Chap 17

47 5 0
                                    

Selamat membaca

***

Usai berita Rio dan Reno dikeluarakan alias Do karena bulian dan beberapa pelanggaran lainnya lagi kini Inseden Robi dan Gia tenggelam. Tak ada lagi siswa membubris hubungan mereka. Berita itu tersebar dengan cepat, dan merupakan satu topik pembicaraan hebo pada hari rabu. hingga Robi harus mengehela nafas panjangan dan menutup telinga dengan erpon karena malas mendengar komentar pahit dan manis dari siswa lainnya.

Robi mengeluarkan ponsel mengecek sesautu didalamnya, namaun tidak ada yang menarik perhatiannya sama sekali. Hanya ada kobaran grup dan itu membuat Robi malas karena terus menerus membunuyikan ponselnya. Di dalamnya mereka sekadar membahas Reno dan Rio, katanya tidak percaya.

Kemudian Robi terlihat ragu sebab Riki yang memintanya agar lebih duluan kekantin sampai sekarang dia belum datang. Keyataanya Robi jelas kesal. Memesan makanan sendiri dan mengusai meja sendiri.

Kalau bukan demi meminjam buku komik dari Riki, ia tidak akan ke kantin dengan sendiri karena sekarang ia harusnya berada di perpus. Ada buku yang harus ia cari. Sesuai materi pembagian kelompok dua jam lalu.

Saat hendak berdiri mendadak pandangannya tak sengaja menyapu seluruh ruangan dan menemukan Edita dan Gia duduk bersamaan di tenga tengah kantin sekolah yang padat. Edita melambai tangan hingaga Robi melihatnya jelas. Dia tersenyum lalu nampak terlihat berbicara sejenak oleh Gia. Dan sekarang Edita berdiri dari kursi dan menghampirinya dengan senyum mengembang.

"Hei?" sapa Edita saat sudah merapat dan itu membuat Robi tersenyum mengangguk sebagai balasan sapa. Tanpa ucapan atau pintahan Edita langsung menarik kursi duduk bergabung tepat didepan Robi.

"Sendiri?" sambung Edita memulai obrola yang lagi lagi Robi mengangguk senyum.

"Gimana kabar Reno dan Rio? Udah beres?" lanjut Edita lagi.

"Ya gitu, gue dengar si beres."

"Emm, jadi mereka pindah kemana?" ujar Edita lekat menatap Robi berbicara.

"Gak ada info yang gue dengar soalnya. Kenapa tiba tiba nanyain itu?"

"Gak ada apa apa si, pengen nanyak doang."ujar Edita. Topik yang diangkatnya tersebut sebenaranya hanyala sebuah tema berbasa basi padahal menurutnya iut tidak penting yang harus ia ungkit.

Sekarang Gia terlihat mengerutkan bibirnya lemas. Entah mengapa matnaya sesekali melirik ke arah Edita dan Robi. Si pria yang menruutnya cupu kini saling melempar senyum pada sahabatnya, Edita. Terlihat obrolan yang sudah sangat akrab. Seolah olah mereka berbagi cerita istimewa Dan itu adalah karakter dari Edita mudah bergaul dengan siapa saja. Tapi entah melihat adegan mereka Gia meresa kesal dan enggan menyaksikannya lebih lanjut.

"Lo pulangnya barengan siapa?" Edita bertanya, menyudahi acara tertawanya. Entah kalimat apa yang di uangkapn sebelumnya oleh Robi sehingga ia berhasil tertawa.

"Sendiri," ungkap Robi setelah beberapa detik. Dia sempat melirik kearah Gia tanpa terlihat oelh Edita maupun Gia sendiri.

"Gak barengan Gia?" Edita kembali bertanya sembari menunjuk dagu dan itu membuat Robi mengagkat kedua bahunya, namun jawaban isyarat tersbut sedikit ambigu menurutnya.

"Gak barengan Gia kan? Jadi gue boleh gak numpang pulang? Gak ada jemputan ni. Ya?" ujar Edita kemudian mengambil kesimpulan lalu nadanya terdengar merajuk. "Ya udah gue ke Gia dulu ya, bhay. Gue tunggu lo ya habis pulang," sambung Edita sergap. Sengaja tidak membiarkan Robi lolos berbicara takut pria itu menolak. Kemudian bangkit dari kursi, kembali menghampiri Gia yang masi duduk sendiri menikmati pesanannya.

Chap ini lebih sedikit. Terimah kasih atas luang waktuanya buat yang baca. Jangan lupa kritik dan sarannya.

I Love with cupu | COMPLETEDWhere stories live. Discover now