7. It's a Serial Killer Case

1K 184 14
                                    

***

Ini akhir pekan dan jam di dinding sudah menunjuk pukul 11 malam. Saat itu sudah saatnya orang-orang untuk pergi tidur dan beristirahat setelah seharian beraktivitas, namun tidak bagi Jiyong– pria itu justru baru saja bangun di pukul 11 pada Sabtu malam yang hangat. Pria itu membuka matanya di dalam kamarnya yang gelap gulita. "Sudah jam berapa sekarang?" gumam pria itu sembari mengulurkan tangannya untuk meraih saklar lampu meja di sebelahnya. Cahaya oranye dari lampu meja kemudian membantu Jiyong untuk melihat jam digital diatas mejanya. Sebenarnya pria itu tidak butuh bantuan lampu hanya untuk melihat jam, namun menyalakan lampu saat bangun sudah lama menjadi kebiasaannya.

"Wahh... Aku sudah tidur 24 jam?" komentar pria itu, dan tanpa menunggu seseorang menanggapi ocehannya, Jiyong bangkit dari ranjangnya. Ia ingin bergegas mandi kemudian beraktivitas lagi setelah cukup lama mengisi ulang tenaganya. Pria itu mulai tidur di pukul 11 siang kemarin, tepat setelah ia selesai dengan meeting bersama anggota timnya.

Selesai mandi, pria itu mencari handphonenya, ia menyalakan handphonenya namun belum sampai handphone itu menyala seseorang sudah lebih dulu menekan bel apartemennya. Jiyong tinggal di lantai 5 sebuah gedung apartemen yang tidak seberapa jauh dari kantor polisi. Pria itu hanya perlu berjalan selama 10 menit untuk sampai ke kantor polisi, namun ia tidak terlalu senang menerima tamu di rumahnya– terutama kalau tamu itu adalah rekan kerjanya.

"Heish! Kenapa datang kesini?" keluh Jiyong, ketika ia melihat Lisa di depan pintu apartemennya. "Kau tidak tahu jam berapa sekarang?"

"Aku ingin memberikan laporan-"

"Ini akhir pekan, letakan saja di meja kerjaku, untuk apa kau membawanya kesini?" keluh Jiyong di susul beberapa permintaan maaf dari Lisa. Mulai dari permintaan maaf karena berkunjung sampai meminta maaf karena mengganggu Jiyong semalam ini. Lisa sengaja datang, bahkan pada tengah malam sekalipun demi memberitahu Jiyong apa-apa saja yang sudah ia temukan selama tiga tahun terakhir. Lisa tidak peduli pada apa yang akan orang bicarakan tentang dirinya yang datang ke rumah seorang pria pada hampir tengah malam. Lisa tidak peduli kalau ia akan dianggap sebagai gadis penggoda atasannya. Lisa tidak peduli kalau Jiyong mungkin akan mengusirnya.

Ia selesaikan tugasnya, secepat yang ia mampu kemudian menemui Detektif Kwon seakan ia tidak perlu beristirahat lebih dulu. Aku baru bisa tidur setelah memberitahu semuanya pada Detektif Kwon, pikir Lisa.

"Baiklah, aku akan menerima laporanmu jadi pulanglah,"

"Ketua tim Kwon, anda sudah berjanji akan mendengarkanku," potong Lisa, sembari menahan pintu rumah Jiyong dengan tangannya sebelum si pemilik rumah mendorong pintu itu agar tertutup.

"Kita bisa bicara besok, pulanglah. Ini sudah tengah malam,"

"Aku datang kesini bukan untuk mengantarkan laporan itu, ku mohon... Hanya sebentar..." bujuk Lisa, yang lantas membuat Jiyong kasihan dan membiarkan Lisa masuk ke dalam rumahnya.

Menurut Lisa, rumah Jiyong terkesan begitu rapi, begitu bersih, namun terasa kosong. Rumah pria itu punya tiga buah kamar tidur, dan disalah satu pintu kamar tidur ada sebuah kunci digital dengan pendeteksi sidik jari seperti yang ada di ruang bukti kantor polisi.  Di ruang tengah rumahnya juga ada televisi, namun sebuah papan tulis kaca jauh lebih menarik bagi Lisa, ada beberapa foto rumah Bobby yang direkatkan di papan tulis kaca itu serta beberapa tulisan yang menunjukan kalau Jiyong menyelidiki kasus itu.

Tulisan tangan di atas papan tulis itu rapi dengan sudut yang konsisten, juga punya penomoran yang rinci menunjukan pada Lisa kalau Jiyong adalah orang yang teliti. Pria itu tidak memikirkan perasaan orang lain, ia juga berbicara dengan nada yang arogan, tidak ada hiasan apapun di rumahnya bahkan pengharum ruangan pun tidak terlihat disana, sepintas Jiyong terlihat seperti seorang yang rapi, tapi nyatanya Jiyong adalah seorang pria yang rumit. Pria itu pasti punya masalah, pikir Lisa disaat ia menganalisis pria yang berdiri di hadapannya.

ZodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang