42🐼

381 40 5
                                    

Hari kelulusan pun akhirnya tiba. Semua orang terlihat begitu bahagia terkecuali dengan yiso. Yap yiso tidak mau hari ini terjadi karena itu berarti jungwo akan segera menikah dengan woomi.

"Yiso jangan sedih mulu napa lo tuh harus nya bahagia" Yiso tidak menjawab perkataan Yeri. Tatapan nya kosong.

"Gue pengen pulang"

"Acara masih belum selesai yis jangan dulu pulang"

Tapi yiso tetap yiso si kepala batu. Ia tidak mendengarkan sahabat nya . Yiso pergi begitu saja.

Sudah beberapa minggu juga tidak ada kabar dari jungwo. Yiso bohong kalo dia tidak rindu pada jungwo.

"Yiso!" Kali ini bukan Yeri melainkan jungwo.

"Apa"

"Lo mau balik? "

"Iya" jawab yiso ketus. Jujur yiso saat ini sangat ingin memeluk jungwo.

"Gue anterin"

"Gak usah"

"Gak mau. Lo gue anterin"

"Udah beberapa minggu gak ketemu sekalinya ketemu ngeselin banget" lirih yiso pelan, tapi masih bisa di dengar oleh jungwo.

"Maafin gue" Dan yiso melihat ke arah jungwo.

"Beberapa minggu lalu gue gak ada di rumah. Gue kabur soalnya orang tua gue terlebih ibu gue keukeuh pengen gue nikah sama woomi dan gue gak mau"

"Gue sengaja matiin hp karena gue tau pasti banyak banget panggilan dari mama atau pun woomi. Padahal di situ gue pengen banget ngehubungin lo"

"Hari ini juga gue terpaksa dateng. Awalnya gue gak bakalan dateng tapi gue mau ketemu lo. "

"Dan sekarang juga gue mau pulang. Ayo bareng sama gue aja" Ajak jungwo sambil menatap yiso yang kini tatapan nya kosong.

"I-iya" akhirnya yiso luluh juga.

Saat di perjalanan banyak yang ingin yiso tanyakan kepada jungwo.

"Yiso kita beli ice cream dulu" Jungwo menghentikan motor nya di pinggir jalan dekat taman.

Setelah membeli ice cream, jungwo dan yiso memutuskan untuk jalan jalan dulu di taman. Sekalian melepas rasa rindu di keduanya.

"Yis kita masih pacaran kan?" Tanya jungwo tiba tiba.

"Gak tau"

"Kok gak tau"

"Beberapa minggu gak ada kabar gue kira lo udah mati jadi gue serasa gak punya pacar"

"Jahat banget nganggap gue mati"

Yiso mengedikan bahu nya.

"Kalo gue jadi nikah sama woomi-"

"Gak usah ngebahas itu" Jungwo mengangguk.

"Lo mau gak kalo gue ajak lo kawin lari"

Yiso menengok ke arah jungwo dengan mata yang melotot.

"Enak aja!"

"Mau gak?

"ENGGAK!" Jungwo ketawa liat tingkah yiso. Dia rindu dengan semua tingkah yiso yang kadang masih kayak anak kecil.

"Jungwo"

"Iya?"

"G-gue iklas lo nikah sama woomi"

"Maksud lo apaan?! Gue mati matian nolak perjodohan itu demi lo dan sekarang lo-"

"Gue gak mau lo selalu bertengkar sama ibu lo"

"Tapi yis-"

"Cukup turutin kemauan orang tua lo"

"Tapi gue gak mau"

"Jungwo plis" Yiso menatap jungwo dengan mata yang berkaca kaca.

"Gue tau lo gak iklas"

"G-gue beneran . Sekarang saat nya lo tinggalin gue dan buka hati lo buat woomi" Satu tetes air mata yiso jatuh. Yiso meninggalkan jungwo tapi jungwo menahan tangan yiso.

"Gak yiso! Lo mau kemana? Gue gak mau terima perjodohan itu"

"Jungwo lo gak boleh egois"

"Gue emang egois yis. Gue egois karena gak mau kehilangan lo"

"Udahlah wo . Lepasin gue mau pulang"

"Yiso" lirih jungwo. Dan jungwo menghela napas.

"Gue anterin"



***


Setelah mengantarkan yiso , jungwo mampir dulu ke rumah teman nya yaitu jaemin. Iya, jaemin adalah teman dekatnya sekaligus sodara jungwo. Sebenarnya jungwo selalu cerita pada jaemin dan jaemin mengetahui semua yang di alami jungwo. Waktu jungwo kabur juga dia pergi ke rumah jaemin. Bohong jika jaemin mengatakan pada orang tua jungwo bahwa di rumah nya tidak ada jungwo.

Lain hal nya dengan Jaemin , ia memutuskan Yeri karena jaemin menyukai wanita lain. /bgst emang:'))

Jaemin sayang sama Yeri tapi apa boleh buat hati dia berpindah haluan pada wanita lain.

Sampai saat ini jungwo belum pulang ke rumah nya padahal waktu sudah menunjukkan pukul 7 malem.

"Jungwo lo harus pulang kasian orang tua lo"

"Males" Jawab jungwo sambil memainkan gitar yang berada di atas sofa rumah jaemin.

"Jungwo lo gak boleh gitu. Orang tua lo ngelakuin itu pasti demi kebaikan lo juga"

"Orang tua gue egois. Cuma mentingin uang, harta."

"Gue paham"

Hening sesaat , hingga jungwo beranjak dari duduk nya dan mengambil jaket yang tergeletak di lantai begitu saja.

"Gue pulang dulu" Jaemin sumringah.

"Yaudah sono balik lo nyet. Jangan jadi anak durhaka"

"Lo lebih durhaka dari gue "

"Jangan salah senakal nakal nya gue , gue tetep patuh sama perintah orang tua gue gak kayak lu"

"Serah lu. Byee monyet peliharaan guee"

"Setan!"

Sesampainya di rumah jungwo langsung di sambut dengan pertanyaan ibu nya.

"Jungwo kamu dari mana aja. Mama nyariin kamu. Kelulusan kamu gimana? Mama udah pilihin baju pernikahan kamu sama woomi"

"Aku gak lulus ma harus sekolah satu tahun lagi. Jadi aku gak bakal nikah" Jawab jungwo asal kemudian meninggalkan ibu nya .

"Jungwo!" Jungwo tidak mendengar dengan apa yang ibu nya katakan. Seakan akan telinga nya menjadi tuli.

Dddrrrtttttt

"Halo"

"Jungwo Besok jadi kan ?"

"Kemana?"

"Loh kamu belum di kasih tau ya sama mama kamu, besok kan kita mau booking tempat sama nyari gaun pernikahan buat aku"

"Gak bisa. Lo aja sendiri"

"Gak bisa harus sama kamu. Kan biar di cocokin juga sama jas yang entar mau kamu pake"

"Ribet banget sih anjing! Gak usah bawa bawa gue! Kalo mau nikah ya nikah aja tapi jangan sama gue!"

Bip

Jungwo mematikan saluran telpon.

"Sial! arghh!" Kesal jungwo sambil melemparkan hp nya ke kasur dan mengacak rambut nya kasar.

"Kalo gue pergi dari dunia ini mungkin semuanya bakalan beres" Kata jungwo lalu berjalan mendekati piring yang berisi buah buahan yang di samping nya tergeletak sebuah pisau.

"JUNGWO?!"









______________

Ceritanya makin sini makin ngaler ngidul dah perasaan :'v

Friend And Secret |Kim Jungwoo |END✔Where stories live. Discover now