Blind Date

345 22 1
                                    

"Maaf Haruno-san, saya datang terlambat" ucap seorang lelaki tampan yang mampu membuat sang nona cukup terpukau.

"Ah, tidak masalah Uchiha-san, saya juga belum lama datang" jawab sang wanita. Bisa dilihat ada sepasang adam dan hawa berada di sebuah cafe yang cukup mewah sedang berbincang-bincang. Ini merupakan kesekian kalinya Uchiha Sasuke melakukan kopi darat atau kencan buta. Dan dia berharap kali ini tidak gagal lagi

what? gagal? kok bisa?

Yah walaupun Uchiha Sasuke merupakan sosok yang tampan dan sukses tapi tetap saja setiap manusia pasti ada kelemahannya. Bisa dikatakan dia tidak terlalu pintar (atau polos) dalam mengambil hati (atau kode) para wanita metropolitan ini. Dan kali ini dia memiliki kencan dengan seorang gadis bernama Haruno Sakura yang di kenalnya melalui aplikasi thunder yang selama ini menjadi alatnya untuk mencari kandidat pendampingnya.

"Jadi Sasuke-san, saat kamu mengendarai transportasi umum apakah selalu mendahului wanita atau lansia memberikan tempat duduk?" tanya sang wanita

ah pasti dia mau menguji apakah aku lelaki baik /tidak ."Oh , saya selalu memberi tempat duduk saya kepada orang yang lebih membutuhkan kok", jawab si pria dengan percaya diri.

"hmm begitu..., kalau begitu apakah kamu suka berenang? saya suka berenang atau bersantai di waktu luang, karena kolam renangnya dekat dengan kamar saya" kembali wanita itu bertanya.

"Oh saya sangat jarang berenang, lagi pula di rumah saya juga tidak memiliki kolam renang" balas Sasuke kemudian.

"Ah, apakah kamu juga memiliki hobi bermain golf? atasan saya bahkan membuat lapangan mini golf di ruangannya" tanya wanita tersebut lagi.

"Hmm saya tidak terlalu suka bermain golf, biasanya saya hanya melihat atau menemani orang bermain" jawab Sasuke jujur.

"ahh begitu ya, ah tunggu sebentar sepertinya handphone saya berdering" kata sang wanita kemudian dengan cepat ia mengslide layar dan mendekatkan handphonennya ketelinga.

"Ah.. iya... oke saya akan kesana "-klik " Maaf Sasuke-san, saya ada urusan mendadak, teman saya membutuhkan bantuan sekarang" ucap sang wanita terburu-buru.

"Ah tidak apa-apa Sakura san, mungkin kita bisa melanjutkannya di lain waktu" balas Sasuke kemudian

"Errr- sebenarnya saya merasa kita tidak memiliki kecocokan dari pertemuan ini, mungkin ini pertemuan kita yang terakhir"

eh?

"Sudah dulu Uchiha-san, saya pamit dulu" kata Sakura sambil membereskan barangnya dengan tergesa-gesa.

blank.

Hah masak gagal lagi sih? apa yang salah? batin Sasuke. Kemudian dia mengambil handphone dari sakunya lalu mencari kontak bernama Naruto-sekretarisnya dan kemudian menelponnya.

"tittttt- halo Pak? gimana kencannya?" ucap suara di sebrang sana.

"gagal lagi"

"Hah? lagi?"

"Iya sepertinya dia tidak terkesan dengan jawaban-jawaban ku"

"Emang dia nanya apa, Pak?"

" Dia bertanya apakah aku memberikan tempat duduk untuk orang yang membutuhkan atau tidak di transportasi umum, dan aku menjawab iya..."

"Aduh Pak, bukan itu pointnya, dia nanya begitu supaya tau Bapak biasa pakai mobil pribadi atau kendaraan umum. Kalo Bapak jawab begitu di kira ga punya mobil" jawab Naruto kemudian.

heh "Lalu di bertanya aku suka berenang atau tidak dan mengatakan kalau dia biasanya berenang di rumahnhya, dan aku jawab kalau aku jarang berenang dan tidak punya kolam juga"

"Dia hanya ingin membayangkan besar rumah Bapak, lagian Bapak kan kalau berenang di pinggir pantai pulau pribadi bapak" jawab Naruto lagi.

"Ah, dia juga bertanya apakah aku suka main golf dan atasannya memiliki minigolf di kantornya... Aku jawab bahwa aku hanya suka melihat atau menemani orang bermain saja" kata sasuke lagi.

"Ya elah Pak, Kalau jawab begitu Bapak dikira hanya pegawai biasa, Bapak kan punya resort yang ada lapangan golf nya, makanya hanya mengawasi saja" jawab suara dari sebrang itu lagi.

"Aduh aku salah lagi kah?" tanya pemuda itu polos.

"Hah ya sudahlah, saya akan segera kesana dan menjemput Bapak. Tunggu sebentar ya" kata suara tersebut.

"Terimakasih Naruto" kata Sasuke

"Ok"-tittt

Yahhh begitulah kira-kira kenapa sang CEO ini selalu gagal mendapatkan wanita di dunia yang cukup kejam ini. Walaupun dia tergolong cakap dalam hal berbisnis dan menghadapi koleganya tetapi tidak mengerti bahwa wanita diluaran sana sudah banyak yang berpikir cukup krisis soal materi, Ditambah lagi sang CEO selalu menolak ajakan wawancara dari beberapa majalah bisnis yang membuat orang-orang tidak terlalu mengenal siapa dia.

well semoga beruntung di lain waktu~

.

.

.

.

TBC



CEO Looking For LoveWhere stories live. Discover now