1-begin

827 57 1
                                    

Aku tidak tau, sama sekali tidak tau apa yang semesta rencanakan.

Aku juga.

.

.

.




 

Jungkook tidak mengerti hal apa yang baru saja menghantam kehidupan damainya. Karena seharusnya— seharusnya yang sedang berdiri dihadapannya adalah sang kekasih tercinta, bukannya sesosok pemuda kelewat kaku yang baru saja dikenalnya kemarin lusa.
 

 
   

"Aku bersedia."
    
 

Vokalnya teralun sempurna, mengucap kalimat yang mungkin akan disesalinya seumur hidup jika bukan dikarenakan permintaan terakhir sang ayah dikala maut menyapa.

.

.

.

Hari itu seharusnya menjadi hari bahagianya, menikah dengan pemuda yang dicintainya juga ditemani sang ayah yang mengantarnya menuju altar dengan gagahnya.

Semua itu bisa terjadi seindah sesuai bayangannya, kalau saja kecelakaan beruntun itu tidak menyambut hangat kekasihnya dan menyebabkan sang ayah terkena serangan jantung diakibatkan putra semata wayangnya yang gagal menikah.

 

"Dimana pasangan pengantinnya? Membuang waktu bukanlah sebuah tindakan yang bijak." Ungkap pendeta tepat disebelah Jungkook yang kala itu berhadapan dengan angin kosong— tempat dimana pasangannya akan berdiri nanti.

"Dimohon tunggu sebentar pak pendeta," Ucap ayah Jeon yang entah mengapa merasa cemas.

Saat itu, Jeon muda tak merasakan sedikitpun perasaan lain yang mengganggunya, dikecualikan perasaan bahagia yang menggebu di relung hatinya—

 

"Paman! terjadi kecelakaan beruntun dijalan menuju kemari, terdapat 52 orang tewas dan seisi mobil yang membawa keluarga Kim Yugyeom— .. adalah salah satunya,"

  

—Tepat sebelum pernyataan paling menyakitkan menghantamkannya pada sebuah pesakitan terhebat. Memberhenti kan titik putar rotasinya, juga binar bahagia yang padam.

Detik dimana dirinya mengetahui bahwa semesta sama sekali tak pernah berpihak kepadanya.

How Love Works • TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang