19

8.8K 463 22
                                    

Author pov.

"Maaf keluarga nyonya Aisyah," ucap seorang dokter setelah keluar dari ruang UGD.

"Ya saya mertuanya dok," Aminah segera bangkit dari duduknya dan bediri tepat di hadapan dokter.
"Gimana keadaan menantu saya dok?"

"Alhamdulillah, keadaannya sudah berangsur membaik, tinggal pemulihan saja, beruntung ia segera di larikan kerumah sakit sehingga janinnya masih bisa kami selamatkan," jelas dokter.
"Alhamdulillah!" Aminah dan Arman bersamaan mengucap syukur mendengar kondisi Aisyah yang baik-baik saja.

"Tapi untuk pemulihan nyonya Aisyah harus di rawat di sini beberapa hari,"
"Em... dok bisa tidak saya minta surat rujukan untuk pindah rumah sakit ke daerah Bogor." Alis sang dokter saling menyatu setelah mendengar permintaan Aminah.

"Maksud saya, biar kami bisa.merawatnya disana dok, soalnya disini jauh dari kediaman kami,"
"Oh begitu. Baik saya akan buatkan surat rujukan terlebih dahulu, kalau begitu saya permisi," dokter meninggalkan Aminah dan Arman di depan ruang UGD tersebut.

"Bu, kenapa di pindahkan?" tanya Arman pada Aminah.
"Biar mas mu ga melacak keberadaan Aisyah. Ibu sungguh malu dengan keluarganya Aisyah, malu dengan tingkah mas mu itu, lebih baik Aisyah kita jauhkan sementara sampai mas mu itu menyadari setiap kesalahannya,"

"Arman setuju bu,"

***

Sementara itu seorang lelaki tengah berjalan menghampiri ibu dan anak yang tengah duduk di depan ruang tunggu UGD. Lelaki tersebut begitu familiar dengan kedua orang itu, karena secara tidak langsung ia dan juga mereka telah terjalin tali persaudaraan setelah kakaknya menikah dengan salah satu anak dari wanita paruh baya itu.

"Assalamu'alaikum, tante Aminah ya?" ucap lelaki itu setelah memberanikan diri mendekati dua orang beda generasi tersebut.

"Wa'alaikumsalam, kamu Adam? Adiknya Marwah?" tanya Aminah.
"Iya tante, apa kabar?" ucap lelaki itu sembari mencium tangan kanan Aminah dan tersenyum ramah pada Arman
"Alhamdulillah baik, kamu sedang apa disini dam?" tanya Aminah yang memperhatikan Adam dari ujung kepala hingga kaki.

"Mau ganti shift tante, kebetulan sekarang jamnya Adam sebagai dokter jaga UGD,"

"Kamu dokter disini dam?"
"Iya tante, alhamdulillah," ucap Adam sembari tersenyum.
"Tante dan mas sedang apa disini?"
"Di dalam menantu tante abis di periksa dam,"
"Sakit apa tante?"
"Hampir ke guguran dam,"
"Astagfirullah, semoga cepet sehat ya lagi ya tante, ko bisa mas istrinya hampir ke guguran gitu?"tanya Adam pada Arman.
"Eh... itu... bukan istri saya," ucap Arman pada adam sembari menggaruk-garukkan tengkuknya yang tak gatal itu.
"Oh bukan istri mas, maaf ya," cengir Adam.
"Iya dam bukan istrinya Arman, Arman belum menikah, itu istrinya Irwan kakak ipar mu,"

Adam membuka mulutnya karena terkejut mendengar ucapan Aminah.
"Istri mas Irwan?" tanya Adam sembari mengerutkan dahinya.
"Iya maaf ya waktu itu kami tak mengundang keluarga kalian, karena Irwan ga mau kalian sedih karena ia menikah lagi," jelas Aminah setelah melihat perubahan raut wajah Adam.

"Em... ga apa-apa tante, lagian mas Irwan juga berhak melanjutkan hidupnya,"
"Terima kasih pengertiannya," ucap Aminah di iringi dengan senyum setulus hati dan di balas dengan senyuman oleh Adam.

"Kalau gitu Adam permisi dulu ya tante, mau siap-siap,"
"Silahkan nak. Sampaikan salam tante pada mama papa mu ya nanti,"
"Insyaa Allah tante,"

Adam meninggalkan Aminah dan Arman yang masih ada di depan ruang UGD, ia begitu penasaran dengan sosok perempuan yang telah menggantikkan kakaknya di hati Irwan.

Aisyah Wanita Selembut Sutra (Ending)Where stories live. Discover now