•Bagian tiga•

27 8 0
                                    

Disebuah kamar yang bisa terbilang cukup luas dan bernuansa hitam putih itu terdapat beberapa album foto Keluarga yang terpajang rapi disekitar dinding dan juga disamping tempat tidurnya.

Melihat bingkai foto tersebut regan tersenyum miris, lalu dia berjalan ke arah tempat bingkai terbesar yang ada didalam Kamarnya.

Dia mengusap foto tersebut sambil bergumam. "seandainya keluarga kita masih seharmonis dan engga seberantakkan sekarang, mungkin Regan gak akan jadi anak yang membangkang seperti sekarang ini mah, pah." gumamnya.

Setelah mengucapkan hal tersebut dia berjalan menuju tempat tidur, lalu merebahkan tubuh nya diatas kasur. Semenjak keluarga nya terpecah belah pikirannya selalu saja kacau, dan ditambah lagi dengan masalah yang baru saja dia dapati.

Merasa pusing karena terlalu banyak memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak dia pikirkan, akhirnya dia memutuskan untuk memejamkan matanya senjak.

Baru beberapa menit dia memejamkan matanya tiba-tiba saja nada dering ponsel nya berbunyi, tanpa melihat siapa yang sudah menelepon nya dia langsung mengklik tombol hijau yang tertera di layar ponselnya.

"Halo." katanya.

"Bos lo lagi dimana?." Ucap seseorang yang ada ditempat lain.

"Dirumah, kenapa?." Tanyanya pada seseorang yang menelepon nya.

"Anak-anak pada mau kumpul dirumah Bimo, lo ikut engga?." Tanya nya penuh harap.

Regan Tampak menimbang-nimbang ajakkan seseorang tersebut, kemudian dia memutuskan untuk ikut gabung bersama teman-teman nya.

"Selesai mandi gue kesana ko." Kata Regan kepada Miko yang kerap kali di panggil Mik ataupun Ko oleh Regan begitu juga oleh teman-teman lainnya.

"Oke bos kita tunggu, ah iya jangan lupa nitip pesanan yang biasa buat anak-anak, lo tau kan." Ujar Miko kepada Regan.

Regan hanya membalas ucapan Miko dengan deheman 'hm' saja setelah itu Regan langsung memutuskan sambungan telepon nya.

Ah iya perlu kalian ketahui bahwa pesanan yang di maksud oleh Miko itu seperti beberapa cemilan dan minuman kaleng bersoda tidak lupa juga rokok, biasalah namanya juga pria jadi wajar saja jika merokok.

Bahkan Regan sendiri pun merokok, tapi sebandel-bandel nya Regan dia paling anti dengan barang-barang yang berhubungan dengan narkoba, begitu juga dengan teman-teman nya.

Setelah itu Regan bergegas menuju kamar mandi, untuk membersihkan badan nya.

••••••••


Dilain tempat Natania sedang duduk dipojokkan kamarnya sambil memegang sebuah buku dan pulpen, ternyata dia sedang menuliskan sesuatu.

Selesai menulis dia menaruh kembali buku tersebut ke dalam laci tempat biasa dia menaruh barang-barang yang menurut nya penting.

Perlu kalian ketahui jika biasanya Natania selalu bersikap konyol, periang, dan terlihat tidak memiliki beban apapun disekolah kalian salah, karena nyatanya dia adalah orang yang sangat rapuh bahkan sangat amat.

Kadang kala dia merasa hidupnya tidak berguna, selalu merasa jadi orang yang terasingkan namun semuanya berhasil dia tutupin rapat-rapat lewat keceriaan nya, dan tingkah lakunya.

Jika sudah dirumah sikapnya berubah 98% menjadi lebih pendiam, berbanding terbalik pada saat disekolah.

Tapi Natania yakin akan satu hal bahwa suatu saat nanti kebahagiaan yang sesungguhnya akan datang kepada nya.

Simbiosis Mutualisme [ On Going ]Where stories live. Discover now