4 - the myth

6.4K 1.4K 236
                                    

Yang siders bisulan :)

"Jangan salahkan bila sewaktu-waktu aku berpaling, karena takdir sedang bercanda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan salahkan bila sewaktu-waktu aku berpaling, karena takdir sedang bercanda. Se-lucu ini diriku yang memikirkanmu dibawah sinar rembulan, meski kutahu kau tidak akan pernah melakukan hal yang sama."










Sore ini Olivia memutuskan untuk mengistirahatkan pikirannya sejenak di Sungai Han. Pikirannya kusut semenjak kejadian tadi pagi. Hidungnya membersit, matanya membengkak hingga mengharuskannya memakai Hoodie. Setidaknya ia tidak ingin dikira mayat berjalan.

Ya, Olivia baru saja menangis.

Sang gadis melayangkan netranya kepada Sang surya yang sebentar lagi terbenam. Ia menatap arlojinya sejenak.

Pukul 17.15 sore.

Menghela napas, gadis itu kemudian berdiri, melangkahkan kakinya menuju minimarket terdekat setelah teringat dengan titipan kak Jeno, seperti biasanya-kopi.

"Mau ke mana?"

Gadis itu menghentikan langkahnya, memutar tubuh menatap laki-laki di hadapannya dengan senyum jahil asimetrisnya yang tak asing lagi-

Haechan.

Oh tuhan, padahal mood Olivia sudah membaik, tetapi langsung hancur begitu saja setelah mendapati Haechan yang muncul di hadapannya.

"Bukan urusanmu." ujar Olivia to the point.

Olivia memutar tubuhnya, mempercepat langkahnya menuju minimarket. Ah sial, kenapa juga dadanya terasa berdebar-debar?

Sialnya ia turut mendengar langkah kaki di belakangnya yang kini mengikutinya berjalan.

Grep!

"Liv, tunggu-"

"Lepasin, monyet!"

Merasa pergelangan tangannya digenggam, Sang gadis berusaha sekuat tenaga melepaskan cengkeramannya agar bisa lari. Namun apa daya, tenaga Sang lelaki lebih kuat seperti yang ia duga.

"Mau kamu apa sih?" desis Olivia.

"Dengerin aku dulu, Liv." Haechan bersuara, terdengar sarat dan putus asa. "Aku gk bermaksud mukul Jaemin kayak begitu, yang tadi itu.... Kelepasan."

"Kelepasan katamu?" decih Sang gadis.
"Aku baru tahu, memukuli sepupunya sampai kalut dan teriak teriak begitu-kelepasan katamu?" alih-alih menenangkan diri, kini nada bicara Olivia semakin meninggi.

SirenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang