Aku tidak tau, sama sekali tidak tau apa yang semesta rencanakan.
Aku juga.
.
.
.
Jungkook tidak mengerti hal apa yang baru saja menghantam kehidupan damainya. Karena seharusnya— seharusnya yang sedang berdiri dihadapannya adalah sang kekasih tercinta, bukannya sesosok pemuda kelewat kaku yang baru saja dikenalnya kemarin lusa.
"Aku bersedia."
Vokalnya teralun sempurna, mengucap kalimat yang mungkin akan disesalinya seumur hidup jika bukan dikarenakan permintaan terakhir sang ayah dikala maut menyapa.
.
.
.
Hari itu seharusnya menjadi hari bahagianya, menikah dengan pemuda yang dicintainya juga ditemani sang ayah yang mengantarnya menuju altar dengan gagahnya.
Semua itu bisa terjadi seindah sesuai bayangannya, kalau saja kecelakaan beruntun itu tidak menyambut hangat kekasihnya dan menyebabkan sang ayah terkena serangan jantung diakibatkan putra semata wayangnya yang gagal menikah.
"Dimana pasangan pengantinnya? Membuang waktu bukanlah sebuah tindakan yang bijak." Ungkap pendeta tepat disebelah Jungkook yang kala itu berhadapan dengan angin kosong— tempat dimana pasangannya akan berdiri nanti.
"Dimohon tunggu sebentar pak pendeta," Ucap ayah Jeon yang entah mengapa merasa cemas.
Saat itu, Jeon muda tak merasakan sedikitpun perasaan lain yang mengganggunya, dikecualikan perasaan bahagia yang menggebu di relung hatinya—
"Paman! terjadi kecelakaan beruntun dijalan menuju kemari, terdapat 52 orang tewas dan seisi mobil yang membawa keluarga Kim Yugyeom— .. adalah salah satunya,"
—Tepat sebelum pernyataan paling menyakitkan menghantamkannya pada sebuah pesakitan terhebat. Memberhenti kan titik putar rotasinya, juga binar bahagia yang padam.
Detik dimana dirinya mengetahui bahwa semesta sama sekali tak pernah berpihak kepadanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/205029945-288-k234996.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
How Love Works • Taekook
Fanfiction𝐀𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢𝐧𝐲𝐚, 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐢𝐚 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐤𝐮. 𝐂𝐢𝐩𝐭𝐚𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡, 𝐝𝐢𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐡𝐢 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐚𝐝𝐚 𝐭𝐚𝐧𝐝𝐢𝐧𝐠. 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 �...