

"Nggak tahu Bu!" balasnya berteriak.

***

Mari mengumpat bareng-bareng.

Kalau kamu suka cerita ini, silahkan klik bintang di pojok kiri. Karena itu tidak akan membuat jarimu patah^^

Kalian kesal sama Melly nggak?

Diharap jangan ya^^

Love....

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 31, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Antara Cilok dan CinlokWhere stories live. Discover now